Rusia Dukung Rencana ASEAN Atasi Krisis Myanmar Meski Tanpa Kemajuan

Rabu, 07 Juli 2021 - 06:01 WIB
loading...
A A A
Myanmar berada dalam krisis sejak militer menggulingkan pemerintah terpilih Aung San Suu Kyi pada 1 Februari.

Aksi junta itu memicu kemarahan nasional yang dengan cepat berubah menjadi protes dan pemogokan yang ditekan secara brutal oleh pasukan keamanan.

Pertempuran antara tentara dan milisi yang baru terbentuk di beberapa daerah telah membuat puluhan ribu orang mengungsi ke negara-negara tetangga.

Meskipun pemimpin junta Min Aung Hlaing menyetujui rencana perdamaian ASEAN yang dicapai pada April, militer tidak menunjukkan niat menindaklanjutinya.

Junta malah mengulangi rencananya sendiri yang sama sekali berbeda dengan usulan ASEAN untuk memulihkan ketertiban dan demokrasi.

Upaya ASEAN menyerukan dialog antara semua pihak, penunjukan utusan khusus, akses kemanusiaan yang lebih besar dan diakhirinya kekerasan, tetapi anggota blok yang paling vokal, termasuk Indonesia, Malaysia dan Singapura, telah frustrasi oleh kurangnya tindakan junta Myanmar.

Meskipun telah menyatakan keprihatinan tentang kekerasan di Myanmar, Rusia sebagai pemasok utama senjata dan pelatihan untuk militer Mynamr adalah salah satu dari sedikit negara yang telah mengakui junta.

Rusia juga telah mengirim pejabat tinggi ke negara itu untuk bertemu dengan para jenderal.

Rusia bulan lalu menyambut pemimpin junta Myanmar Min Aung Hlaing dan delegasi militer untuk kunjungan panjang ke Moskow.

Saat itu Aung Hlaing memberikan banyak pidato dan wawancara media serta dianugerahi gelar profesor kehormatan.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Uni Eropa Bersiap untuk...
Uni Eropa Bersiap untuk Perang Besar, Berikut 4 Indikatornya
Gempa Myanmar Terjadi...
Gempa Myanmar Terjadi saat Salat Jumat, 50 Masjid Rusak, Lebih 1.000 Orang Tewas
USGS Prediksi Jumlah...
USGS Prediksi Jumlah Korban Tewas akibat Gempa Myanmar Lebih dari 10.000 Jiwa
Operasi Penyelamatan...
Operasi Penyelamatan Korban Gempa di Bangkok Berlanjut hingga Sabtu Pagi
Gempa 7,7 Skala Richter...
Gempa 7,7 Skala Richter Guncang Myanmar, Ini 3 Fakta tentang Sesar Sagaing
Korban Gempa Myanmar...
Korban Gempa Myanmar Bertambah, 144 Orang Tewas dan 730 Terluka
Gedung 30 Lantai Roboh...
Gedung 30 Lantai Roboh Akibat Gempa di Bangkok, Pekerja Ungkap Cerita Mengerikan Lolos dari Maut
Viral Pikachu Ikut Demo...
Viral Pikachu Ikut Demo di Turki, Lari Dikejar Polisi
Arab Saudi Rayakan Idul...
Arab Saudi Rayakan Idul Fitri Minggu 30 Maret, Gerhana Tak Pengaruhi Penampakan Hilal
Rekomendasi
SBY dan Jokowi Bakal...
SBY dan Jokowi Bakal Salat Idulfitri 2025 di Masjid Istiqlal
Peserta Program Mudik...
Peserta Program Mudik Gratis BUMN Tahun Ini Lampaui Target
THR Lancar dan Aman,...
THR Lancar dan Aman, Kirim Pakai BRImo Aja!
Berita Terkini
Mengapa India Pilih...
Mengapa India Pilih Beli 156 Helikopter Tempur Buatan Dalam Negeri Senilai Rp120 Triliun Ketimbang Produksi Asing?
59 menit yang lalu
Uni Eropa Bersiap untuk...
Uni Eropa Bersiap untuk Perang Besar, Berikut 4 Indikatornya
2 jam yang lalu
Siapa Emmanuel Lidden?...
Siapa Emmanuel Lidden? Penggila Sains Australia yang Dihukum 10 Tahun karena Ingin Membuat Senjata Nuklir
4 jam yang lalu
6 Negara yang Merayakan...
6 Negara yang Merayakan Idulfitri pada Senin 31 Maret 2025
7 jam yang lalu
Hamas Bantah Pernyataan...
Hamas Bantah Pernyataan Khaled Meshaal tentang Penyerahan Kekuasaan di Gaza
7 jam yang lalu
Mahasiswi PhD Asal Turki...
Mahasiswi PhD Asal Turki Ini Diculik saat Hendak Berbuka Puasa, Terancam Dideportasi dari AS karena Dituding Mendukung Hamas
9 jam yang lalu
Infografis
NATO Dukung Ukraina...
NATO Dukung Ukraina Invasi Balik Rusia, Moskow Janjikan Balasan
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved