Kisah Pasang Surut Kehidupan Ariel Sharon, Manusia Kejam dan Rasis
loading...
A
A
A
TEL AVIV - Ariel Sharon adalah mantan Perdana Menteri Israel . Ia dikenal sebagai manusia yang rasis dan kejam di daerah Timur Tengah . Bukan tanpa alasan predikat itu melekat pada dirinya. Sharon dituding sebagai aktor yang berada di balik serangkaian pembunuhan massal. Kisah pasang surut kehidupan Ariel Sharon banyak diungkap berbagai catatan.
Aksi sadis yang dilakukan oleh Sharon ini dimulai saat Ia menembak penduduk Palestina di Qibya. Akibat aksi brutal di tahun 1953 ini, sebanyak 69 orang tewas. Dunia pun mengecam kebrutalan pemerintahan Sharon.
Baca Juga: Mantan PM Israel, Ariel Sharon tutup usia
Nama Sharon tentunya sangat membekas di benak warga Palestina. Khalil Al Hayya yang merupakan pemimpin Hamas di Jalur Gaza bahkan menyebutnya sebagai penyebab kehancuran beberapa generasi di Palestina.
Khalil juga mengatakan bahwa ia dan masyarakat Palestina mengingat Sharon sebagai pembunuh, penghancur, dan penyebab penderitaan beberapa generasi di Palestina. Bahkan, akibat pembantaian 1982 pada pengungsi Lebanon menyebabkan Sharon mendapat julukan Jagal di Beirut oleh jutaan manusia.
Mantan perdana Menteri yang juga disebut sebagai The Buldozer itu wafat pada 11 Januari 2014 di usianya yang ke 85 tahun karena gagal jantung. Sebelumnya, ia sempat koma selama delapan tahun. Hasil pemeriksaan laboratorium juga menunjukkan adanya tanda infeksi darah yang parah. Organ lainnya juga mengalami kemerosotan fungsi yang menyebabkan sulitnya upaya penyembuhannya.
Baca Juga: Palestina: Ariel Sharon adalah kriminal
Penderitaan Sharon dimulai saat ia melakukan pembedahan akibat luka membusuk. Operasi dilakukan oleh para dokter untuk menyambung bagian ususnya yang telah terinfeksi dan membusuk. Tujuan dari operasi ini adalah untuk mencegah infeksi menyebar ke bagian tubuhnya yang lain. Namun, penyumbatan justru terjadi di otaknya yang menyebabkan kerusakan di sekujur tubuh bahkan hingga mengalami pembusukkan, namun ia masih hidup.
Pada 4 Januari 2006, Sharon mengalami stroke dan kemudian di rawat di Rumah Sakit Hadassah Ein Kerem. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengobati Sharon, termasuk dengan berpindah-pindah rumah sakit. Sejak saat itu, Sharon mengalami koma selama delapan tahun.
Baca Juga: Ada warga Israel yang rayakan kematian Sharon
Tubuhnya tidak berdaya jika tidak mendapat sokongan berbagai jenis alat medis. Kedua matanya dalam keadaan terus terbuka. Foto terakhir Sharon berhasil diambil oleh media pada tahun 2006 silam, saat ia sedang terbaring setengah duduk dalam keadaan sadar. Setelah itu, tidak ada yang memiliki fotonya, karena keluarga sengaja menutup rapat-rapat informasi mengenai Sharon.
Masyarakat Palestina yang masih mengingat perlakuan kejam Sharon senang saat mendengar kabar ini. Di permukiman warga Palestina di Jalur Gaza, warga berkumpul dan merayakan kepergiannya. Penderitaan dan kematiannya dirasa kurang cukup, hingga warga Palestina berdoa agar Sharon memperoleh hukuman setimpal dari Tuhan atas kejahatannya kepada Palestina.
*diolah dari berbagai sumber
Aksi sadis yang dilakukan oleh Sharon ini dimulai saat Ia menembak penduduk Palestina di Qibya. Akibat aksi brutal di tahun 1953 ini, sebanyak 69 orang tewas. Dunia pun mengecam kebrutalan pemerintahan Sharon.
Baca Juga: Mantan PM Israel, Ariel Sharon tutup usia
Nama Sharon tentunya sangat membekas di benak warga Palestina. Khalil Al Hayya yang merupakan pemimpin Hamas di Jalur Gaza bahkan menyebutnya sebagai penyebab kehancuran beberapa generasi di Palestina.
Khalil juga mengatakan bahwa ia dan masyarakat Palestina mengingat Sharon sebagai pembunuh, penghancur, dan penyebab penderitaan beberapa generasi di Palestina. Bahkan, akibat pembantaian 1982 pada pengungsi Lebanon menyebabkan Sharon mendapat julukan Jagal di Beirut oleh jutaan manusia.
Mantan perdana Menteri yang juga disebut sebagai The Buldozer itu wafat pada 11 Januari 2014 di usianya yang ke 85 tahun karena gagal jantung. Sebelumnya, ia sempat koma selama delapan tahun. Hasil pemeriksaan laboratorium juga menunjukkan adanya tanda infeksi darah yang parah. Organ lainnya juga mengalami kemerosotan fungsi yang menyebabkan sulitnya upaya penyembuhannya.
Baca Juga: Palestina: Ariel Sharon adalah kriminal
Penderitaan Sharon dimulai saat ia melakukan pembedahan akibat luka membusuk. Operasi dilakukan oleh para dokter untuk menyambung bagian ususnya yang telah terinfeksi dan membusuk. Tujuan dari operasi ini adalah untuk mencegah infeksi menyebar ke bagian tubuhnya yang lain. Namun, penyumbatan justru terjadi di otaknya yang menyebabkan kerusakan di sekujur tubuh bahkan hingga mengalami pembusukkan, namun ia masih hidup.
Pada 4 Januari 2006, Sharon mengalami stroke dan kemudian di rawat di Rumah Sakit Hadassah Ein Kerem. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengobati Sharon, termasuk dengan berpindah-pindah rumah sakit. Sejak saat itu, Sharon mengalami koma selama delapan tahun.
Baca Juga: Ada warga Israel yang rayakan kematian Sharon
Tubuhnya tidak berdaya jika tidak mendapat sokongan berbagai jenis alat medis. Kedua matanya dalam keadaan terus terbuka. Foto terakhir Sharon berhasil diambil oleh media pada tahun 2006 silam, saat ia sedang terbaring setengah duduk dalam keadaan sadar. Setelah itu, tidak ada yang memiliki fotonya, karena keluarga sengaja menutup rapat-rapat informasi mengenai Sharon.
Masyarakat Palestina yang masih mengingat perlakuan kejam Sharon senang saat mendengar kabar ini. Di permukiman warga Palestina di Jalur Gaza, warga berkumpul dan merayakan kepergiannya. Penderitaan dan kematiannya dirasa kurang cukup, hingga warga Palestina berdoa agar Sharon memperoleh hukuman setimpal dari Tuhan atas kejahatannya kepada Palestina.
*diolah dari berbagai sumber
(esn)