Terungkap, Informan Shin Bet Dalang Aksi Kejahatan Terhadap Komunitas Palestina
loading...
A
A
A
TEL AVIV - Seorang perwira tinggi polisi Israel mengklaim bahwa informan Shin Bet memimpin kekerasan di komunitas Palestina di Israel. Ini menghambat kemampuan polisi untuk menangani aksi kejahatan kekerasan.
Pernyataan itu dibuat selama pertemuan tingkat tinggi di markas besar polisi Israel, menurut stasiun televisi Israel Channel 13.
"Para penjahat yang saat ini memimpin kejahatan serius di masyarakat Arab sebagian besar adalah informan Shin Bet dan dalam situasi ini, polisi terikat karena para informan itu, yang memiliki kekebalan, tidak dapat disentuh," kata petugas yang tidak disebutkan namanya itu menurut The Times of Israel yang dinukil dari The New Arab, Jumat (2/7/2021).
Untuk diketahui Shin Bet juga dikenal dengan Shabak adalah sebuah organisasi misterius. Badan ini mengkhususkan diri dalam urusan dalam negeri di Israel dan tanah yang diduduki. Shin Bet bertindak sebagai agen dinas rahasia, serta badan intelijen internal, keamanan dan penegak hukum Israel.
Masalah ini dilaporkan juga diangkat dalam pertemuan yang melibatkan Komisaris Polisi Kobi Shabtai dan Menteri Keamanan Publik Omer Barlev di kemudian hari.
Namun menurut laporan Channel 12 Shin Bet membantah klaim tersebut dan menyebutnya "salah."
Ia mengutip pernyataan badan keamanan yang mengatakan bahwa kegiatannya telah mengarah pada penangkapan ratusan tersangka yang telah diadili, lusinan di antaranya karena pelanggaran teroris serius dengan motivasi nasionalis.
Pada bulan Mei, aksi protes pecah di seluruh wilayah Palestina yang bersejarah, termasuk di Tepi Barat yang diduduki, Gaza, dan di dalam perbatasan Israel. Aksi itu dipicu oleh pengusiran paksa warga Palestina oleh Israel dan serangan terhadap masjid al-Aqsa di Yerusalem.
Kota-kota campuran Israel melihat orang-orang Israel sayap kanan menyerang orang-orang Palestina di jalan-jalan dan di rumah-rumah mereka, sementara serangan terhadap orang-orang Israel dan sinagoga juga terjadi.
Para pemimpin Israel, termasuk mantan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, menyematkan kekerasan pada warga Palestina Israel. Lebih dari 90 persen warga Israel yang didakwa melakukan kerusuhan dalam minggu-minggu setelah kekerasan itu adalah warga Palestina, menurut laporan pada saat itu, yang memicu kecaman.
Pihak berwenang Israel juga menuai kritik karena diduga gagal menangani komunitas kekerasan intra-Palestina di Israel. Lebih dari 46 warga Palestina Israel telah tewas sejak awal 2021.
Pernyataan itu dibuat selama pertemuan tingkat tinggi di markas besar polisi Israel, menurut stasiun televisi Israel Channel 13.
"Para penjahat yang saat ini memimpin kejahatan serius di masyarakat Arab sebagian besar adalah informan Shin Bet dan dalam situasi ini, polisi terikat karena para informan itu, yang memiliki kekebalan, tidak dapat disentuh," kata petugas yang tidak disebutkan namanya itu menurut The Times of Israel yang dinukil dari The New Arab, Jumat (2/7/2021).
Untuk diketahui Shin Bet juga dikenal dengan Shabak adalah sebuah organisasi misterius. Badan ini mengkhususkan diri dalam urusan dalam negeri di Israel dan tanah yang diduduki. Shin Bet bertindak sebagai agen dinas rahasia, serta badan intelijen internal, keamanan dan penegak hukum Israel.
Masalah ini dilaporkan juga diangkat dalam pertemuan yang melibatkan Komisaris Polisi Kobi Shabtai dan Menteri Keamanan Publik Omer Barlev di kemudian hari.
Namun menurut laporan Channel 12 Shin Bet membantah klaim tersebut dan menyebutnya "salah."
Ia mengutip pernyataan badan keamanan yang mengatakan bahwa kegiatannya telah mengarah pada penangkapan ratusan tersangka yang telah diadili, lusinan di antaranya karena pelanggaran teroris serius dengan motivasi nasionalis.
Pada bulan Mei, aksi protes pecah di seluruh wilayah Palestina yang bersejarah, termasuk di Tepi Barat yang diduduki, Gaza, dan di dalam perbatasan Israel. Aksi itu dipicu oleh pengusiran paksa warga Palestina oleh Israel dan serangan terhadap masjid al-Aqsa di Yerusalem.
Kota-kota campuran Israel melihat orang-orang Israel sayap kanan menyerang orang-orang Palestina di jalan-jalan dan di rumah-rumah mereka, sementara serangan terhadap orang-orang Israel dan sinagoga juga terjadi.
Para pemimpin Israel, termasuk mantan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, menyematkan kekerasan pada warga Palestina Israel. Lebih dari 90 persen warga Israel yang didakwa melakukan kerusuhan dalam minggu-minggu setelah kekerasan itu adalah warga Palestina, menurut laporan pada saat itu, yang memicu kecaman.
Pihak berwenang Israel juga menuai kritik karena diduga gagal menangani komunitas kekerasan intra-Palestina di Israel. Lebih dari 46 warga Palestina Israel telah tewas sejak awal 2021.
(ian)