Taliban Akui Punya 'Hubungan Baik' dengan Rusia dan China
loading...
A
A
A
KABUL - Taliban memiliki "hubungan baik" dengan Rusia dan China. Pernyataan itu diungkapkan juru bicara Taliban Muhammad Naeem.
Berbicara dalam wawancara dengan saluran televisi yang berbasis di Beirut, Al-Mayadeen, Muhammad Naeem mengklaim Taliban juga memiliki hubungan positif dengan tiga negara tetangga lainnya, yakni Pakistan, Iran dan Uzbekistan.
"China adalah tetangga kami, dan kami memiliki hubungan baik dengannya. Hal yang sama berlaku untuk Rusia," papar dia.
Rusia selama ini menetapkan Taliban sebagai organisasi teroris.
Naeem, yang bertindak sebagai juru bicara politik Taliban mengklaim, tidak seperti negara-negara Barat, kekuatan regional ini tidak peduli dengan naiknya Taliban ke tampuk kekuasaan Afghanistan.
Pada 15 Agustus, Taliban mengumumkan mereka telah mengambil alih Afghanistan. Taliban menyatakan telah mengambil alih seluruh negara, termasuk kota-kota besar dan pos pemeriksaan perbatasan.
Sejak itu, Moskow telah mendekati situasi itu secara berbeda dari kebanyakan negara Barat, dengan Presiden Rusia Vladimir Putin menyerukan dunia untuk bereaksi berdasarkan fakta.
Berbicara dalam wawancara dengan saluran televisi yang berbasis di Beirut, Al-Mayadeen, Muhammad Naeem mengklaim Taliban juga memiliki hubungan positif dengan tiga negara tetangga lainnya, yakni Pakistan, Iran dan Uzbekistan.
"China adalah tetangga kami, dan kami memiliki hubungan baik dengannya. Hal yang sama berlaku untuk Rusia," papar dia.
Rusia selama ini menetapkan Taliban sebagai organisasi teroris.
Naeem, yang bertindak sebagai juru bicara politik Taliban mengklaim, tidak seperti negara-negara Barat, kekuatan regional ini tidak peduli dengan naiknya Taliban ke tampuk kekuasaan Afghanistan.
Pada 15 Agustus, Taliban mengumumkan mereka telah mengambil alih Afghanistan. Taliban menyatakan telah mengambil alih seluruh negara, termasuk kota-kota besar dan pos pemeriksaan perbatasan.
Sejak itu, Moskow telah mendekati situasi itu secara berbeda dari kebanyakan negara Barat, dengan Presiden Rusia Vladimir Putin menyerukan dunia untuk bereaksi berdasarkan fakta.