Israel Tutup Kasus Agen Shin Bet Pelaku Kekerasan Terhadap Warga Palestina
loading...
A
A
A
"Mereka terus berbohong tentang di mana dia berada, jadi saya memutuskan untuk merusak rumah untuk menekan mereka," akunya.
"Saya bertanggung jawab penuh atas tindakan saya. Saya tidak pernah menggunakan kekerasan pada siapa pun tanpa perlu," sambungnya.
Berkas itu akhirnya ditutup dan dikembalikan ke Shin Bet, di mana keputusan internal dibuat untuk menahan tersangka operatif hanya melakukan tugas kantor.
Pada awal 2019, waktu "Saban" dengan badan misterius itu berakhir.
Haaretz melaporkan Shin Bet mengatakan pihaknya memberikan arsipnya kepada polisi untuk diperiksa.
"Mengingat temuan investigasi dan pendapat jaksa agung, jaksa penuntut negara dan kepala investigasi internal, diputuskan bahwa layanan karyawan Shin Bet akan segera dihentikan," lapor Haaretz.
Agensi mencatat lamanya waktu sejak kepergian "Saban" dari staf mereka. Namun demikian, beberapa tahun sebelum 2018, tuduhan lain diajukan terhadapnya.
Seorang pria Palestina bernama Muhammad Abbas mengatakan pasukan telah menyerangnya ketika dia ditahan di Tepi Barat. Dia menuduh bahwa "Kapten Saban" telah memukulnya dan meluncurkan pelat ke arahnya.
Meski begitu, berkas ini ditutup, mengingat ternyata dokumen-dokumen yang diberikan oleh tersangka korban itu bertentangan dengan siapa yang terlibat dalam pemukulan tersebut.
"Saya bertanggung jawab penuh atas tindakan saya. Saya tidak pernah menggunakan kekerasan pada siapa pun tanpa perlu," sambungnya.
Berkas itu akhirnya ditutup dan dikembalikan ke Shin Bet, di mana keputusan internal dibuat untuk menahan tersangka operatif hanya melakukan tugas kantor.
Pada awal 2019, waktu "Saban" dengan badan misterius itu berakhir.
Haaretz melaporkan Shin Bet mengatakan pihaknya memberikan arsipnya kepada polisi untuk diperiksa.
"Mengingat temuan investigasi dan pendapat jaksa agung, jaksa penuntut negara dan kepala investigasi internal, diputuskan bahwa layanan karyawan Shin Bet akan segera dihentikan," lapor Haaretz.
Agensi mencatat lamanya waktu sejak kepergian "Saban" dari staf mereka. Namun demikian, beberapa tahun sebelum 2018, tuduhan lain diajukan terhadapnya.
Seorang pria Palestina bernama Muhammad Abbas mengatakan pasukan telah menyerangnya ketika dia ditahan di Tepi Barat. Dia menuduh bahwa "Kapten Saban" telah memukulnya dan meluncurkan pelat ke arahnya.
Meski begitu, berkas ini ditutup, mengingat ternyata dokumen-dokumen yang diberikan oleh tersangka korban itu bertentangan dengan siapa yang terlibat dalam pemukulan tersebut.