Pangeran Faisal: Dokumen Tunjukkan Arab Saudi Tak Terlibat Serangan 9/11
loading...
A
A
A
RIYADH - Pangeran Faisal bin Farhan, Menteri Luar Negeri Arab Saudi , mengatakan dokumen yang baru dirilis FBI menunjukkan Saudi tak terlibat serangan 11 September 2001 atau 9/11 di Amerika Serikat (AS).
“Kami telah, selama lebih dari satu dekade, menganjurkan perilisan dokumen apa pun yang terkait dengan hari tragis itu, dengan keyakinan penuh bahwa pengungkapan data apa pun dalam dokumen itu akan sepenuhnya menunjukkan bahwa tidak ada keterlibatan Kerajaan Arab Saudi dalam tindakan dan cara apa pun," kata Pangeran Faisal dalam konferensi pers dengan rekannya dari Austria pada hari Minggu.
Faisal mengatakan Kerajaan mendukung perilisan dokumen tambahan penyelidikan serangan 9/11.
“Kami telah, selama beberapa dekade, menjadi mitra kunci dalam perang global melawan terorisme dan kami akan terus melakukannya. Perilisan dokumen-dokumen ini sama sekali tidak memengaruhi hal itu,” ujarnya, seperti dilansir Al Arabiya, Senin (13/9/2021).
Menteri Luar Negeri Saudi itu mengatakan bahwa ekstremisme dan terorisme masih menjadi ancaman bagi keamanan global.
“Kita, sebagai komunitas global, harus terus bekerja sama untuk menghadapi ancaman itu karena itu adalah ancaman yang berkembang dan tanpa kerja sama global, tanpa bekerja sama, kita tidak akan dapat memastikan bahwa ancaman itu tetap terkendali dan diperhitungkan," ujarnya.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Austria Alexander Schallenberg mengatakan Arab Saudi memiliki peran penting dalam keamanan dan stabilitas kawasan.
“Di Yaman, kami telah menyerukan proposal untuk gencatan senjata komprehensif di Yaman dan sebagai bagian dari itu juga jalan menuju dialog politik dan proses politik yang akan mengakhiri konflik itu,” kata Pangeran Faisal.
“Sayangnya, sejauh ini milisi Houthi belum menyetujui proposal itu,” imbuh dia.
Milisi pemberontak Houthi, kata Faisal, terus melakukan serangan di kota-kota Yaman termasuk Marib, sebuah kota dengan lebih dari satu juta orang telantar di dalam negeri (IDP) di samping jutaan warga sipil yang sudah tinggal di sana, menempatkan kehidupan sipil dalam risiko konstan.
"Houthi tampaknya menginginkan solusi militer, mereka juga tentu saja terus menyerang target di dalam Kerajaan,” paparnya, merujuk pada serangan mereka baru-baru ini di Arab Saudi, termasuk bandara sipil di Abha yang melukai beberapa karyawan, dan upaya untuk menyerang kota Dammam.
"Semua ini menunjukkan bahwa Houthi belum memutuskan untuk menempatkan kepentingan Yaman dan rakyat Yaman di atas kepentingan sempit mereka sendiri dan kepentingan sponsor utama mereka; Iran," katanya.
"Kami akan terus mendorong penerimaan gencatan senjata komprehensif ini dan inisiasi proses politik komprehensif di Yaman.”
“Kami telah, selama lebih dari satu dekade, menganjurkan perilisan dokumen apa pun yang terkait dengan hari tragis itu, dengan keyakinan penuh bahwa pengungkapan data apa pun dalam dokumen itu akan sepenuhnya menunjukkan bahwa tidak ada keterlibatan Kerajaan Arab Saudi dalam tindakan dan cara apa pun," kata Pangeran Faisal dalam konferensi pers dengan rekannya dari Austria pada hari Minggu.
Faisal mengatakan Kerajaan mendukung perilisan dokumen tambahan penyelidikan serangan 9/11.
“Kami telah, selama beberapa dekade, menjadi mitra kunci dalam perang global melawan terorisme dan kami akan terus melakukannya. Perilisan dokumen-dokumen ini sama sekali tidak memengaruhi hal itu,” ujarnya, seperti dilansir Al Arabiya, Senin (13/9/2021).
Menteri Luar Negeri Saudi itu mengatakan bahwa ekstremisme dan terorisme masih menjadi ancaman bagi keamanan global.
“Kita, sebagai komunitas global, harus terus bekerja sama untuk menghadapi ancaman itu karena itu adalah ancaman yang berkembang dan tanpa kerja sama global, tanpa bekerja sama, kita tidak akan dapat memastikan bahwa ancaman itu tetap terkendali dan diperhitungkan," ujarnya.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Austria Alexander Schallenberg mengatakan Arab Saudi memiliki peran penting dalam keamanan dan stabilitas kawasan.
“Di Yaman, kami telah menyerukan proposal untuk gencatan senjata komprehensif di Yaman dan sebagai bagian dari itu juga jalan menuju dialog politik dan proses politik yang akan mengakhiri konflik itu,” kata Pangeran Faisal.
“Sayangnya, sejauh ini milisi Houthi belum menyetujui proposal itu,” imbuh dia.
Milisi pemberontak Houthi, kata Faisal, terus melakukan serangan di kota-kota Yaman termasuk Marib, sebuah kota dengan lebih dari satu juta orang telantar di dalam negeri (IDP) di samping jutaan warga sipil yang sudah tinggal di sana, menempatkan kehidupan sipil dalam risiko konstan.
"Houthi tampaknya menginginkan solusi militer, mereka juga tentu saja terus menyerang target di dalam Kerajaan,” paparnya, merujuk pada serangan mereka baru-baru ini di Arab Saudi, termasuk bandara sipil di Abha yang melukai beberapa karyawan, dan upaya untuk menyerang kota Dammam.
"Semua ini menunjukkan bahwa Houthi belum memutuskan untuk menempatkan kepentingan Yaman dan rakyat Yaman di atas kepentingan sempit mereka sendiri dan kepentingan sponsor utama mereka; Iran," katanya.
"Kami akan terus mendorong penerimaan gencatan senjata komprehensif ini dan inisiasi proses politik komprehensif di Yaman.”
(min)