Para Kontraktor Zona Perang Untung Besar setelah Serangan Teror 9/11

Selasa, 14 September 2021 - 12:37 WIB
loading...
Para Kontraktor Zona...
Menara kedua World Trade Center meledak setelah ditabrak pesawat di New York, 11 September 2001. Foto/REUTERS/Sara K Schwittek
A A A
WASHINGTON - Pentagon menghabiskan hingga USD7 triliun (Rp99.762 triliun) untuk para kontraktor yang "mengambil keuntungan dari kondisi masa perang" setelah serangan teror 9/11.

“Angka tersebut mewakili sebanyak setengah dari pengeluaran Departemen Pertahanan AS senilai USD14 triliun sejak perang di Afghanistan dimulai pada 2001 dan Perang Melawan Teror menjadi global,” ungkap hasil studi Proyek Biaya Perang Universitas Brown yang dirilis pada Senin (13/9/2021).

Penelitian itu menemukan, “Para kontraktor menggunakan ketergesaan militer untuk membebani pemerintah atau terlibat dalam penipuan langsung di tengah permintaan Pentagon untuk bantuan cepat dan pengawasan yang kurang ketat."



Hingga sepertiga dari pengeluaran yang diberikan kepada para kontraktor hanya diberikan kepada lima perusahaan yakni Lockheed Martin, Boeing, General Dynamics, Raytheon, dan Northrop Grumman.



“Lockheed Martin sendiri menerima USD75 miliar pada tahun fiskal 2020, yang lebih dari 150% dari anggaran Departemen Luar Negeri (Deplu) dan Badan Pembangunan Internasional AS (USAID) sebesar USD44 miliar untuk tahun itu,” papar hasil studi tersebut.



Dengan AS menyelesaikan penarikan pasukannya dari Afghanistan bulan lalu, dan mencoba mengubah postur militernya menjauh dari Perang Melawan Teror, ada alasan baru yang sudah ada untuk melanjutkan pengeluaran yang sangat besar.

“Ketika AS mengurangi ukuran jejak militernya di Irak dan Afghanistan, perkiraan berlebihan tentang tantangan militer yang ditimbulkan oleh China telah menjadi alasan pilihan baru dalam argumen untuk menjaga anggaran Pentagon pada tingkat historis yang tinggi,” ungkap studi tersebut.

Studi itu memperingatkan, "Para kontraktor militer akan terus mendapat untung dari pengeluaran yang meningkat ini."

Itu artinya, apapun kondisi yang terjadi, para kontraktor militer tetap meraup untung besar dari anggaran pemerintah AS.
(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Elon Musk ingin Trump...
Elon Musk ingin Trump Batalkan Tarif, Apa Alasannya?
Bersama Netanyahu, Trump...
Bersama Netanyahu, Trump Sebut Gaza Real Estat Luar Biasa dan Properti Tepi Laut
Netanyahu Melobi AS...
Netanyahu Melobi AS agar Tidak Jual Jet Tempur F-35 ke Turki
Oman bisa Jadi Penengah...
Oman bisa Jadi Penengah Perundingan Nuklir Baru Iran dan AS
Ini Tuntutan Masa Demonstran...
Ini Tuntutan Masa Demonstran Amerika, Banyak Kebijakan Partai Republik Diprotes
3 Tuntutan Masa Demonstran...
3 Tuntutan Masa Demonstran AS, Salah Satunya Menentang Tindakan Sewenang-wenang Trump
Mengejutkan, Miliarder...
Mengejutkan, Miliarder AS Bill Ackman Desak Trump Hentikan Perang Nuklir Ekonomi di Setiap Negara
Misi Pencarian Baru...
Misi Pencarian Baru MH370 Ditangguhkan Hanya Beberapa Hari Setelah Dimulai
Wapres AS JD Vance Dirujak...
Wapres AS JD Vance Dirujak Netizen gara-gara Sebut Orang China Buruh Tani
Rekomendasi
Bosan dengan FYP TikTok?...
Bosan dengan FYP TikTok? Ini Dia Cara Ampuh Reset dan Temukan Konten Baru yang Lebih Seru!
Prabowo Bertemu Megawati...
Prabowo Bertemu Megawati Empat Mata, Dasco: Saya Dengar Lebih Banyak Ketawanya
Jokowi Digugat Calon...
Jokowi Digugat Calon Pembeli Mobil Esemka
Berita Terkini
Mufti Besar Mesir Menolak...
Mufti Besar Mesir Menolak Fatwa Jihad Melawan Israel, Apa Alasannya?
1 jam yang lalu
Elon Musk ingin Trump...
Elon Musk ingin Trump Batalkan Tarif, Apa Alasannya?
3 jam yang lalu
Bersama Netanyahu, Trump...
Bersama Netanyahu, Trump Sebut Gaza Real Estat Luar Biasa dan Properti Tepi Laut
4 jam yang lalu
9 Istri Para Pemimpin...
9 Istri Para Pemimpin Timur Tengah: Seperti Apa Penampilan Mereka dan Siapa Saja?
5 jam yang lalu
Netanyahu Melobi AS...
Netanyahu Melobi AS agar Tidak Jual Jet Tempur F-35 ke Turki
6 jam yang lalu
Oman bisa Jadi Penengah...
Oman bisa Jadi Penengah Perundingan Nuklir Baru Iran dan AS
9 jam yang lalu
Infografis
Empat Indikator Uni...
Empat Indikator Uni Eropa Bersiap untuk Perang Besar
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved