70 Tahun Silam Raja Yordania Dibunuh Pria Palestina usai Salat di Masjid al-Aqsa
loading...
A
A
A
YERUSALEM - Hari Selasa (20/7/2021) menandai 70 tahun sejak Raja Yordania Abdullah I dibunuh oleh seorang pria bersenjata Palestina sesaat setelah sang raja salat Jumat di Masjid al-Aqsa di Yerusalem.
Raja Abdullah I saat itu mengunjungi Yerusalem untuk bertemu dengan para pejabat Israel di tengah upayanya untuk mencapai penyelesaian damai dengan Israel.
Abdullah yang kala itu berusia 69 tahun salat Jumat bersama cucunya, Huseein, pada hari pembunuhannya.
Pelaku pembunuhan, Mustafa Shukri Ashshu, terkait dengan mantan Mufti Yerusalem Amin al-Husseini, yang memicu kerusuhan terhadap orang-orang Yahudi di Mandatory Palestine dan dekat dengan Adolf Hitler selama Perang Dunia II.
Menurut laporan The Guardian, mereka yang terkait dengan mantan mufti tersebut adalah "musuh bebuyutan" Abdullah, karena mantan mufti itu mendukung pembentukan negara Palestina, yang tampaknya telah digagalkan oleh Abdullah dengan mencaplok Tepi Barat.
Beberapa hari sebelum pembunuhan itu, Riad al Sohl, perdana menteri pertama Lebanon, juga dibunuh di Yordania. Ali Razmara, perdana menteri Iran, dan Abdul Hamid Zanganeh, mantan menteri pendidikan Iran, juga dibunuh pada bulan-bulan sebelum pembunuhan Abdullah. Pembunuhan itu dilihat sebagai tanda meningkatnya ketidakstabilan di wilayah tersebut.
Abullah digantikan oleh putranya Talal, yang dipaksa turun tahta sekitar setahun kemudian karena penyakit mental. Talal digantikan oleh Hussein, yang memerintah hingga 1999, ketika ia digantikan oleh raja Yordania saat ini, Abdullah II.
Raja Abdullah I dari Yordania dikenal karena upayanya untuk mencapai setidaknya beberapa bentuk perdamaian dengan Israel, meskipun dia dibunuh 43 tahun sebelum perjanjian damai antara kedua negara akhirnya ditandatangani.
Raja Abdullah I saat itu mengunjungi Yerusalem untuk bertemu dengan para pejabat Israel di tengah upayanya untuk mencapai penyelesaian damai dengan Israel.
Abdullah yang kala itu berusia 69 tahun salat Jumat bersama cucunya, Huseein, pada hari pembunuhannya.
Pelaku pembunuhan, Mustafa Shukri Ashshu, terkait dengan mantan Mufti Yerusalem Amin al-Husseini, yang memicu kerusuhan terhadap orang-orang Yahudi di Mandatory Palestine dan dekat dengan Adolf Hitler selama Perang Dunia II.
Menurut laporan The Guardian, mereka yang terkait dengan mantan mufti tersebut adalah "musuh bebuyutan" Abdullah, karena mantan mufti itu mendukung pembentukan negara Palestina, yang tampaknya telah digagalkan oleh Abdullah dengan mencaplok Tepi Barat.
Beberapa hari sebelum pembunuhan itu, Riad al Sohl, perdana menteri pertama Lebanon, juga dibunuh di Yordania. Ali Razmara, perdana menteri Iran, dan Abdul Hamid Zanganeh, mantan menteri pendidikan Iran, juga dibunuh pada bulan-bulan sebelum pembunuhan Abdullah. Pembunuhan itu dilihat sebagai tanda meningkatnya ketidakstabilan di wilayah tersebut.
Abullah digantikan oleh putranya Talal, yang dipaksa turun tahta sekitar setahun kemudian karena penyakit mental. Talal digantikan oleh Hussein, yang memerintah hingga 1999, ketika ia digantikan oleh raja Yordania saat ini, Abdullah II.
Raja Abdullah I dari Yordania dikenal karena upayanya untuk mencapai setidaknya beberapa bentuk perdamaian dengan Israel, meskipun dia dibunuh 43 tahun sebelum perjanjian damai antara kedua negara akhirnya ditandatangani.