Menlu Sebut Pandemi COVID-19 Picu Diskriminasi Bentuk Baru

Kamis, 23 September 2021 - 11:21 WIB
loading...
Menlu Sebut Pandemi...
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. Foto/Kemlu RI
A A A
JAKARTA - Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengatakan bahwa pandemi COVID-19 telah menghadapkan dunia pada bentuk-bentuk baru ketidaksetaraan dan diskriminasi . Hal itu dapat dilihat dari tidak meratanya penyebaran vaksin COVID-19 ke seluruh dunia.

"Hampir 6 miliar dosis vaksin telah diberikan secara global, tetapi hanya sekitar 2% yang telah diberikan di Afrika, dibandingkan dengan hampir 80% di negara-negara berpenghasilan tinggi dan menengah ke atas," kata Retno dalam Deklarasi dan Program Aksi Durban (DDPA) yang diadakan disela-sela Sidang Umum PBB .

"Ini menunjukkan ketidaksetaraan yang mendalam dalam respons pandemi kami," sambungnya seperti dikutip dari situs Kementerian Luar Negeri, Kamis (23/9/2021).



Menurut Retno, diskriminasi terhadap jenis vaksin tertentu juga telah memperlebar jurang ketidaksetaraan dan menciptakan pemulihan yang tidak merata.

"Pada saat kritis ini, persamaan dan kesetaraan vaksin adalah ujian moral terbesar di hadapan komunitas global," ujar Retno.

"Sejalan dengan seruan DDPA untuk kesetaraan dan non-diskriminasi, kita harus memastikan bahwa semua orang, di mana pun, dapat divaksinasi lebih cepat daripada nanti," imbuhnya.

Retno juga mengimbau negara-negara di dunia menunjukkan solidaritasnya di masa pandemi ini. Menurutnya, tindakan sepihak tidak akan membantu sama sekali.



"Tidak ada satu negara pun yang dapat menghadapi pandemi sendirian. Saatnya mengesampingkan perbedaan kita dan memfokuskan energi kita untuk mengatasi pandemi bersama," tegasnya.

Dikatakan juga oleh Retno bahwa selama pandemi telah terjadi tren misinformasi yang mengkhwatirkan, menunjukkan kebingungan dan kebencian di masyarkat. Hal ini jika dibiarkan akan mengganggu persatuan dan melemahkan respons terhadap pandemi.

"Kerja sama internasional yang kuat diperlukan untuk memberikan informasi yang akurat tepat waktu dan mencegah kesalahan informasi," ujarnya.

(ian)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2389 seconds (0.1#10.140)