Tak Cukup Satu, China Kirim Kapal Mata-mata Kedua Intip Latihan Perang AS-Australia

Minggu, 18 Juli 2021 - 09:24 WIB
loading...
Tak Cukup Satu, China...
Kapal intelijen umum tambahan China Tianwangxing terlihat sedang menuju Australia. Foto/Tangkapan layar
A A A
CANBERRA - China mengirim kapal mata-mata kedua untuk mengawasi latihan militer gabungan Australia dan Amerika Serikat (AS) yang dimulai pekan lalu. Media Australia, Australian Broadcasting Corporation (ABC) melaporkan, kapal mata-mata kedua China berada di jalur untuk memasuki perairan lepas pantai timur laut Australia.

"Mendekati Australia melalui Laut Solomon di sekitar Papua Nugini, kapal itu bergabung dengan kapal intelijen umum tambahan China yang lebih besar yang sebelumnya terlihat menuju negara itu melalui Selat Torres dan sedang dipantau oleh pasukan pertahanan Australia," bunyi laporan ABC seperti dikutip dari Strait Times, Minggu (18/7/2021).

Kapal-kapal tersebut diharapkan memantau latihan Talisman Saber, pelatihan rutin kolaborasi militer antara AS dan Australia yang berlangsung setiap dua tahun sekali.



Meskipun Beijing telah menggunakan langkah-langkah pengumpulan intelijen pada kesempatan sebelumnya, ini adalah pertama kalinya negara itu mengerahkan dua kapal mata-mata dan menandai perkembangan yang tidak biasa, kata ABC, mengutip pejabat pasukan pertahanan.

Menurut ABC, pada 2019, sebuah kapal China tetap berada di luar perairan teritorial tetapi di dalam zona ekonomi eksklusif Australia.

"Kami memiliki aturan, dan kami ingin semua orang mematuhi aturan itu dalam hal kebebasan navigasi," kata Menteri Perdagangan Australia Dan Tehan di Sky News Television ketika ditanya tentang keberadaan China di laut dekat Australia.



Langkah itu dilakukan di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik antara Canberra dan Beijing, yang diperburuk ketika Perdana Menteri Australia Scott Morrison menyerukan penyelidikan independen terhadap asal usul virus Corona tahun lalu - sebuah langkah yang dia ulangi minggu lalu.

Sejak petisi asli Morrison, Beijing telah menerapkan serangkaian pembalasan perdagangan terhadap barang-barang Australia termasuk batu bara, anggur, dan jelai - tindakan yang telah digambarkan oleh pemerintahan Presiden Amerika Serikat AS Joe Biden sebagai "pemaksaan ekonomi".
(ian)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1902 seconds (0.1#10.140)