Viral, Eks Pasukan Khusus AS Ajari Presiden Atasi Krisis Afghanistan
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Seorang pensiunan Navy SEAL, pasukan khusus Angkatan Laut Amerika Serikat (AS), mem-posting video singkat tentang dirinya berpidato seolah-olah sebagai presiden. Dalam video yang viral, dia mengajarkan bagaimana seorang presiden Amerika mengatasi krisis Afghanistan saat ini.
Meski tak menyebut nama Presiden Joe Biden, aksi pensiunan Navy SEAL itu diduga sebagai sindiran keras untuk Biden yang selama berhari-hari menuai kecaman publik Amerika dan sekutu NATO-nya atas penarikan tentara Amerika yang kacau dari Afghanistan. Kekacauan terjadi setelah Taliban mengambil alih negara itu, namun banyak tentara dan warga AS belum rampung dievakuasi.
Jocko Willink, seorang pensiunan Navy SEAL, menggunakan Instagram untuk mem-posting video singkatnya pada hari Senin.
Video sindiran itu muncul ketika juru bicara Gedung Putih Jen Psaki tampak sangat kesal selama pressbriefing ketika dia ditanya tentang orang Amerika yang "terdampar" di Afghanistan. Psaki mengatakan tidak akurat untuk mengatakan mereka terdampar dan menegaskan kembali komitmen AS untuk membawa pulang setiap orang Amerika yang ingin pergi.
Willink muncul dalam video hitam-putih dengan T-shirt hitam dan potongan rambut pendek. Dia terdengar tegas dan berbicara dalam semburan kalimat deklaratif singkat. Dia menjelaskan dalam keterangan video bahwa itu adalah bagaimana dia akan mengatasi situasi ini kepada dunia.
Berpidato seolah-olah sebagai presiden Amerika, Willink mengakui bahwa dia membuat "kesalahan kritis" dalam meremehkan kemampuan Taliban. Dia kemudian mengatakan kesalahan ada pada dirinya sendiri. Dia selanjutnya mengakui bahwa sekutu Amerika dan Afghanistan terdampar, tetapi mengatakan mereka "tidak akan lama."
Dia menghabiskan sebagian besar pidatonya itu untuk membuktikan langkah-langkah yang akan dia ambil untuk memperbaiki masalah.
"Dalam 48 jam ke depan, Amerika akan menguasai sebagian besar bandara utama di Afghanistan," katanya.
"Setiap perlawanan yang kita temui dari Taliban atau sebaliknya—ketika kita merebut bandara-bandara ini—akan dihancurkan sepenuhnya dan tanpa ampun," ujarnya, seperti dikutip Fox News, Selasa (24/8/2021).
Dia mengatakan menguasai bandara-bandara Afghanistan akan memungkinkan pasukan AS untuk melakukan misi penyelamatan cepat di seluruh negeri.
"Setiap orang yang mengganggu operasi ini akan dibunuh," katanya.
Dia juga mengatakan akan memerintahkan pasukan untuk merebut kembali atau menghancurkan senjata dan peralatan yang ditinggalkan oleh pasukan Afghanistan yang melarikan diri.
"Setiap orang yang menggunakan, menjaga, atau berada di dekat senjata atau peralatan ini akan dibunuh," katanya lagi.
Dia mengatakan begitu warga Amerika dan Afghanistan diekstraksi dan senjata diambil atau dihancurkan, AS akan meninggalkan negara itu. Namun, lanjut pidatonya, dia berjanji untuk terus mengawasi kemungkinan kegiatan teroris atau pelanggaran hak asasi manusia dengan menggunakan teknologi pengawasan.
Dia lebih lanjut mengatakan AS akan mendukung pejuang kemerdekaan di negara itu melalui serangan udara dan dengan unit Pasukan Khusus.
Menurutnya, AS akan melanjutkan dukungan sampai musuh tidak lagi menjadi ancaman bagi Amerika atau "orang-orang baik Afghanistan."
Meski tak menyebut nama Presiden Joe Biden, aksi pensiunan Navy SEAL itu diduga sebagai sindiran keras untuk Biden yang selama berhari-hari menuai kecaman publik Amerika dan sekutu NATO-nya atas penarikan tentara Amerika yang kacau dari Afghanistan. Kekacauan terjadi setelah Taliban mengambil alih negara itu, namun banyak tentara dan warga AS belum rampung dievakuasi.
Jocko Willink, seorang pensiunan Navy SEAL, menggunakan Instagram untuk mem-posting video singkatnya pada hari Senin.
Video sindiran itu muncul ketika juru bicara Gedung Putih Jen Psaki tampak sangat kesal selama pressbriefing ketika dia ditanya tentang orang Amerika yang "terdampar" di Afghanistan. Psaki mengatakan tidak akurat untuk mengatakan mereka terdampar dan menegaskan kembali komitmen AS untuk membawa pulang setiap orang Amerika yang ingin pergi.
Willink muncul dalam video hitam-putih dengan T-shirt hitam dan potongan rambut pendek. Dia terdengar tegas dan berbicara dalam semburan kalimat deklaratif singkat. Dia menjelaskan dalam keterangan video bahwa itu adalah bagaimana dia akan mengatasi situasi ini kepada dunia.
Berpidato seolah-olah sebagai presiden Amerika, Willink mengakui bahwa dia membuat "kesalahan kritis" dalam meremehkan kemampuan Taliban. Dia kemudian mengatakan kesalahan ada pada dirinya sendiri. Dia selanjutnya mengakui bahwa sekutu Amerika dan Afghanistan terdampar, tetapi mengatakan mereka "tidak akan lama."
Dia menghabiskan sebagian besar pidatonya itu untuk membuktikan langkah-langkah yang akan dia ambil untuk memperbaiki masalah.
"Dalam 48 jam ke depan, Amerika akan menguasai sebagian besar bandara utama di Afghanistan," katanya.
"Setiap perlawanan yang kita temui dari Taliban atau sebaliknya—ketika kita merebut bandara-bandara ini—akan dihancurkan sepenuhnya dan tanpa ampun," ujarnya, seperti dikutip Fox News, Selasa (24/8/2021).
Dia mengatakan menguasai bandara-bandara Afghanistan akan memungkinkan pasukan AS untuk melakukan misi penyelamatan cepat di seluruh negeri.
"Setiap orang yang mengganggu operasi ini akan dibunuh," katanya.
Dia juga mengatakan akan memerintahkan pasukan untuk merebut kembali atau menghancurkan senjata dan peralatan yang ditinggalkan oleh pasukan Afghanistan yang melarikan diri.
"Setiap orang yang menggunakan, menjaga, atau berada di dekat senjata atau peralatan ini akan dibunuh," katanya lagi.
Dia mengatakan begitu warga Amerika dan Afghanistan diekstraksi dan senjata diambil atau dihancurkan, AS akan meninggalkan negara itu. Namun, lanjut pidatonya, dia berjanji untuk terus mengawasi kemungkinan kegiatan teroris atau pelanggaran hak asasi manusia dengan menggunakan teknologi pengawasan.
Dia lebih lanjut mengatakan AS akan mendukung pejuang kemerdekaan di negara itu melalui serangan udara dan dengan unit Pasukan Khusus.
Menurutnya, AS akan melanjutkan dukungan sampai musuh tidak lagi menjadi ancaman bagi Amerika atau "orang-orang baik Afghanistan."
(min)