Operasi Senyap Selamatkan 20 Tentara SAS dari Taliban di Kandahar
loading...
A
A
A
LONDON - Sekitar 20 tentara Special Air Service (SAS), pasukan khusus Angkatan Udara Inggris, terjebak di Kandahar, Afghanistan, setelah wilayah itu jatuh ke tangan Taliban .
Mereka ditinggalkan pasukan sahabat dari negara lain yang berjarak ratusan mil jauhnya ketika Kandahar jadi medan tempur pasukan khusus Afghanistan dengan Taliban pada pekan lalu.
Para personel SAS tak punya pilihan lain selain mengeluarkan permintaan tolong terakhir "SOS", kepada bos militer di Inggris untuk mengeluarkan mereka dari Kandahar.
Pengambilalihan Kandahar oleh Taliban memastikan operasi penyelamatan sekitar 20 tentara SAS itu menjadi lebih sulit. Sebab, para personel pasukan khusus itutidak dapat pergi melalui lapangan terbang Kandahar.
Lapangan terbang itu sebelumnya menampung sekitar 26.000 tentara internasional, tetapi sejak itu jatuh ke tangan Taliban.
Sebaliknya, SAS yang tetap menangkis serangan Taliban mengirim koordinat mereka dalam pesan kode ke markas pasukan khusus di Inggris.
Para prajurit SAS pada akhirnya diselamatkan dalam operasi yang diawasi oleh Sayap Penerbangan Pasukan Khusus Gabungan.
Anggota Skuadron 47 Angkatan Udara Kerajaan Inggris (RAF) tiba untuk mengeluarkan para personel SAS dari zona bahaya.
Seorang sumber militer Inggris mengatakan kepada MailOnline, Minggu (22/8/2021): “Itu adalah misi yang sangat sunyap."
“Kandahar telah jatuh ke tangan Taliban pada hari Jumat dan orang-orang itu berada di sana selama lima hari setelah itu," lanjut sumber tersebut tanpa memberi tahu titik lokasi pendaratan pesawat di Kandahar untuk mengangkut ke-20 tentara SAS.
“Musuh merajalela dan membunuh banyak Pasukan Khusus Afghanistan yang telah bekerja sama dengan SAS," ujarnya.
“Jadi itu adalah misi yang sangat mendesak."
“Kredit kepada awak Hercules dari Skuadron 47 karena mendaratkan pesawat di malam hari di medan yang kasar dan membawanya mengudara lagi dengan orang-orang dan peralatan mereka di atas pesawat," paparnya. "Itu textbook."
Operasi penyelamatan itu menggunakan pesawat RAF yang “sangat fleksibel” yang mulai beroperasi pada tahun 1999. Namun, pesawat itu tidak akan lagi digunakan oleh militer Inggris setelah reorganisasi Angkatan Udara yang akan datang.
Pada Kamis pagi pekan lalu, pesawat RAF itu kembali terlihat di pelacak penerbangan dalam perjalanan ke pangkalan udara militer internasional di Dubai.
Mereka ditinggalkan pasukan sahabat dari negara lain yang berjarak ratusan mil jauhnya ketika Kandahar jadi medan tempur pasukan khusus Afghanistan dengan Taliban pada pekan lalu.
Para personel SAS tak punya pilihan lain selain mengeluarkan permintaan tolong terakhir "SOS", kepada bos militer di Inggris untuk mengeluarkan mereka dari Kandahar.
Pengambilalihan Kandahar oleh Taliban memastikan operasi penyelamatan sekitar 20 tentara SAS itu menjadi lebih sulit. Sebab, para personel pasukan khusus itutidak dapat pergi melalui lapangan terbang Kandahar.
Lapangan terbang itu sebelumnya menampung sekitar 26.000 tentara internasional, tetapi sejak itu jatuh ke tangan Taliban.
Sebaliknya, SAS yang tetap menangkis serangan Taliban mengirim koordinat mereka dalam pesan kode ke markas pasukan khusus di Inggris.
Para prajurit SAS pada akhirnya diselamatkan dalam operasi yang diawasi oleh Sayap Penerbangan Pasukan Khusus Gabungan.
Anggota Skuadron 47 Angkatan Udara Kerajaan Inggris (RAF) tiba untuk mengeluarkan para personel SAS dari zona bahaya.
Seorang sumber militer Inggris mengatakan kepada MailOnline, Minggu (22/8/2021): “Itu adalah misi yang sangat sunyap."
“Kandahar telah jatuh ke tangan Taliban pada hari Jumat dan orang-orang itu berada di sana selama lima hari setelah itu," lanjut sumber tersebut tanpa memberi tahu titik lokasi pendaratan pesawat di Kandahar untuk mengangkut ke-20 tentara SAS.
“Musuh merajalela dan membunuh banyak Pasukan Khusus Afghanistan yang telah bekerja sama dengan SAS," ujarnya.
“Jadi itu adalah misi yang sangat mendesak."
“Kredit kepada awak Hercules dari Skuadron 47 karena mendaratkan pesawat di malam hari di medan yang kasar dan membawanya mengudara lagi dengan orang-orang dan peralatan mereka di atas pesawat," paparnya. "Itu textbook."
Operasi penyelamatan itu menggunakan pesawat RAF yang “sangat fleksibel” yang mulai beroperasi pada tahun 1999. Namun, pesawat itu tidak akan lagi digunakan oleh militer Inggris setelah reorganisasi Angkatan Udara yang akan datang.
Pada Kamis pagi pekan lalu, pesawat RAF itu kembali terlihat di pelacak penerbangan dalam perjalanan ke pangkalan udara militer internasional di Dubai.
(min)