Berkuasa, Taliban Bebaskan 5.000 Teroris ISIS dan al-Qaeda dari Penjara
loading...
A
A
A
KABUL - Kelompok Taliban membebaskan sekitar 5.000 anggota kelompok teroris ISIS dan al-Qaeda dari penjara Bagram. Penjara itu berada di kompleks pangkalan militer Amerika Serikat di Afghanistan , yang telah direbut kelompok tersebut.
Penjara Bagram dikenal sebagai Teluk Guantanamo-nya Afghanistan karena menjadi penjara bagi para teroris elite.
Kelompok Taliban, melalui seorang juru bicaranya yang dikutip The Times, Senin (16/8/2021), mengatakan ribuan tahanan itu sedang dievakuasi ke tempat yang aman.
Seorang pejabat Afghanistan yang dikutip oleh AP mengatakan bahwa pasukan Afghanistan telah menyerahkan Pangkalan Udara Bagram kepada Taliban.
Kepala Distrik Bagram Darwaish Raufi pada hari Minggu juga mengonfirmasi penyerahan pangkalan itu kepada para pemberontak bersenjata.
Kelompok Taliban telah mengeklaim kemenangan perang dengan mengumumkan perang Afghanistan telah berakhir. Klaim itu muncul tak lama setelah kelompok itu menduduki istana kepresidenan di Kabul pada Minggu petang.
Istana diduduki setelah Presiden Ashraf Ghani melarikan diri, yang laporkan menuju Tajikistan.
Juru bicara Taliban Mohammed Naeem mengatakan kepada Al Jazeera dari istana presiden pada Minggu malam bahwa perang di Afghanistan telah berakhir.
"[Kami] telah mencapai tujuan untuk mengamankan kebebasan negara kita dan kemerdekaan rakyat kami," katanya.
Presiden Ghani kemudian mem-posting di Facebook bahwa dia telah memilih untuk meninggalkan negara itu untuk mencegah pertumpahan darah di ibu kota, tanpa mengatakan ke mana dia pergi.
Ghani mengatakan dia percaya "patriot yang tak terhitung jumlahnya akan menjadi martir dan kota Kabul akan dihancurkan" jika dia tetap tinggal.
Dia juga mengakui kemenangan Taliban. “Taliban telah menang...dan sekarang bertanggung jawab atas kehormatan, properti, dan pemeliharaan diri warga negara mereka,” katanya.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan Inggris, Ben Wallace, kembali memperingatkan bahwa Afghanistan bisa menjadi negara gagal yang menampung para teroris saat mereka merencanakan serangan terhadap Barat.
“Saya benar-benar khawatir bahwa negara yang gagal adalah tempat berkembang biak bagi orang-orang seperti itu,” katanya kepada Sky News. “Al-Qaeda mungkin akan kembali," katanya lagi.
Penjara Bagram dikenal sebagai Teluk Guantanamo-nya Afghanistan karena menjadi penjara bagi para teroris elite.
Kelompok Taliban, melalui seorang juru bicaranya yang dikutip The Times, Senin (16/8/2021), mengatakan ribuan tahanan itu sedang dievakuasi ke tempat yang aman.
Seorang pejabat Afghanistan yang dikutip oleh AP mengatakan bahwa pasukan Afghanistan telah menyerahkan Pangkalan Udara Bagram kepada Taliban.
Kepala Distrik Bagram Darwaish Raufi pada hari Minggu juga mengonfirmasi penyerahan pangkalan itu kepada para pemberontak bersenjata.
Kelompok Taliban telah mengeklaim kemenangan perang dengan mengumumkan perang Afghanistan telah berakhir. Klaim itu muncul tak lama setelah kelompok itu menduduki istana kepresidenan di Kabul pada Minggu petang.
Istana diduduki setelah Presiden Ashraf Ghani melarikan diri, yang laporkan menuju Tajikistan.
Juru bicara Taliban Mohammed Naeem mengatakan kepada Al Jazeera dari istana presiden pada Minggu malam bahwa perang di Afghanistan telah berakhir.
"[Kami] telah mencapai tujuan untuk mengamankan kebebasan negara kita dan kemerdekaan rakyat kami," katanya.
Presiden Ghani kemudian mem-posting di Facebook bahwa dia telah memilih untuk meninggalkan negara itu untuk mencegah pertumpahan darah di ibu kota, tanpa mengatakan ke mana dia pergi.
Ghani mengatakan dia percaya "patriot yang tak terhitung jumlahnya akan menjadi martir dan kota Kabul akan dihancurkan" jika dia tetap tinggal.
Dia juga mengakui kemenangan Taliban. “Taliban telah menang...dan sekarang bertanggung jawab atas kehormatan, properti, dan pemeliharaan diri warga negara mereka,” katanya.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan Inggris, Ben Wallace, kembali memperingatkan bahwa Afghanistan bisa menjadi negara gagal yang menampung para teroris saat mereka merencanakan serangan terhadap Barat.
“Saya benar-benar khawatir bahwa negara yang gagal adalah tempat berkembang biak bagi orang-orang seperti itu,” katanya kepada Sky News. “Al-Qaeda mungkin akan kembali," katanya lagi.
(min)