Ini 4 Presiden Paling Korup di Dunia
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Korupsi adalah salah satu kejahatan paling serius di belahan dunia manapun. Korupsi terjadi di negara berkembang hingga negara maju. Pelakunya pun bisa berasal dari berbagai kalangan, bahkan bisa dilakukan oleh pemimpin sebuah negara.
Dengan status pemimpin negara, tentu skala korupsi yang dilakukan akan sangat masif. Selain masif, kekuasaan yang dimiliki membuat aktivitas korupsi tersebut bisa berlangsung hingga hitungan dekade. Melansir dari Forbes, berikut 4 presiden paling korup di dunia.
1.Ferdinand Marcos
Ferdinand Marcos adalah Presiden Filipina dari tahun 1972 hingga 1986. Dia adalah Presiden Filipina pertama yang terpilih untuk menjabat selama dua masa bakti berturut-turut secara penuh.
Pada tahun 1972, Marcos mendirikan rezim otoriter yang memperbolehkannya tetap berkuasa hingga rezim tersebut dihapus pada 1981, dengan menggunakan hukum darurat militer sebagai alat untuk menekan oposisi.
Marcos akhirnya diturunkan dari jabatannya sebagai presiden dalam Revolusi EDSA, sebuah revolusi yang damai di bawah pimpinan Corazon Aquino, janda Benigno Aquino, pada tahun 1986.
Bersama dengan istrinya, Imelda, Marcos melarikan diri ke Hawaii. Di sana ia dituduh menggelapkan uang negara dan pinjaman dari luar negeri untuk kepentingannya dan kroni-kroninya dan ditemukan bersalah. Dia diprediksi menggelapkan uang antara USD 5 miliar hingga USD 10 miliar.
Marcos meninggal dunia di Honolulu pada tahun 1989 akibat penyakit ginjal, jantung dan paru-paru.
2.Mobutu Sese Seko
Dengan status pemimpin negara, tentu skala korupsi yang dilakukan akan sangat masif. Selain masif, kekuasaan yang dimiliki membuat aktivitas korupsi tersebut bisa berlangsung hingga hitungan dekade. Melansir dari Forbes, berikut 4 presiden paling korup di dunia.
1.Ferdinand Marcos
Ferdinand Marcos adalah Presiden Filipina dari tahun 1972 hingga 1986. Dia adalah Presiden Filipina pertama yang terpilih untuk menjabat selama dua masa bakti berturut-turut secara penuh.
Pada tahun 1972, Marcos mendirikan rezim otoriter yang memperbolehkannya tetap berkuasa hingga rezim tersebut dihapus pada 1981, dengan menggunakan hukum darurat militer sebagai alat untuk menekan oposisi.
Marcos akhirnya diturunkan dari jabatannya sebagai presiden dalam Revolusi EDSA, sebuah revolusi yang damai di bawah pimpinan Corazon Aquino, janda Benigno Aquino, pada tahun 1986.
Bersama dengan istrinya, Imelda, Marcos melarikan diri ke Hawaii. Di sana ia dituduh menggelapkan uang negara dan pinjaman dari luar negeri untuk kepentingannya dan kroni-kroninya dan ditemukan bersalah. Dia diprediksi menggelapkan uang antara USD 5 miliar hingga USD 10 miliar.
Marcos meninggal dunia di Honolulu pada tahun 1989 akibat penyakit ginjal, jantung dan paru-paru.
2.Mobutu Sese Seko