Buku Saku Polisi Moral Taliban: Batasi Wanita, Jenggot Panjang, Pakai Kekuatan
loading...
A
A
A
“Jika orang itu masih melanjutkan (perilaku menyinggung), dan ini dapat menyebabkan banyak masalah, maka Anda dapat menghentikannya dengan tangan Anda,” papar pedoman baru itu.
Taliban berjanji melindungi hak-hak perempuan. Namun, buku aturan tersebut menyatakan perempuan hanya diperbolehkan meninggalkan rumah mereka jika ditemani wali laki-laki. Kontak perempuan dengan laki-laki juga harus dibatasi pada keluarga dekat.
“Anda harus dengan sabar mencegah wanita pergi ke luar tanpa jilbab, dan tanpa wali laki-laki yang menemaninya,” papar buku saku itu.
Aturan memerintahkan shalat wajib dilakukan lima kali sehari dan memiliki ketentuan tentang panjang janggut untuk pria.
“Beberapa orang berpikir kami ekstremis, tetapi kami tidak seperti itu. Islam adalah agama yang moderat, tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit, semuanya baik-baik saja,” ujar Shebani kepada The Guardian dalam wawancara eksklusif.
“Kami ingin memberi tahu semua orang terlebih dahulu tentang prinsip-prinsipnya. Ada beberapa hal kecil yang tidak kami tanggapi, karena kami tidak ingin orang panik atau merasa negatif,” ungkap dia.
“Tidak akan ada patroli … kami ingin menekankan bahwa kami tidak akan memasuki rumah orang, atau tempat mereka berkumpul dan kami tidak akan menggunakan kekerasan,” tutur Shebani.
Menurut buku pedoman polisi moral Taliban, orang-orang Kementerian dilarang memasuki rumah bahkan jika aturan dilanggar.
“Jika ada suara musik, televisi, sistem stereo, keluar dari rumah, itu harus dicegah. Tapi jangan masuk ke rumah untuk melakukannya,” papar pedoman itu.
Taliban berjanji melindungi hak-hak perempuan. Namun, buku aturan tersebut menyatakan perempuan hanya diperbolehkan meninggalkan rumah mereka jika ditemani wali laki-laki. Kontak perempuan dengan laki-laki juga harus dibatasi pada keluarga dekat.
“Anda harus dengan sabar mencegah wanita pergi ke luar tanpa jilbab, dan tanpa wali laki-laki yang menemaninya,” papar buku saku itu.
Aturan memerintahkan shalat wajib dilakukan lima kali sehari dan memiliki ketentuan tentang panjang janggut untuk pria.
“Beberapa orang berpikir kami ekstremis, tetapi kami tidak seperti itu. Islam adalah agama yang moderat, tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit, semuanya baik-baik saja,” ujar Shebani kepada The Guardian dalam wawancara eksklusif.
“Kami ingin memberi tahu semua orang terlebih dahulu tentang prinsip-prinsipnya. Ada beberapa hal kecil yang tidak kami tanggapi, karena kami tidak ingin orang panik atau merasa negatif,” ungkap dia.
“Tidak akan ada patroli … kami ingin menekankan bahwa kami tidak akan memasuki rumah orang, atau tempat mereka berkumpul dan kami tidak akan menggunakan kekerasan,” tutur Shebani.
Menurut buku pedoman polisi moral Taliban, orang-orang Kementerian dilarang memasuki rumah bahkan jika aturan dilanggar.
“Jika ada suara musik, televisi, sistem stereo, keluar dari rumah, itu harus dicegah. Tapi jangan masuk ke rumah untuk melakukannya,” papar pedoman itu.
(sya)