Promosi di Tengah Pandemi, KBRI Kopenhagen Luncurkan Buku Tentang Gunung Berapi Indonesia
loading...
A
A
A
KOPENHAGEN - Kedutaan Besar Indonesia (KBRI) di Kopenhagen, Denmark mengadakan peluncuran buku “Indonesiens Ildøer”. Buku itu ditulis Henning Andersen, penulis berkebangsaan Denmark.
Peluncuran buku itu dihadiri sekitar 100 orang peserta yang mayoritas adalah warga negara Denmark dari berbagai kalangan diantaranya akademisi, agen perjalanan, jurnalis, pengusaha, diplomat asing dan sahabat Indonesia.
Menurut KBRI Kopenhagen, acara peluncuran buku tersebut dilaksanakan dengan mengikuti protokol kesehatan yang disyaratkan oleh pemerintah Denmark termasuk dengan pre-registrasi online, menunjukkan Corona Pass, menjaga jarak dan menggunakan hand sanitizer.
Duta Besar Indonesia di Kopenhagen, Dewi Savitri Wahab menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada Hening atas upayanya memperkenalkan pariwisata Indonesia khususnya wisata gunung berapi.
Dewi, lebih lanjut mengatakan bahwa upayaHening tersebut merupakan upaya nyata dalam meningkatkan hubungan masyarakat kedua negara, khususnya memberikan pengetahuan lebih kepada masyarakat Denmark tentang budaya Indonesia dalam kaitannya dengan gunung berapi.
Buku setebal 282 halaman tersebut berisikan pengalaman Henning saat menjadi pemandu wisata gunung sejak tahun 1986 di Indonesia. Dalam paparannya, Henning menceritakan bahwa Indonesia merupakan negara yang memiliki gunung berapi terbanyak di dunia yaitu sekitar 200 gunung dan hitungannya dapat bertambah karena banyaknya gunung berapi yang tidak tercatat karena berada di dasar lautan.
Hening, seperti dikutip dari siaran pers KBRI Kopenhagen yang diterima Sindonews pada Minggu (25/7/2021), bahwa beberapa letusan gunung berapi terdasyat dunia ada di Indonesia termasuk letusan Gunung Tambora tahun 1815 yang mengakibatkan tidak adanya musim panas di Eropa untuk beberapa waktu.Letusan Gunung Krakatau pada tahun 1883 juga akan terus dikenang karena diikuti oleh tsunami dan memakan korban hingga 40 ribu jiwa.
Letusan-letusan gunung berapi di Indonesia memberi dampak tidak hanya korban jiwa tapi juga dampak ekonomi karena adanya penutupan bandar udara, pembatalan penerbangan, hingga mengganggu industri pariwisata Indonesia.
Di sisi lain, Henning menyampaikan bahwa gunung berapi akan terus menjadi sumber kehidupan banyak makhluk hidup, tidak hanya manusia tapi juga hewan dan tumbuhan yang hidup di sekitarnya. Gunung berapi disebutkan membantu menyuburkan tanah dari lava dan abu sisa letusan, sumber bahan bangunan, objek wisata, hingga sumber energi terbarukan dari panas bumi.
Untuk itu, Henning mengajak seluruh masyarakat khususnya yang berada di sekitar gunung berapi untuk bersama-sama menjaga kelestariannya untuk diwariskan kepada anak cucu di masa mendatang.
Peluncuran buku itu dihadiri sekitar 100 orang peserta yang mayoritas adalah warga negara Denmark dari berbagai kalangan diantaranya akademisi, agen perjalanan, jurnalis, pengusaha, diplomat asing dan sahabat Indonesia.
Menurut KBRI Kopenhagen, acara peluncuran buku tersebut dilaksanakan dengan mengikuti protokol kesehatan yang disyaratkan oleh pemerintah Denmark termasuk dengan pre-registrasi online, menunjukkan Corona Pass, menjaga jarak dan menggunakan hand sanitizer.
Duta Besar Indonesia di Kopenhagen, Dewi Savitri Wahab menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada Hening atas upayanya memperkenalkan pariwisata Indonesia khususnya wisata gunung berapi.
Dewi, lebih lanjut mengatakan bahwa upayaHening tersebut merupakan upaya nyata dalam meningkatkan hubungan masyarakat kedua negara, khususnya memberikan pengetahuan lebih kepada masyarakat Denmark tentang budaya Indonesia dalam kaitannya dengan gunung berapi.
Buku setebal 282 halaman tersebut berisikan pengalaman Henning saat menjadi pemandu wisata gunung sejak tahun 1986 di Indonesia. Dalam paparannya, Henning menceritakan bahwa Indonesia merupakan negara yang memiliki gunung berapi terbanyak di dunia yaitu sekitar 200 gunung dan hitungannya dapat bertambah karena banyaknya gunung berapi yang tidak tercatat karena berada di dasar lautan.
Hening, seperti dikutip dari siaran pers KBRI Kopenhagen yang diterima Sindonews pada Minggu (25/7/2021), bahwa beberapa letusan gunung berapi terdasyat dunia ada di Indonesia termasuk letusan Gunung Tambora tahun 1815 yang mengakibatkan tidak adanya musim panas di Eropa untuk beberapa waktu.Letusan Gunung Krakatau pada tahun 1883 juga akan terus dikenang karena diikuti oleh tsunami dan memakan korban hingga 40 ribu jiwa.
Letusan-letusan gunung berapi di Indonesia memberi dampak tidak hanya korban jiwa tapi juga dampak ekonomi karena adanya penutupan bandar udara, pembatalan penerbangan, hingga mengganggu industri pariwisata Indonesia.
Di sisi lain, Henning menyampaikan bahwa gunung berapi akan terus menjadi sumber kehidupan banyak makhluk hidup, tidak hanya manusia tapi juga hewan dan tumbuhan yang hidup di sekitarnya. Gunung berapi disebutkan membantu menyuburkan tanah dari lava dan abu sisa letusan, sumber bahan bangunan, objek wisata, hingga sumber energi terbarukan dari panas bumi.
Untuk itu, Henning mengajak seluruh masyarakat khususnya yang berada di sekitar gunung berapi untuk bersama-sama menjaga kelestariannya untuk diwariskan kepada anak cucu di masa mendatang.