Viral, Video Anggota Taliban Gelantungan di Helikopter Black Hawk

Selasa, 31 Agustus 2021 - 18:44 WIB
loading...
Viral, Video Anggota Taliban Gelantungan di Helikopter Black Hawk
Video sosok yang diduga anggota Taliban bergelantungan di helikopter Black Hawk viral di jagad maya. Foto/Tangkapan layar/Twitter
A A A
KABUL - Sebuah video yang tampaknya menunjukkan anggota Taliban bergelantungan di helikopter Black Hawk yang dipasok Amerika Serikat (AS) selama "patroli" kota Kandahar, Afghanistan membuat heboh dunia maya. Video itu telah dilihat lebih dari dua juta kali oleh netizen.

Rekaman yang dibagikan oleh akun Twitter Talib Times, yang mengaku sebagai sumber berita resmi untuk Imarah Islam Afghanistan, pada hari Minggu menunjukkan seorang pria bergelantungan dari apa yang diyakini sebagai helikopter UH-60 Black Hawk.

"Angkatan Udara kami! Saat ini, helikopter angkatan udara Imarah Islam terbang di atas kota Kandahar dan berpatroli di kota itu," bunyi keterangan dari video tersebut seperti dikutip dari Newsweek, Selasa (31/8/2021).



Video, yang belum diverifikasi secara independen, telah dibagikan oleh beberapa pengguna media sosial lainnya.



Ketika Taliban mengambil kembali kekuasaan, mereka menyita ratusan senjata dan artileri yang dipasok Amerika ke tentara Afghanistan, termasuk helikopter Black Hawks dan kendaraan militer segala medan, Humvee.

Foto dan video media sosial menunjukkan para militan memamerkan peralatan militer sejak pertengahan Agustus. Pada hari Senin, sebanyak lima roket ditembakkan ke bandara tetapi dicegat oleh sistem pertahanan rudal, kata seorang pejabat AS kepada Reuters.

Pemerintah AS memberi tentara Nasional Afghanistan ribuan senjata dan peralatan militer selama konflik yang berlangsung bertahun-tahun. Sebuah laporan akuntabilitas pemerintah AS mengatakan bahwa antara tahun 2003 dan 2016, Amerika memberikan sejumlah besar perangkat keras militer pada pasukan Afghanistan yang berperang bersamanya, termasuk 358.530 senapan dari berbagai merek, lebih dari 64.000 senapan mesin, 25.327 peluncur granat, dan 22.174 Humvee.

Pada akhir Juni, Angkatan Udara Afghanistan sebelumnya mengoperasikan 167 pesawat, termasuk helikopter serang dan pesawat, menurut laporan Inspektur Jenderal Khusus untuk Rekonstruksi Afghanistan (Sigar) yang berbasis di AS.

Laporan itu menambahkan bahwa setidaknya 3.012 Humvee diberikan kepada Tentara Nasional Afghanistan antara Desember 2017 dan Juni 2021.



Rekaman itu dibagikan hanya sehari sebelum pasukan terakhir AS akan meninggalkan Afghanistan.

Pada hari Senin, perang dua dekade yang dipimpin AS secara resmi berakhir, ketika pesawat militer terakhir meninggalkan bandara internasional di Kabul yang dikuasai Taliban. Penerbangan evakuasi terakhir itu berlangsung di tengah transportasi udara yang kacau untuk mengangkut ke luar negeri warga Amerika dan warga Afghanistan yang bekerja sama dengan mereka selama perang.

Ketika pertama kali mengumumkan penarikan pasukan dari Afghanistan pada bulan April, Presiden AS Joe Biden berjanji pasukan Amerika akan meninggalkan negara itu pada 11 September, bertepatan dengan peringatan 20 tahun serangan yang direncanakan al-Qaeda terhadap Menara Kembar di New York City.

Serangan itu adalah alasan utama AS mengirim pasukan ke Afghanistan pada tahun 2001, dan mereka kemudian menggulingkan Taliban, yang menjadi sekutu kelompok militan al-Qaeda.

Keberangkatan militer Barat dari Afghanistan tidak berjalan sesuai rencana.

Ketika pasukan AS dan sekutu meninggalkan negara itu, Taliban dengan cepat merebut kekuasaan, merebut hampir semua provinsi strategis utama dalam hitungan minggu.

Ketika AS dan sekutunya bergegas untuk mengevakuasi warga dan warga Afghanistan yang bekerja dengan mereka tepat waktu untuk batas waktu 31 Agustus, seorang pembom bunuh diri pada hari Kamis meledakkan bahan peledak di dekat gerbang bandara Kabul, menewaskan 13 tentara Amerika dan sejumlah warga Afghanistan yang mencoba untuk melarikan diri dari Taliban.

Serangan itu diklaim dilakukan oleh ISIS-K, afiliasi ISIS yang berbasis di Afghanistan. Amerika Serikat kemudian menanggapi dengan serangan pesawat tak berawak terhadap target ISIS-K.

(ian)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1184 seconds (0.1#10.140)