Intelijen AS: Kabul Akan Jatuh ke Taliban dalam 90 Hari

Kamis, 12 Agustus 2021 - 12:22 WIB
loading...
A A A
"Ketakutannya adalah pelaku bom bunuh diri memasuki markas diplomatik untuk menakut-nakuti, menyerang, dan memastikan semua orang pergi secepat mungkin," katanya.



Kecepatan kemajuan Taliban telah mengejutkan pemerintah AS dan sekutunya. Kelompok itu—yang menguasai sebagian besar Afghanistan dari tahun 1996 hingga 2001, ketika digulingkan karena menyembunyikan pemimpin al-Qaeda Osama bin Laden setelah serangan 11 September 2001 di Amerika—ingin mengalahkan pemerintah yang didukung AS dan menerapkan kembali hukum Islam yang ketat versi mereka sendiri.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price mengatakan serangan-serangan Taliban bertentangan dengan semangat kesepakatan 2020.

"Taliban berkomitmen untuk melakukan pembicaraan tentang kesepakatan damai yang akan mengarah pada gencatan senjata permanen dan komprehensif," kata Price.

"Semua indikasi setidaknya menunjukkan bahwa Taliban malah mengejar kemenangan di medan perang," ujarnya.

“Menyerang ibu kota provinsi dan menargetkan warga sipil tidak sesuai dengan semangat kesepakatan,” katanya.

PBB mengatakan lebih dari 1.000 warga sipil telah tewas dalam sebulan terakhir, dan Komite Internasional Palang Merah mengatakan bahwa sejak 1 Agustus sekitar 4.042 orang yang terluka telah dirawat di 15 fasilitas kesehatan.

Taliban membantah menargetkan atau membunuh warga sipil dan menyerukan penyelidikan independen.

"Kelompok ini tidak menargetkan warga sipil atau rumah mereka di wilayah mana pun, melainkan operasi telah dilakukan dengan sangat presisi dan hati-hati," kata juru bicara Taliban, Suhail Shaheen, dalam sebuah pernyataan kemarin.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0996 seconds (0.1#10.140)