Eks Presiden Rusia: Peringatan 9/11 Saatnya Merefleksikan Kegagalan Perang Melawan Teror AS

Minggu, 12 September 2021 - 07:30 WIB
loading...
Eks Presiden Rusia:...
Seorang wanita meletakkan bunga di Peringatan 9/11 pada peringatan 20 tahun serangan 11 September di Manhattan, New York City. Foto/Al Jazeera
A A A
MOSKOW - Peringatan serangan teroris 9/11 harus memusatkan pikiran pada kegagalan intervensi Amerika Serikat (AS) di Afghanistan untuk mengalahkan terorisme , tujuan yang membutuhkan seluruh komunitas internasional. Hal itu diungkapkan mantan presiden Rusia Dmitry Medvedev.

Dia menggambarkan kampanye yang dipimpin AS di Afghanistan mengikuti prinsip "darah ganti darah" yang didukung oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa di mana selama lebih dari 20 tahun USD1,5 triliun "dikubur" di negara itu dalam pengeluaran yang sama sekali tidak ada gunanya.

Dalam opininya untuk Gazyeta.ru, presiden Rusia dari 2008 hingga 2012 itu mengatakan AS tidak mencapai tujuan utama yang diumumkan Presiden George W. Bush setelah serangan 11 September yaitu untuk mengalahkan terorisme di Afghanistan.

"Karena banyak kesalahan perhitungan Amerika Serikat, termasuk dalam kebijakan Timur Tengahnya, teroris terus beroperasi di wilayah negara itu," katanya, mencatat ancaman khusus militan Negara Islam di wilayah tersebut dan lebih jauh lagi.

Medvedev, juga mantan perdana menteri yang sekarang menjabat sebagai wakil ketua Dewan Keamanan Rusia, mengatakan bahwa Washington telah bersusah payah untuk menggambarkan keluarnya AS bulan lalu sebagai sesuatu yang sukarela karena pemerintahan Biden ingin menyelamatkan reputasi dan kredibilitas NATO.



"Pemerintah AS menolak untuk mengakui kekalahan. Sebaliknya, ia mulai menggunakan formula 'kami tidak diusir, kami pergi atas kemauan kami sendiri,'" katanya seperti dikutip dari Newsweek, Minggu (12/9/2021).

Dia merujuk pada komentar Presiden Joe Biden bahwa penarikan itu hanya berarti akhir dari kampanye Afghanistan, tetapi juga mengakhiri era operasi militer besar untuk membentuk kembali negara-negara lain.

Dalam pandangan Medvedev, kata-kata Biden adalah pengakuan terbuka oleh Washington atas runtuhnya strategi untuk menegaskan kehadiran militer-politiknya di mana-mana.

"Semua upaya pembangunan militer AS di Afghanistan benar-benar berubah menjadi debu dalam semalam," tambahnya.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Rusia Mencap Menlu Pertamanya...
Rusia Mencap Menlu Pertamanya Agen Asing karena Mengkritik Keras Putin dan Perang Ukraina
Whistleblower: Zuckerberg...
Whistleblower: Zuckerberg Bermitra dengan China, Partai Komunis Bisa Akses Data Pengguna Meta
Pria AS yang Namakan...
Pria AS yang Namakan Dirinya Tuan Setan Didakwa Hendak Bunuh Presiden Donald Trump
NATO Dituduh Akan Luncurkan...
NATO Dituduh Akan Luncurkan Perang Dunia III Melawan Rusia dari Rumania
Mengapa 6 Pesawat Pengebom...
Mengapa 6 Pesawat Pengebom Nuklir B-2 Amerika Serikat Muncul di Pulau Terpencil?
Hari Ini AS-Iran Mulai...
Hari Ini AS-Iran Mulai Berunding: Capai Kesepakatan atau Perang!
Siapa Siddharth Nandyala?...
Siapa Siddharth Nandyala? Bocah 14 Tahun yang Mampu Membuat Aplikasi AI untuk Mendeteksi Penyakit Jantung
36 Serangan Udara Israel...
36 Serangan Udara Israel Hantam Gaza, Seluruh Korbannya Wanita dan Anak-Anak
Awas! Saudi Akan Deportasi...
Awas! Saudi Akan Deportasi atau Penjarakan Jemaah Umrah yang Belum Keluar setelah 29 April
Rekomendasi
Siang Ini Cahaya Hati...
Siang Ini Cahaya Hati Indonesa Adab Menjaga Lisan Pukul 12.00 WIB hanya di iNews
Profil Edy Meiyanto,...
Profil Edy Meiyanto, Guru Besar Farmasi UGM yang Dipecat karena Kasus Asusila
Inspiratif! UMKM Songket...
Inspiratif! UMKM Songket Binaan BRI Ukir Prestasi di Pasar Global
Berita Terkini
PM Kanada Komentari...
PM Kanada Komentari Genosida Gaza oleh Israel, Netanyahu Marah
59 menit yang lalu
China Bangun Jembatan...
China Bangun Jembatan Tertinggi di Dunia, Bakal Pangkas Waktu Tempuh dari 1 Jam Menjadi 1 Menit
1 jam yang lalu
Rusia Mencap Menlu Pertamanya...
Rusia Mencap Menlu Pertamanya Agen Asing karena Mengkritik Keras Putin dan Perang Ukraina
3 jam yang lalu
10 Orang Sekeluarga,...
10 Orang Sekeluarga, Termasuk 7 Anak, Tewas Dibom Israel di Gaza
4 jam yang lalu
Whistleblower: Zuckerberg...
Whistleblower: Zuckerberg Bermitra dengan China, Partai Komunis Bisa Akses Data Pengguna Meta
4 jam yang lalu
Dua Turis China Berhubungan...
Dua Turis China Berhubungan Intim di Trotoar Thailand pada Siang Bolong, Orang-orang Terkejut
5 jam yang lalu
Infografis
Jerman Khawatir Bom...
Jerman Khawatir Bom Nuklir AS Tak Bela NATO saat Perang Lawan Rusia
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved