Parahnya Biden, Tak Tahu Apa dan Berapa Senjata AS yang Dirampas Taliban
loading...
A
A
A
Surat dari Comer dan Grothman mengutip sebuah artikel yang diterbitkan oleh The Intercept pekan lalu yang mengatakan bahwa Taliban menyita Handheld Interagency Identity Detection Equipment, yang menyimpan data biometrik seperti pemindaian iris mata dan sidik jari dan dapat digunakan untuk mengakses database.
“Kemungkinan informasi ini akan digunakan untuk menyerang sekutu AS,” tulis kedua anggota Parlemen tersebut.
Pentagon tidak segera menanggapi permintaan komentar yang diajukan wartawan.
Amerika Serikat menghabiskan sekitar USD83 miliar untuk pelatihan dan memperlengkapi pasukan keamanan Afghanistan selama dua dekade terakhir.
Antara 2003 hingga 2016, Amerika Serikat mentransfer 75.898 kendaraan, 599.690 senjata, 162.643 peralatan komunikasi, 208 pesawat, dan 16.191 peralatan intelijen, pengawasan, dan pengintaian ke pasukan Afghanistan. Data ini bersumber dari laporan Kantor Akuntabilitas Pemerintah (GAO) AS 2017.
Dari 2017 hingga 2019, Amerika Serikat juga memberi pasukan Afghanistan 7.035 senapan mesin, 4.702 Humvee, 20.040 granat tangan, 2.520 bom dan 1.394 peluncur granat, di antara peralatan lainnya. Itu merupakan laporan tahun lalu dari Inspektur Jenderal Khusus untuk Rekonstruksi Afghanistan.
Comer dan Grothman meminta pertanggungjawaban penuh atas senjata-senjata itu, termasuk yang sudah dinonaktifkan atau tidak di darat pada 1 Mei. "Semua dokumen dan informasi mengenai upaya yang direncanakan atau saat ini untuk merebut kembali, menghancurkan, atau menonaktifkan peralatan militer..yang tetap beroperasi di Afghanistan," imbuh surat mereka.
Beberapa peralatan militer AS berhasil keluar dari negara itu sebelum pengambilalihan negara oleh Taliban.
Setidaknya 46 dari 211 pesawat yang dipasok AS sekarang berada di Uzbekistan setelah lebih dari 500 tentara Afghanistan menggunakannya untuk melarikan diri ketika pemerintah di Kabul runtuh.
“Kemungkinan informasi ini akan digunakan untuk menyerang sekutu AS,” tulis kedua anggota Parlemen tersebut.
Pentagon tidak segera menanggapi permintaan komentar yang diajukan wartawan.
Amerika Serikat menghabiskan sekitar USD83 miliar untuk pelatihan dan memperlengkapi pasukan keamanan Afghanistan selama dua dekade terakhir.
Antara 2003 hingga 2016, Amerika Serikat mentransfer 75.898 kendaraan, 599.690 senjata, 162.643 peralatan komunikasi, 208 pesawat, dan 16.191 peralatan intelijen, pengawasan, dan pengintaian ke pasukan Afghanistan. Data ini bersumber dari laporan Kantor Akuntabilitas Pemerintah (GAO) AS 2017.
Dari 2017 hingga 2019, Amerika Serikat juga memberi pasukan Afghanistan 7.035 senapan mesin, 4.702 Humvee, 20.040 granat tangan, 2.520 bom dan 1.394 peluncur granat, di antara peralatan lainnya. Itu merupakan laporan tahun lalu dari Inspektur Jenderal Khusus untuk Rekonstruksi Afghanistan.
Comer dan Grothman meminta pertanggungjawaban penuh atas senjata-senjata itu, termasuk yang sudah dinonaktifkan atau tidak di darat pada 1 Mei. "Semua dokumen dan informasi mengenai upaya yang direncanakan atau saat ini untuk merebut kembali, menghancurkan, atau menonaktifkan peralatan militer..yang tetap beroperasi di Afghanistan," imbuh surat mereka.
Beberapa peralatan militer AS berhasil keluar dari negara itu sebelum pengambilalihan negara oleh Taliban.
Setidaknya 46 dari 211 pesawat yang dipasok AS sekarang berada di Uzbekistan setelah lebih dari 500 tentara Afghanistan menggunakannya untuk melarikan diri ketika pemerintah di Kabul runtuh.