Iran pada AS: Berhenti Gunakan Intimidasi, Dengarkan Rakyat Anda!
loading...
A
A
A
TEHERAN - Iran mendesak Amerika Serikat (AS) untuk berhenti menggunakan kekuatan berlebih dalam menghadapi para demonstran. Teheran menuturkan,Washingtonn harusnya mendengarkan aspirasi rakyat mereka, dibanding dengan terus melakukan intimidasi.
"Gagal menepati janjinya untuk menghentikan pemborosan uang pada petualangan asing dan terlibat dalam krisis Covid-19 yang dibuatnya sendiri, rezim AS sekarang mempekerjakan tentara, "anjing ganas dan senjata" untuk mengintimidasi para pengunjuk rasa," kata Kementerian Luar Negeri Iran.
"Sebagai gantinya, AS harus mendengarkan masyarakatnya dan mengubah kebijakannya yang korup," sambungnya dalam sebuah pernyataan di akun Twitternya, seperti dilansir PressTV pada Senin (1/6/2020).
Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri Iran mengecam pembunuhan George Floyd. Kementerian Luar Negeri Iran menyebut pembunuhan tragis terhadap orang kulit hitam dan diskriminasi rasial yang mematikan di AS.
Sementara itu, Mantan Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad mengatakan, pembunuhan Floyd adalah sesuatu yang menganggu dan mengecewakan, dan ini adalah hasil dari tatanan dunia yang ada saat ini.
"Skema kekuatan dunia adalah untuk menyebabkan perpecahan agar semua masyarakat di bawah kendali. Pembunuhan George Floyd sangat mengganggu dan mengecewakan, dan adalah hasil dari tatanan dunia saat ini yang harus kita satukan," ucapnya.
Di akhir kicauannya, Ahmadinejad mengambil lirik Tupac dari lagunya yang berjudul Changes yang berbunyi "Pull the trigger, kill a Nigga, he's a hero". Namun, pernyataan Ahmadinejad tersebut mengundang kontroversi karena penggunaan kata-kata "nigga" di dalamnya, yang berarti negro. Kata-kata tersebut dianggap rasis, terutama jika diucapkan bukan oleh orang Afrika-Amerika.
"Gagal menepati janjinya untuk menghentikan pemborosan uang pada petualangan asing dan terlibat dalam krisis Covid-19 yang dibuatnya sendiri, rezim AS sekarang mempekerjakan tentara, "anjing ganas dan senjata" untuk mengintimidasi para pengunjuk rasa," kata Kementerian Luar Negeri Iran.
"Sebagai gantinya, AS harus mendengarkan masyarakatnya dan mengubah kebijakannya yang korup," sambungnya dalam sebuah pernyataan di akun Twitternya, seperti dilansir PressTV pada Senin (1/6/2020).
Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri Iran mengecam pembunuhan George Floyd. Kementerian Luar Negeri Iran menyebut pembunuhan tragis terhadap orang kulit hitam dan diskriminasi rasial yang mematikan di AS.
Sementara itu, Mantan Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad mengatakan, pembunuhan Floyd adalah sesuatu yang menganggu dan mengecewakan, dan ini adalah hasil dari tatanan dunia yang ada saat ini.
"Skema kekuatan dunia adalah untuk menyebabkan perpecahan agar semua masyarakat di bawah kendali. Pembunuhan George Floyd sangat mengganggu dan mengecewakan, dan adalah hasil dari tatanan dunia saat ini yang harus kita satukan," ucapnya.
Di akhir kicauannya, Ahmadinejad mengambil lirik Tupac dari lagunya yang berjudul Changes yang berbunyi "Pull the trigger, kill a Nigga, he's a hero". Namun, pernyataan Ahmadinejad tersebut mengundang kontroversi karena penggunaan kata-kata "nigga" di dalamnya, yang berarti negro. Kata-kata tersebut dianggap rasis, terutama jika diucapkan bukan oleh orang Afrika-Amerika.
(esn)