Afrika Selatan Rusuh, WNI Diminta Tingkatkan Kewaspadaan

Rabu, 14 Juli 2021 - 16:07 WIB
loading...
Afrika Selatan Rusuh,...
Kedutaan Besar Indonesia di Pretoria, Afrika Selatan mengimbau kepada WNI untuk meningkatkan kewaspadaan, di tengah terjadinya kerusuhan di negara tersebut. Foto/REUTERS
A A A
PRETORIA - Kedutaan Besar Indonesia di Pretoria, Afrika Selatan (Afsel) mengimbau kepada warga Indonesia (WNI) untuk meningkatkan kewaspadaan. Imbauan ini datang di tengah terjadinya kerusuhan di negara tersebut.

KBRI Pretoria dalam sebuah pernyataan mengatakan bahwa terdapat Informasi soal ketegangan dan kerusuhan akan meluas ke seluruh wilayah Afsel.

"Meningkatkan kewaspadaan dan kehati-hatian terhadap situasi keamanan di lingkungan masing-masing. Senantiasa memantau perkembangan, khususnya kondisi di lingkungan masing-masing melalui portal berita, media sosial dan komunikasi dengan komunitas selampat," kata KBRI Pretoria.

"Mengupayakan untuk tetap berdiam diri di rumah. Apabila terpaksa sekali perlu ke luar rumah, agar menghindari lokasi-lokasi rawan dapat menjadi pusat protes dan kerusuhan," sambungnya, seperti dikutip Sindonews pada Rabu (14/7/2021).

WNI juga diimbau untuk selalu membawa identitas diri untuk memudahkan identifikasi sekiranya ada pemeriksaan oleh aparat yang berwenang.

"Senantiasa memberitahukan keadaan masing-masing kepada keluarga, kerabat atau KBRI Pretoria dan KJRI Cape Town Apabila menghadapi situasi darurat, segera hubungi hotine KBRI Pretoria di nomor +27790969958 dan KJRI Cape Town di nomor +27727116780," ungkapnya.

Sebelumnya diwartakan, korban tewas diAfselmeningkat menjadi 72 orang dalam kekerasan yang melanda beberapa wilayah setelah mantan Presiden Jacob Zuma dipenjara. Situasi di negara itu pun bak medan perang.

Jumlah ini termasuk 10 orang tewas terinjak-injak saat penjarahan pada Senin malam di satu pusat perbelanjaan di Soweto. Polisi Afrika Selatan mengatakan mereka telah mengidentifikasi 12 orang yang diduga memprovokasi kerusuhan, dan total 1.234 orang telah ditangkap.

Presiden Afsel, Cyril Ramaphosa menyebutnya sebagai beberapa kekerasan terburuk yang disaksikan di Afsel sejak 1990-an, sebelum berakhirnya apartheid. Baca juga: Kerusuhan dan Penjarahan di Afrika Selatan Meluas, 32 Orang Tewas
(ian)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3076 seconds (0.1#10.140)