Burqa Laris Manis di Afghanistan setelah Taliban Menang Perang

Jum'at, 03 September 2021 - 23:00 WIB
loading...
Burqa Laris Manis di Afghanistan setelah Taliban Menang Perang
Pasukan Taliban memblokir jalan saat seorang wanita memakai Burqa melintas di Kabul, Afghanistan, 27 Agustus 2021. Foto/REUTERS
A A A
KABUL - Seorang penjual burqa Afghanistan mengakui penjualan burqa meningkat sejak Taliban mengambil alih negara itu.

“Pada pemerintahan sebelumnya, saya mengenakan jilbab atau pakaian lain yang sesuai,” ujar Nadia, pelanggan di toko yang menjual burqa.

“Sekarang saya ingin membeli burqa karena setelah kedatangan Taliban, mereka mengatakan wanita harus menjaga cadar,” ujar dia.



Burqa menutupi seluruh tubuh, dengan kain jala di bagian mata untuk melihat.



Taliban yang merebut Kabul dan mengakhiri perang 20 tahun mencoba menghadirkan wajah yang lebih moderat kepada dunia sejak mereka menyingkirkan pemerintah yang didukung Amerika Serikat (AS) dan kembali berkuasa bulan lalu.



Taliban berjanji melindungi hak asasi manusia dan menahan diri dari pembalasan terhadap musuh lama.

Penguasa Taliban Afghanistan mengatakan pada Rabu bahwa mereka berencana mengumumkan pemerintah baru dalam "hari-hari mendatang".

Saat ini ekonomi Afghanistan tertatih-tatih di ambang kehancuran, lebih dari dua pekan setelah Taliban merebut Kabul dan mengakhiri perang 20 tahun.

“Laporan mengerikan telah muncul bahwa Taliban sangat membatasi hak-hak perempuan dan anak perempuan Afghanistan,” ujar Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres ketika Taliban mulai mengambil alih berbagai wilayah negara itu.

"Saya... sangat terganggu dengan indikasi awal bahwa Taliban memberlakukan pembatasan ketat terhadap hak asasi manusia di wilayah yang mereka kuasai, terutama yang menargetkan perempuan dan jurnalis," papar Guterres kepada wartawan.

“Sangat mengerikan dan memilukan melihat laporan tentang hak-hak yang diperoleh dengan susah payah dari gadis-gadis dan wanita Afghanistan yang direnggut,” ujar dia.

Pada Kamis (2/9), para perempuan di provinsi Herat Afghanistan berunjuk rasa, menuntut hak-hak dasar bagi perempuan dan anak perempuan, termasuk hak untuk bekerja dan mendapatkan pendidikan.

Sementara itu di Kabul, para pembela hak-hak perempuan Afghanistan dan aktivis sipil berunjuk rasa di depan istana kepresidenan untuk meminta Taliban membela hak bekerja dan pendidikan wanita.
(sya)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1054 seconds (0.1#10.140)