Laporan PBB Soal Perubahan Iklim Nyalakan Kode Merah untuk Kemanusiaan

Selasa, 10 Agustus 2021 - 05:01 WIB
loading...
Laporan PBB Soal Perubahan Iklim Nyalakan Kode Merah untuk Kemanusiaan
Petugas pemadam mengamati kebakaran di California, Amerika Serikat, pada 2020. Foto/REUTERS
A A A
NEW YORK - Aktivitas manusia mengubah iklim dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya dan terkadang tidak dapat diubah.

Peringatan itu diungkapkan dalam laporan ilmiah utama Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Studi penting itu memperingatkan gelombang panas yang semakin ekstrem, kekeringan dan banjir, serta batas suhu utama yang dilanggar hanya dalam satu dekade.



“Laporan itu adalah kode merah untuk kemanusiaan," ungkap Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Antonio Guterres.



Tetapi para ilmuwan mengatakan bencana dapat dihindari jika dunia bertindak cepat. Ada harapan bahwa pengurangan emisi gas rumah kaca dapat menstabilkan kenaikan suhu.



Menggemakan temuan para ilmuwan, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan, "Jika kita menggabungkan kekuatan sekarang, kita dapat mencegah bencana iklim.”

“Tetapi, seperti yang dijelaskan oleh laporan hari ini, tidak ada waktu untuk penundaan dan tidak ada ruang untuk alasan. Saya mengandalkan para pemimpin pemerintahan dan semua pemangku kepentingan untuk memastikan COP26 sukses," papar dia.

Penilaian yang jujur tentang masa depan planet kita telah disampaikan Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) PBB. IPCC terdiri atas sekelompok ilmuwan yang temuannya didukung berbagai pemerintah di dunia.

Laporan mereka adalah tinjauan besar pertama dari ilmu perubahan iklim sejak 2013. Rilisnya datang kurang dari tiga bulan sebelum konferensi tingkat tinggi (KTT) iklim utama di Glasgow yang dikenal sebagai COP26.

Dengan nada yang kuat dan percaya diri, dokumen IPCC mengatakan, "Tidak diragukan lagi bahwa pengaruh manusia telah menghangatkan atmosfer, lautan, dan daratan."

Menurut Prof Ed Hawkins dari University of Reading, Inggris, dan salah satu penulis laporan tersebut, para ilmuwan tidak bisa lebih jelas lagi mengenai hal ini.

"Ini adalah pernyataan fakta, kita tidak bisa lebih yakin. Itu tegas dan tak terbantahkan bahwa manusia sedang menghangatkan planet ini," ujar dia.

Petteri Taalas, Sekretaris Jenderal Organisasi Meteorologi Dunia, menjelaskan, "Dengan menggunakan istilah olahraga, bisa dikatakan atmosfer telah terpapar doping, yang berarti kita telah mulai mengamati ekstrem lebih sering daripada sebelumnya."

Para penulis laporan mengatakan sejak 1970, suhu permukaan global telah meningkat lebih cepat daripada periode 50 tahun lainnya selama 2.000 tahun terakhir.

“Pemanasan ini sudah mempengaruhi banyak cuaca dan iklim ekstrem di setiap wilayah di seluruh dunia," papar laporan itu.

Entah itu gelombang panas seperti yang baru-baru ini dialami di Yunani dan Amerika Utara bagian barat, atau banjir seperti yang terjadi di Jerman dan China. "Atribusi mereka terhadap pengaruh manusia telah menguat selama dekade terakhir,” ungkap laporan itu.

Laporan baru ini juga memperjelas bahwa pemanasan yang kita alami hingga saat ini telah membuat banyak perubahan pada sistem pendukung planet kita yang tidak dapat diubah dalam rentang waktu berabad-abad hingga ribuan tahun.

Lautan akan terus menghangat dan menjadi lebih asam. Gletser gunung dan kutub akan terus mencair selama beberapa dekade atau abad.

"Konsekuensinya akan terus bertambah buruk untuk setiap pemanasan," ujar Prof Hawkins.

"Dan untuk banyak dari konsekuensi ini, tidak ada jalan untuk kembali," papar dia.

Ketika sampai pada kenaikan permukaan laut, para ilmuwan telah memodelkan kisaran kemungkinan tingkat emisi yang berbeda.

Namun, kenaikan sekitar 2 meter pada akhir abad ini tidak dapat dikesampingkan dan bahkan proyeksi kenaikan 5 meter sulit dihindari pada 2150.

Hasil seperti itu, meskipun tidak mungkin, akan mengancam jutaan orang lagi di wilayah pesisir dengan banjir pada 2100.

Salah satu aspek kunci dari laporan tersebut adalah perkiraan tingkat kenaikan suhu dan apa artinya bagi keselamatan umat manusia.

Hampir setiap negara di Bumi menandatangani tujuan perjanjian iklim Paris pada 2015.

Pakta ini bertujuan menjaga kenaikan suhu global jauh di bawah 2 derajat Celsius abad ini dan untuk mengejar upaya agar tetap di bawah 1,5 derajat Celsius.

Laporan baru ini mengatakan dalam semua skenario emisi yang dipertimbangkan para ilmuwan, kedua target akan dipatahkan abad ini kecuali terjadi pemotongan besar-besaran dalam karbon.
(sya)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1226 seconds (0.1#10.140)