PM Rusia Kunjungi Kepulauan Pasifik yang diklaim Jepang, Tokyo Marah Besar
loading...
A
A
A
MOSKOW - Perdana Menteri (PM) Rusia Mikhail Mishustin pada Senin (26/7) mengunjungi kepulauan Pasifik yang diklaim Jepang . Langkah itu memicu protes dari Tokyo.
Mishustin menyatakan pemerintah Rusia sedang mempertimbangkan mendirikan zona ekonomi khusus di wilayah itu.
Pekan ini, Mishustin sedang melakukan tur ke Timur Jauh Rusia dan Siberia, serta Kepulauan Kuril menjadi pemberhentian pertamanya pada Senin (26/7).
Mishustin mengunjungi rumah sakit dan pabrik ikan di Iturup, salah satu dari empat pulau Kuril paling selatan.
Dia mengatakan kepada para pekerja pabrik bahwa pemerintah Rusia sedang mempertimbangkan menciptakan zona ekonomi khusus di kepulauan itu, di mana bisnis dan investor akan bebas dari sebagian besar pajak dan bea masuk.
“Langkah yang saat ini dipikirkan Rusia bisa menjadi solusi yang baik bagi investor, termasuk yang di Barat, juga untuk Jepang, yang, jika tertarik, dapat menciptakan lapangan kerja di sini,” papar Mishustin.
Dia menambahkan, "Rezim khusus ini akan memungkinkan intensifikasi kegiatan ekonomi di kepulauan.”
Mishustin mengatakan dia akan membahas proyek tersebut dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Pada Jumat, Putin meminta perdana menteri "memberikan perhatian khusus" ke Kepulauan Kuril selama perjalanannya ke Timur Jauh.
Putin mencatat, “Moskow telah bekerja dengan mitra Jepang untuk menciptakan kondisi yang diperlukan bagi mereka yang terlibat dalam kegiatan ekonomi.”
Jepang menegaskan hak teritorial atas kepulauan yang disebutnya sebagai Wilayah Utara.
Uni Soviet merebut kepulauan itu di hari-hari terakhir Perang Dunia II, dan perselisihan telah membuat kedua negara tidak menandatangani perjanjian damai yang secara resmi mengakhiri permusuhan mereka.
Upaya diplomatik selama puluhan tahun untuk merundingkan penyelesaian belum membuahkan hasil yang nyata.
Mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe menghabiskan banyak waktu dan usaha dengan harapan dapat merundingkan solusi selama hampir delapan tahun menjabat, tetapi dia hanya mendapatkan sedikit kemajuan.
Tak lama setelah menjabat September lalu, Perdana Menteri Jepang yang baru terpilih Yoshihide Suga membahas sengketa teritorial dalam panggilan telepon dengan Putin.
Suga mengatakan dia berharap menemukan penyelesaian dan menandatangani perjanjian damai dengan Rusia.
Setelah kunjungan Mishustin ke Iturup pada Senin, Wakil Menteri Luar Negeri (Menlu) Jepang Takeo Mori memanggil Duta Besar Rusia untuk Jepang, Mikhail Galuzin, untuk memprotes tindakan Mishustin.
“Duta Besar mengatakan protes itu tidak dapat diterima mengingat posisi fundamental pihak Rusia di Kepulauan Kuril selatan, yang diteruskan ke negara kami secara legal setelah hasil Perang Dunia II,” ungkap Kedutaan Besar Rusia di Jepang dalam pernyataan di Facebook.
Kementerian Luar Negeri Rusia lantas memprotes tindakan otoritas Jepang dan mendesak, “Para mitra untuk tidak tergelincir ke arah garis destruktif dalam hubungan bilateral.”
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov juga membela kunjungan Mishustin ke Iturup, dengan mengatakan, “Sebagai kepala pemerintahan, perdana menteri Rusia mengunjungi wilayah-wilayah Rusia yang dia anggap perlu dan dalam pengembangannya, termasuk bekerja sama dengan mitra kami, banyak pekerjaan yang harus dilakukan.”
Mishustin menyatakan pemerintah Rusia sedang mempertimbangkan mendirikan zona ekonomi khusus di wilayah itu.
Pekan ini, Mishustin sedang melakukan tur ke Timur Jauh Rusia dan Siberia, serta Kepulauan Kuril menjadi pemberhentian pertamanya pada Senin (26/7).
Mishustin mengunjungi rumah sakit dan pabrik ikan di Iturup, salah satu dari empat pulau Kuril paling selatan.
Dia mengatakan kepada para pekerja pabrik bahwa pemerintah Rusia sedang mempertimbangkan menciptakan zona ekonomi khusus di kepulauan itu, di mana bisnis dan investor akan bebas dari sebagian besar pajak dan bea masuk.
“Langkah yang saat ini dipikirkan Rusia bisa menjadi solusi yang baik bagi investor, termasuk yang di Barat, juga untuk Jepang, yang, jika tertarik, dapat menciptakan lapangan kerja di sini,” papar Mishustin.
Dia menambahkan, "Rezim khusus ini akan memungkinkan intensifikasi kegiatan ekonomi di kepulauan.”
Mishustin mengatakan dia akan membahas proyek tersebut dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Pada Jumat, Putin meminta perdana menteri "memberikan perhatian khusus" ke Kepulauan Kuril selama perjalanannya ke Timur Jauh.
Putin mencatat, “Moskow telah bekerja dengan mitra Jepang untuk menciptakan kondisi yang diperlukan bagi mereka yang terlibat dalam kegiatan ekonomi.”
Jepang menegaskan hak teritorial atas kepulauan yang disebutnya sebagai Wilayah Utara.
Uni Soviet merebut kepulauan itu di hari-hari terakhir Perang Dunia II, dan perselisihan telah membuat kedua negara tidak menandatangani perjanjian damai yang secara resmi mengakhiri permusuhan mereka.
Upaya diplomatik selama puluhan tahun untuk merundingkan penyelesaian belum membuahkan hasil yang nyata.
Mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe menghabiskan banyak waktu dan usaha dengan harapan dapat merundingkan solusi selama hampir delapan tahun menjabat, tetapi dia hanya mendapatkan sedikit kemajuan.
Tak lama setelah menjabat September lalu, Perdana Menteri Jepang yang baru terpilih Yoshihide Suga membahas sengketa teritorial dalam panggilan telepon dengan Putin.
Suga mengatakan dia berharap menemukan penyelesaian dan menandatangani perjanjian damai dengan Rusia.
Setelah kunjungan Mishustin ke Iturup pada Senin, Wakil Menteri Luar Negeri (Menlu) Jepang Takeo Mori memanggil Duta Besar Rusia untuk Jepang, Mikhail Galuzin, untuk memprotes tindakan Mishustin.
“Duta Besar mengatakan protes itu tidak dapat diterima mengingat posisi fundamental pihak Rusia di Kepulauan Kuril selatan, yang diteruskan ke negara kami secara legal setelah hasil Perang Dunia II,” ungkap Kedutaan Besar Rusia di Jepang dalam pernyataan di Facebook.
Kementerian Luar Negeri Rusia lantas memprotes tindakan otoritas Jepang dan mendesak, “Para mitra untuk tidak tergelincir ke arah garis destruktif dalam hubungan bilateral.”
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov juga membela kunjungan Mishustin ke Iturup, dengan mengatakan, “Sebagai kepala pemerintahan, perdana menteri Rusia mengunjungi wilayah-wilayah Rusia yang dia anggap perlu dan dalam pengembangannya, termasuk bekerja sama dengan mitra kami, banyak pekerjaan yang harus dilakukan.”
(sya)