25.000 Tentara Dikerahkan untuk Redam Kerusuhan di Afrika Selatan
loading...
A
A
A
Pemerintah telah mendapat tekanan untuk menempatkan lebih banyak pasukan untuk mengatasi kerusuhan.
Pusat perbelanjaan dan gudang telah dijarah atau dibakar di beberapa kota, terutama Durban.
Dr Dulcy Rakumakoe yang menjalankan jaringan pusat medis di provinsi Gauteng yang dijarah, mengatakan kepada BBC bahwa diperlukan tindakan lebih lanjut.
"Kami sudah mulai dengan pembersihan tetapi kami bahkan tidak bisa memikirkan pembangunan kembali karena kami tidak yakin kapan kerusuhan akan benar-benar selesai. Masih belum aman untuk masuk dan membangun kembali," tutur dia.
Protes dimulai pekan lalu setelah Zuma menyerahkan diri ke polisi untuk menjalani hukuman 15 bulan karena menghina pengadilan.
Pendukung Zuma bereaksi keras terhadap penahannya. Mereka memblokir jalan-jalan utama dan menyerukan penutupan untuk menuntut pembebasannya.
Protes sejak itu berubah menjadi kerusuhan dalam skala yang jarang terlihat di Afrika Selatan, dengan bisnis di setiap sektor dijarah, dibakar dan dibom dengan bensin di kota-kota di KwaZulu-Natal.
Tentara cadangan dipanggil untuk melapor ke unit mereka pada Kamis.
Permintaan itu muncul setelah Presiden Cyril Ramaphosa memperingatkan beberapa bagian negara itu "mungkin akan segera kehabisan persediaan bahan kebutuhan pokok" menyusul gangguan pada rantai pasokan.
Kehancuran bisnis terjadi ketika ekonomi Afrika Selatan berjuang dengan pengangguran dan pembatasan Covid-19.
Pusat perbelanjaan dan gudang telah dijarah atau dibakar di beberapa kota, terutama Durban.
Dr Dulcy Rakumakoe yang menjalankan jaringan pusat medis di provinsi Gauteng yang dijarah, mengatakan kepada BBC bahwa diperlukan tindakan lebih lanjut.
"Kami sudah mulai dengan pembersihan tetapi kami bahkan tidak bisa memikirkan pembangunan kembali karena kami tidak yakin kapan kerusuhan akan benar-benar selesai. Masih belum aman untuk masuk dan membangun kembali," tutur dia.
Protes dimulai pekan lalu setelah Zuma menyerahkan diri ke polisi untuk menjalani hukuman 15 bulan karena menghina pengadilan.
Pendukung Zuma bereaksi keras terhadap penahannya. Mereka memblokir jalan-jalan utama dan menyerukan penutupan untuk menuntut pembebasannya.
Protes sejak itu berubah menjadi kerusuhan dalam skala yang jarang terlihat di Afrika Selatan, dengan bisnis di setiap sektor dijarah, dibakar dan dibom dengan bensin di kota-kota di KwaZulu-Natal.
Tentara cadangan dipanggil untuk melapor ke unit mereka pada Kamis.
Permintaan itu muncul setelah Presiden Cyril Ramaphosa memperingatkan beberapa bagian negara itu "mungkin akan segera kehabisan persediaan bahan kebutuhan pokok" menyusul gangguan pada rantai pasokan.
Kehancuran bisnis terjadi ketika ekonomi Afrika Selatan berjuang dengan pengangguran dan pembatasan Covid-19.