Sempat Membantah, AS Akhirnya Akui Serangan Drone di Kabul Tewaskan Warga Sipil

Sabtu, 18 September 2021 - 05:18 WIB
loading...
A A A
Pejabat AS itu mengatakan bahwa menjelang serangan, AS memiliki setidaknya 60 laporan intelijen yang berbeda tentang aliran ancaman terhadap pasukan AS di Bandara Internasional Hamid Karzai.

Sementara itu terkait temuan ini, seorang pejabat mengatakan bahwa Presiden AS Joe Biden telah diberitahukan.

Sedangkan Ketua Kepala Staf Gabungan Jenderal Mark Milley merilis pernyataan dan menyebutnya sebagai "tragedi yang mengerikan."

"Dalam lingkungan ancaman tinggi yang dinamis, komandan di lapangan memiliki otoritas yang tepat dan memiliki kepastian yang masuk akal bahwa target itu valid, tetapi setelah analisis pasca-serangan yang lebih dalam, kesimpulan kami adalah bahwa warga sipil tak berdosa tewas," kata Milley dalam pernyataannya.

"Ini adalah tragedi perang yang mengerikan dan memilukan hati dan kami berkomitmen untuk sepenuhnya transparan tentang insiden ini," tambahnya.

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin juga meminta maaf atas serangan tersebut dalam sebuah pernyataan, dan menyampaikan belasungkawa kepada keluarga Zamarai Ahmadi, pengemudi mobil yang menjadi sasaran serangan tersebut.

“Kami sekarang tahu bahwa tidak ada hubungan antara Ahmadi dan ISIS-Khorasan, bahwa kegiatannya pada hari itu sama sekali tidak berbahaya dan sama sekali tidak terkait dengan ancaman yang kami yakini akan kami hadapi, dan bahwa Ahmadi korban yang sama tidak bersalahnya dengan korban lainnya yang terbunuh secara tragis,” katanya.



Austin mengatakan dia mengarahkan peninjauan menyeluruh dari penyelidikan yang dilakukan oleh Komando Pusat dan informasi yang membuat militer AS melakukan itu.

Austin mengatakan militer, ketika memiliki alasan untuk percaya telah mengambil nyawa yang tidak bersalah, selidiki dan, jika benar, akui.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1320 seconds (0.1#10.140)