Aktivis Anti Vaksin Israel Meninggal karena COVID-19

Selasa, 14 September 2021 - 19:59 WIB
loading...
A A A


Kondisi Shaulian terus memburuk di hari-hari berikutnya. Postingan terakhirnya pada hari Sabtu hanya berupa teks karena dia sudah tidak dapat berbicara dan merespons orang lain.

Aktivis itu bertahan sampai akhir, menulis: “Green Pass tidak akan diterima di Israel. Tidak ada hubungannya dengan virus Corona. Tidak ada hubungannya dengan vaksin. Ini ada hubungannya dengan paksaan.”

Namun, dia tidak mengulangi klaim keracunannya dalam pesan itu.

Berita kematian Shaulian membuat sedih dan marah para pengikutnya di media sosial, banyak di antaranya mendukung teori pembunuhan, menyalahkan polisi dan bahkan dinas rahasia Shin Bet Israel atas "kejahatan" itu.

Pengikutnya yang lain lebih jauh mengatakan bahwa aktivis itu meninggal karena dia tidak diberi perawatan yang layak di rumah sakit karena pandangannya.



Sedangkan respons dari kubu yang bersebrangan bersikeras bahwa apa yang terjadi pada Shaulian adalah peringatan bagi semua pihak yang skeptis terhadap virus Corona dan menunjukkan bahaya menolak vaksin serta saran kesehatan dari pihak berwenang.

Tidak ada reaksi resmi dari polisi Yerusalem atas tuduhan peracunan Shaulian.

Israel telah melakukan salah satu program imunisasi terbesar di dunia, memvaksinasi penuh lebih dari 60% populasinya dengan suntikan Pfizer dan telah memberikan suntikan ketiga – booster – kepada sekitar 2,8 juta orang. Namun, sebagian besar masyarakat, termasuk banyak orang Arab dan Yahudi Ortodoks, masih menahan diri untuk tidak disuntik, dengan anti-vaksin mengadakan protes rutin dan secara aktif menggunakan media sosial untuk mempertanyakan kebijakan pemerintah.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1216 seconds (0.1#10.140)