Mencurigakan, Google Maps Sensor Pulau Nuklir yang Terlarang bagi Pengujung

Kamis, 30 September 2021 - 14:24 WIB
loading...
Mencurigakan, Google Maps Sensor Pulau Nuklir yang Terlarang bagi Pengujung
Pulau Mururoa, yang jadi lokasi 181 uji coba bom nuklir Prancis di masa lalu, disensor Google Maps. Foto/Google Maps
A A A
MURUROA - Ada yang mencurigakan dari gambar pulau tropis terpencil ini karena disensor Google Maps. Pernah jadi lokasi 181 uji coba bom nuklir , pulau Mururoa milik Prancis ini dijuluki sebagai "Pulau Nuklir".

Citra satelit yang disediakan oleh layanan peta digital menunjukkan sisi kiri Mururoa di Polinesia Prancis, tetapi mengaburkan separuh lainnya.



Citra satelit menunjukkan ada gumpalan kebiruan yang mengaburkan apa pun yang ada di bawahnya.

Moruroa adalah atol kecil di selatan Samudra Pasifik.

Tidak jelas mengapa sebagian besar pulau itu disensor, tetapi beberapa orang menduga itu terkait dengan sejarah uji coba bom nuklir pulau tersebut.

Prancis melakukan uji coba nuklir yang signifikan di atol itu antara tahun 1966 hingga 1996—dengan sebanyak 181 uji coba dilakukan selama periode itu.

Pulau misterius dilarang dikunjungi oleh siapa pun.

Beberapa ledakan uji coba bom nuklir di pulau itu dilaporkan 200 kali dari kekuatan bom yang dijatuhkan di kota Hiroshima, Jepang, pada tahun 1945.

Sebuah studi oleh Greenpeace, yang dikutip news.com.au, Kamis (30/9/2021), menemukan bahwa uji coba bom nuklir di pulau misterius itu mencemari air hingga di wilayah Peru dan Selandia Baru, dengan tingkat radiasi 12 milirem.

Dengan temuan studi itu, tidak mengherankan jika pulau tersebut terlarang bagi pengunjung.



Tes bom nuklir di situs tersebut dihentikan pada tahun 1996 setelah presiden Prancis saat itu Jacques Chirac memerintahkan pembongkaran fasilitas tes nuklir.

Chirac saat itu mengatakan dalam siaran langsung di radio: "Keamanan negara kita dan anak-anak kita terjamin".

Karena masalah keamanan, pulau itu masih dijaga oleh pasukan Prancis—yang dapat menjelaskan mengapa itu diburamkan oleh Google.

Pada tahun 2018, pemerintah Prancis meminta Google untuk menarik semua gambar penjara Prancis dan situs sensitif lainnya dari internet.

Perintah itu menyusul pelarian diri narapidana yang berani dari penjara dekat Paris yang melibatkan helikopter.

Narapidana kasus pembunuhan, Redoine Faid, dan antek-anteknya diperkirakan menggunakan Google Maps untuk mencari tahu tata letak penjara Reau.
(min)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1741 seconds (0.1#10.140)