Skyfall, Rudal Berhulu Ledak Nuklir Terbaru Rusia yang Bikin AS Ketar-ketir

Kamis, 23 September 2021 - 21:15 WIB
loading...
Skyfall, Rudal Berhulu Ledak Nuklir Terbaru Rusia yang Bikin AS Ketar-ketir
Rudal jelajah bertenaga nuklir terbaru Rusia, Burevestnik. FOTO/en.topwar.ru
A A A
MOSKOW - Rusia dilaporkan tengah bersiap untuk menguji rudal jelajah bertenaga nuklir terbarunya, Burevestnik, yang dijuluki Skyfall oleh Amerika Serikat (AS). Rudal dengan hulu ledak nuklir ini diklaim mampu mengelilingi bumi selama berbulan-bulan dalam mode patroli. Burevestnik adalah rudal jelajah yang ditenagai oleh mesin nuklir terintegrasi yang diluncurkan pada 2018.

“Rudal ini memiliki reaktor atom yang memungkinkannya untuk tetap berada di langit selama berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun, sampai saatnya tiba untuk mengubah komponen nuklir,” ucap Ivan Konovalov, pakar militer dan direktur pengembangan Yayasan Promosi Teknologi Abad Ke-21.



“Rute penerbangannya yang tidak dapat diprediksi membuat rudal ini menjadi senjata yang (sangat) efektif, karena tidak ada militer asing yang dapat memprediksi waktunya beralih dari berpatroli menjadi menyerang,” sambungnya, seperti dilansir Russia Beyond The Headlines, Rabu (22/9).

Rudal tersebut mampu terbang di sekitar Samudra Atlantik Utara, di sekitar Kutub Utara, atau melintasi Rusia dan kembali kapanpun diperlukan. Setelah mendapatkan koordinat target dari komando militer, rudal disebut itu akan terbang menyasar target dengan kecepatan hipersonik yakni sekitar 2.500 km/jam.

Menurut Konovalov, daya tembak Skyfall sebanding dengan bom nuklir yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki pada Perang Dunia II. “Saya pikir rudal itu tidak akan berpatroli di wilayah Rusia sepanjang waktu, tetapi akan bersiaga di langit dengan mode waspada dan digunakan sebagai sarana pencegahan nuklir,” ujar Konovalov.



Menurutnya, Skyfall akan memiliki hulu ledak atom dan akan digunakan bersama senjata triad nuklir lainnya, yakni kapal selam nuklir, rudal balistik antarbenua dan bomber strategis.

Dmitry Safonov, pakar dan pemimpin redaksi majalah Independent Military Review, mengatakan, saat ini tidak ada senjata asing yang menyerupai rudal tersebut. Tetapi, pada masa mendatang, Amerika akan membuat sesuatu yang serupa.

Pemerintah AS telah mengadopsi program modernisasi senjata nuklir baru senilai USD 1,2 triliun untuk mengejar ketinggalan dengan Rusia dalam pengembangan senjata nuklir. Menurutnya, Rusia mulai memodernisasi persenjataan nuklirnya sepuluh tahun yang lalu dan, oleh karena itu, sudah menuai hasil atas pengembangan senjata mematikan itu.



“Kami menginvestasikan USD150 miliar (10 kali lebih sedikit daripada program baru AS) ke dalam pengembangan sarana pencegahan nuklir era baru. Amerika tidak menganggap serius rencana dan ilmuwan kami 10 tahun yang lalu dan sekarang mereka harus mengejar kami dalam teknologi ini. Ketika (mereka menciptakan senjatanya sendiri), kami sudah selesai menguji senjata kami dan akan mengadopsinya ke dalam militer,” kata Safonov.

Saat ini, Rusia memiliki berbagai sistem senjata nuklir modern, mulai drone nuklir bawah air nirawak Poseidon yang dapat “tidur” di dasar lautan, rudal balistik antarbenua Sarmat dan Avangard yang baru, serta Burevestnik atau Skyfall.

“Komando militer Rusia memperkirakan bahwa Amerika akan meluncurkan analog teknologi kami pada tahun-tahun mendatang. Kami tidak meremehkan ilmuwan, teknologi, dan potensi militer mereka. Mereka akan segera menyusul kami dan menunjukkan kemampuan kompleks industri militer mereka,” ucap Safonov.
(esn)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1390 seconds (0.1#10.140)