AS 'Blacklist' Puluhan Perusahaan Terkait dengan China, Iran dan Rusia
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Kementerian Perdagangan Amerika Serikat (AS) memasukkan 34 entitas, yang terdiri dari perusahaan dan individu, yang diduga memiliki hubungan dengan China, Rusia, dan Iran ke daftar hitam . Mereka dimasukan dalam daftar hitam karena diduga terlibat dalam kegiatan yang bertentangan dengan kebijakan luar negeri dan kepentingan keamanan nasional AS.
Dari 34 entitas, 14 berbasis di China dan diduga terlibat kampanye penindasan, penahanan massal, dan pengawasan teknologi tinggi Beijing terhadap etnis Uighur, Kazakh, dan anggota kelompok minoritas Muslim lainnya di Daerah Otonomi di Xinjiang. Di mana, AS menyebut Beijing terus melakukan genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan di wilayah itu.
Lima entitas lain yang secara langsung mendukung program modernisasi militer China juga masuk dalam daftar tersebut. Sementara delapan perusahaan dimasukan karena "memfasilitasi ekspor" barang-barang AS ke Iran. Baca Juga: Google Digugat 37 Negara Bagian AS, Dinilai Lakukan Monopoli
"Kami tetap berkomitmen kuat untuk mengambil tindakan tegas dan tegas untuk menargetkan entitas yang memungkinkan pelanggaran HAM di Xinjiang atau yang menggunakan teknologi AS untuk mendorong upaya modernisasi militer China," kata Menteri Perdagangan AS, Gina Raimondo, seperti dilansir Anadolu Agency pada Minggu (11/7/2021).
Enam entitas masuk daftar hitam karena keterlibatan mereka dalam pengadaan komponen elektronik asal AS, yang dikatakan kemungkinan sebagai kelanjutan dari program militer Rusia. Sedangkan satu lainnya ditambahkan ke daftar pengguna-akhir militer di bawah tujuan Rusia.
“Kami akan terus secara agresif menggunakan kontrol ekspor untuk meminta pertanggungjawaban pemerintah, perusahaan dan individu karena mencoba mengakses barang-barang asal AS untuk kegiatan subversif di negara-negara seperti China, Iran, dan Rusia yang mengancam kepentingan keamanan nasional AS dan tidak konsisten dengan nilai-nilai kami," tukasnya.
Dari 34 entitas, 14 berbasis di China dan diduga terlibat kampanye penindasan, penahanan massal, dan pengawasan teknologi tinggi Beijing terhadap etnis Uighur, Kazakh, dan anggota kelompok minoritas Muslim lainnya di Daerah Otonomi di Xinjiang. Di mana, AS menyebut Beijing terus melakukan genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan di wilayah itu.
Lima entitas lain yang secara langsung mendukung program modernisasi militer China juga masuk dalam daftar tersebut. Sementara delapan perusahaan dimasukan karena "memfasilitasi ekspor" barang-barang AS ke Iran. Baca Juga: Google Digugat 37 Negara Bagian AS, Dinilai Lakukan Monopoli
"Kami tetap berkomitmen kuat untuk mengambil tindakan tegas dan tegas untuk menargetkan entitas yang memungkinkan pelanggaran HAM di Xinjiang atau yang menggunakan teknologi AS untuk mendorong upaya modernisasi militer China," kata Menteri Perdagangan AS, Gina Raimondo, seperti dilansir Anadolu Agency pada Minggu (11/7/2021).
Enam entitas masuk daftar hitam karena keterlibatan mereka dalam pengadaan komponen elektronik asal AS, yang dikatakan kemungkinan sebagai kelanjutan dari program militer Rusia. Sedangkan satu lainnya ditambahkan ke daftar pengguna-akhir militer di bawah tujuan Rusia.
“Kami akan terus secara agresif menggunakan kontrol ekspor untuk meminta pertanggungjawaban pemerintah, perusahaan dan individu karena mencoba mengakses barang-barang asal AS untuk kegiatan subversif di negara-negara seperti China, Iran, dan Rusia yang mengancam kepentingan keamanan nasional AS dan tidak konsisten dengan nilai-nilai kami," tukasnya.
(ian)