Tolak Perang, Biden Berjanji Akan Memulai Diplomasi Tanpa Henti
loading...
A
A
A
Tetapi Biden menjelaskan bahwa penarikan dari Afghanistan juga merupakan masalah mengalihkan perhatian dan sumber daya ke timur jauh. “Poros ke Asia” yang telah lama digembar-gemborkan dalam kebijakan luar negeri AS ini telah dipercepat di bawah kepresidenan Biden. Hal ini terlihat di Gedung Putih sebagai keharusan untuk menahan dan bersaing dengan China, persaingan yang hanya ditangani oleh Biden secara tidak langsung.
“Amerika Serikat akan bersaing dan akan bersaing dengan penuh semangat dan memimpin dengan nilai-nilai dan kekuatan kami,” ujarnya.
“Kami akan membela sekutu dan teman-teman kami, dan menentang upaya negara-negara yang lebih kuat untuk mendominasi negara-negara yang lebih lemah melalui perubahan wilayah dengan kekerasan, pemaksaan ekonomi...eksploitasi atau disinformasi. Tapi kami tidak mencari – saya akan mengatakannya lagi – kami tidak mencari perang dingin baru atau dunia yang terbagi menjadi blok-blok kaku," tegasnya.
“Kekuatan militer AS harus menjadi alat pilihan terakhir kami, bukan yang pertama kami,” tambah presiden.
“Itu (militer) tidak boleh digunakan sebagai jawaban untuk setiap masalah yang kita lihat di seluruh dunia. Memang, hari ini banyak dari keprihatinan terbesar kita tidak dapat diselesaikan atau bahkan diatasi melalui kekuatan senjata,” ucapnya.
Sebagai contoh, Biden mencontohkan: “Bom dan peluru tidak dapat bertahan melawan COVID-19.”
Ketika dunia berduka atas 4,5 juta orang yang tewas sejauh ini dalam pandemi, Biden menyerukan tindakan kolektif ilmu pengetahuan dan kemauan politik.
“Kita perlu bertindak sekarang untuk mendapatkan vaksin secepat mungkin,” seru Biden.
Dia mengatakan AS telah mengirimkan lebih dari 160 juta dosis vaksin COVID-19 ke luar negeri, dan menginvestasikan USD15 miliar dalam mekanisme respons pandemi global.
“Amerika Serikat akan bersaing dan akan bersaing dengan penuh semangat dan memimpin dengan nilai-nilai dan kekuatan kami,” ujarnya.
“Kami akan membela sekutu dan teman-teman kami, dan menentang upaya negara-negara yang lebih kuat untuk mendominasi negara-negara yang lebih lemah melalui perubahan wilayah dengan kekerasan, pemaksaan ekonomi...eksploitasi atau disinformasi. Tapi kami tidak mencari – saya akan mengatakannya lagi – kami tidak mencari perang dingin baru atau dunia yang terbagi menjadi blok-blok kaku," tegasnya.
“Kekuatan militer AS harus menjadi alat pilihan terakhir kami, bukan yang pertama kami,” tambah presiden.
“Itu (militer) tidak boleh digunakan sebagai jawaban untuk setiap masalah yang kita lihat di seluruh dunia. Memang, hari ini banyak dari keprihatinan terbesar kita tidak dapat diselesaikan atau bahkan diatasi melalui kekuatan senjata,” ucapnya.
Sebagai contoh, Biden mencontohkan: “Bom dan peluru tidak dapat bertahan melawan COVID-19.”
Ketika dunia berduka atas 4,5 juta orang yang tewas sejauh ini dalam pandemi, Biden menyerukan tindakan kolektif ilmu pengetahuan dan kemauan politik.
“Kita perlu bertindak sekarang untuk mendapatkan vaksin secepat mungkin,” seru Biden.
Dia mengatakan AS telah mengirimkan lebih dari 160 juta dosis vaksin COVID-19 ke luar negeri, dan menginvestasikan USD15 miliar dalam mekanisme respons pandemi global.