Penelitian Ungkap Ganja Digunakan dalam Ibadah Yahudi Kuno Israel
loading...
A
A
A
TEL ARAD - Sebuah penelitian mengungkap ganja dan kemenyan digunakan orang Yahudi Israel kuno saat menjalankan ritual keagamaan. Keduanya ditemukan di dalam dua altar kuil kuno di Tel Arad, Lembah Beersheba.
Kuil itu, yang dibangun sekitar 750 hingga 715 Sebelum Masehi (SM), telah dibangun kembali di Museum Israel di Yerusalem.
Menurut para peneliti dua altar batu kapur ditemukan berada di pintu masuk ke tempat suci. "Jelas, mereka (ganja dan kemenyan) telah memainkan peran penting dalam praktik pemujaan di kuil," kata tim peneliti dalam sebuah pernyataan.
“Bahan organik hitam yang dipadatkan yang tak teridentifikasi disimpan di permukaan altar. Analisis bahan-bahan ini di masa lalu gagal mengidentifikasi kontennya dan bahan gelap ini baru-baru ini diserahkan ke analisis residu organik dengan metode modern."
Analisis mengungkapkan bahwa pada altar yang lebih kecil, ganja dicampur dengan kotoran hewan untuk pemanasan. Altar yang lebih besar, kata para peneliti, berisi kemenyan yang dicampur dengan lemak hewani, yang menghasilkan penguapan.
Penelitian ini menyoroti praktik-praktik keagamaan di situs Alkitab kuno di Yehuda. "Ini adalah pertama kalinya bahwa ganja telah diidentifikasi di Ancient Near East," kata kata pemimpin laporan riset, Eran Arie dari Museum Israel di Yerusalem, seperti dikutip Fox News, Sabtu (30/5/2020).
"Penggunaannya di kuil memainkan peran sentral dalam ritual pemujaan yang dilakukan di sana," katanya. (Baca juga: Israel Siap Caplok Lembah Jordan, Orang Palestina Tak Diberi Kewarganegaraan )
Para ahli juga mencatat bahwa kemenyan berasal dari Arab, sehingga kehadirannya di kuil mencerminkan partisipasi Yehuda dalam perdagangan Arab Selatan. Penelitian ini telah dipublikasikan dalam jurnal Tel Aviv.
Dua altar kuno yang terdapat ganja dan kemenyan itu ditemukan pada tahun 1963.
Dalam penelitian sebelumnya terungkap bahwa beberapa budaya lain, seperti suku Gaddi di Himalaya, kerajaan Buganda di Afrika dan Tenetehara di Brasil, telah menggunakan ganja dalam upacara pemujaan. Beberapa suku juga menggunakan ganja untuk tujuan pengobatan.
Sebuah studi tahun 1993 tentang bahan-bahan pada sisa-sisa kerangka seorang perempuan remaja yang meninggal selama persalinan di sebuah gua kuno di Yerusalem menemukan ganja kemungkinan digunakan untuk mengurangi rasa sakit saat melahirkan.
Kuil itu, yang dibangun sekitar 750 hingga 715 Sebelum Masehi (SM), telah dibangun kembali di Museum Israel di Yerusalem.
Menurut para peneliti dua altar batu kapur ditemukan berada di pintu masuk ke tempat suci. "Jelas, mereka (ganja dan kemenyan) telah memainkan peran penting dalam praktik pemujaan di kuil," kata tim peneliti dalam sebuah pernyataan.
“Bahan organik hitam yang dipadatkan yang tak teridentifikasi disimpan di permukaan altar. Analisis bahan-bahan ini di masa lalu gagal mengidentifikasi kontennya dan bahan gelap ini baru-baru ini diserahkan ke analisis residu organik dengan metode modern."
Analisis mengungkapkan bahwa pada altar yang lebih kecil, ganja dicampur dengan kotoran hewan untuk pemanasan. Altar yang lebih besar, kata para peneliti, berisi kemenyan yang dicampur dengan lemak hewani, yang menghasilkan penguapan.
Penelitian ini menyoroti praktik-praktik keagamaan di situs Alkitab kuno di Yehuda. "Ini adalah pertama kalinya bahwa ganja telah diidentifikasi di Ancient Near East," kata kata pemimpin laporan riset, Eran Arie dari Museum Israel di Yerusalem, seperti dikutip Fox News, Sabtu (30/5/2020).
"Penggunaannya di kuil memainkan peran sentral dalam ritual pemujaan yang dilakukan di sana," katanya. (Baca juga: Israel Siap Caplok Lembah Jordan, Orang Palestina Tak Diberi Kewarganegaraan )
Para ahli juga mencatat bahwa kemenyan berasal dari Arab, sehingga kehadirannya di kuil mencerminkan partisipasi Yehuda dalam perdagangan Arab Selatan. Penelitian ini telah dipublikasikan dalam jurnal Tel Aviv.
Dua altar kuno yang terdapat ganja dan kemenyan itu ditemukan pada tahun 1963.
Dalam penelitian sebelumnya terungkap bahwa beberapa budaya lain, seperti suku Gaddi di Himalaya, kerajaan Buganda di Afrika dan Tenetehara di Brasil, telah menggunakan ganja dalam upacara pemujaan. Beberapa suku juga menggunakan ganja untuk tujuan pengobatan.
Sebuah studi tahun 1993 tentang bahan-bahan pada sisa-sisa kerangka seorang perempuan remaja yang meninggal selama persalinan di sebuah gua kuno di Yerusalem menemukan ganja kemungkinan digunakan untuk mengurangi rasa sakit saat melahirkan.
(min)