Raja Malaysia Ingin Calon Perdana Menteri Baru Hadapi Voting di Parlemen
loading...

Para pemimpin oposisi Malaysia Anwar Ibrahim dan Lim Guan Eng meninggalkan Istana Nasional setelah bertemu Raja di Kuala Lumpur, Malaysia, 17 Agustus 2021. Foto/REUTERS
A
A
A
KUALA LUMPUR - Raja Malaysia Sultan Abdullah akan menunjuk perdana menteri (PM) baru sesegera mungkin tetapi orang yang ditunjuk harus menghadapi voting di parlemen untuk membuktikan mayoritasnya.
Pernyataan itu diungkapkan istana pada Rabu (18/8). Muhyiddin Yassin mengundurkan diri sebagai perdana menteri pada Senin setelah mengakui dia telah kehilangan mayoritas di parlemen tetapi tetap menjadi perdana menteri sementara sampai penggantinya ditunjuk oleh raja.
Dia tidak menghadapi voting mosi kepercayaan di parlemen dalam 17 bulan masa jabatannya meskipun ada seruan berulang kali untuk melakukannya.
Baca juga: Inilah Tujuh Calon Perdana Menteri Malaysia Baru, Para Senior Bertarung Lagi
Pengunduran diri tersebut telah memperdalam krisis politik selama berbulan-bulan ketika Malaysia bergulat dengan lonjakan COVID-19 dan kemerosotan ekonomi.
Baca juga: Pemimpin Chechnya: Seperti Osama, Taliban adalah Penipuan AS pada Muslim
Tidak ada partai politik yang memiliki suara mayoritas di parlemen, sehingga calon PM yang menang harus membentuk koalisi dengan partai-partai lain.
Baca juga: Perang AS di Afghanistan Belum Berakhir, Diubah Jadi Perang Drone ala Somalia
Raja Sultan Abdullah akan menunjuk seorang perdana menteri yang menurutnya dapat memimpin suara mayoritas.
Dia memberi waktu kepada anggota parlemen sampai jam 4 sore waktu setempat untuk menyerahkan nama satu calon yang mereka inginkan sebagai perdana menteri.
Pernyataan itu diungkapkan istana pada Rabu (18/8). Muhyiddin Yassin mengundurkan diri sebagai perdana menteri pada Senin setelah mengakui dia telah kehilangan mayoritas di parlemen tetapi tetap menjadi perdana menteri sementara sampai penggantinya ditunjuk oleh raja.
Dia tidak menghadapi voting mosi kepercayaan di parlemen dalam 17 bulan masa jabatannya meskipun ada seruan berulang kali untuk melakukannya.
Baca juga: Inilah Tujuh Calon Perdana Menteri Malaysia Baru, Para Senior Bertarung Lagi
Pengunduran diri tersebut telah memperdalam krisis politik selama berbulan-bulan ketika Malaysia bergulat dengan lonjakan COVID-19 dan kemerosotan ekonomi.
Baca juga: Pemimpin Chechnya: Seperti Osama, Taliban adalah Penipuan AS pada Muslim
Tidak ada partai politik yang memiliki suara mayoritas di parlemen, sehingga calon PM yang menang harus membentuk koalisi dengan partai-partai lain.
Baca juga: Perang AS di Afghanistan Belum Berakhir, Diubah Jadi Perang Drone ala Somalia
Raja Sultan Abdullah akan menunjuk seorang perdana menteri yang menurutnya dapat memimpin suara mayoritas.
Dia memberi waktu kepada anggota parlemen sampai jam 4 sore waktu setempat untuk menyerahkan nama satu calon yang mereka inginkan sebagai perdana menteri.
Lihat Juga :