Rusia Puji Niat Turki Operasikan Sistem Rudal S-400 Meski Ditekan AS
loading...
A
A
A
ANTALYA - Moskow sangat menghargai posisi Ankara dalam mengembangkan kerjasama teknis militer dengan Rusia dan niatnya untuk mengoperasikan resimen pertama sistem pertahanan rudal S-400 untuk memastikan kemampuan pertahanannya.
Pujian itu disampaikan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov saat konferensi pers setelah pembicaraan dengan rekannya dari Turki, Mevlut Cavusoglu, di Turki pada hari Rabu.
“Kami sangat menghargai posisi berprinsip Turki dalam mengembangkan kerjasama militer dan teknis, termasuk niat teman-teman Turki kami untuk menggunakan resimen pertama sistem rudal permukaan ke udara S-400 Triumf untuk memastikan kemampuan pertahanan negara itu," ujar Lavrov seperti dikutip TASS, Kamis (1/7/2021).
Moskow dan Ankara menandatangani kesepakatan pada tahun 2017 tentang pengiriman sistem pertahanan udara S-400 buatan Rusia ke Turki, sehingga menjadikannya anggota NATO pertama yang membeli sistem rudal pertahanan udara ini dari Rusia.
Keputusan Ankara untuk membeli sistem buatan Rusia membuat marah Amerika Serikat dan NATO. Sejauh ini, Washington tidak meninggalkan upayanya untuk membuat Turki menyingkirkan sistem pertahanan udara canggih tersebut.
Turki tidak menyerah pada tekanan AS dan mengatakan akan mempertahankan sistem S-400. Washington telah menanggapi dengan mengecualikan Ankara dari program AS untuk mengembangkan jet tempur siluman F-35.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bersumpah pada Oktober tahun lalu bahwa Ankara tidak akan menyingkirkan sistem S-400, terlepas dari tekanan Washington.
S-400 Triumf Rusia, yang oleh NATO dinamai SA-21 Growler, adalah sistem rudal permukaan ke udara jarak jauh dan menengah terbaru yang mulai beroperasi pada tahun 2007.
Sistem ini dirancang untuk menghancurkan pesawat, rudal jelajah dan rudal balistik serta juga dapat digunakan melawan instalasi darat. S-400 dapat menyerang target pada jarak hingga 400 km dan pada ketinggian hingga 30 km di bawah tembakan dan gangguan musuh yang intensif.
Lihat Juga: 7 Fakta Pemilu Presiden Amerika Serikat, Salah Satunya Trump Akan Mendeklarasikan Kemenangan Lebih Awal
Pujian itu disampaikan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov saat konferensi pers setelah pembicaraan dengan rekannya dari Turki, Mevlut Cavusoglu, di Turki pada hari Rabu.
“Kami sangat menghargai posisi berprinsip Turki dalam mengembangkan kerjasama militer dan teknis, termasuk niat teman-teman Turki kami untuk menggunakan resimen pertama sistem rudal permukaan ke udara S-400 Triumf untuk memastikan kemampuan pertahanan negara itu," ujar Lavrov seperti dikutip TASS, Kamis (1/7/2021).
Moskow dan Ankara menandatangani kesepakatan pada tahun 2017 tentang pengiriman sistem pertahanan udara S-400 buatan Rusia ke Turki, sehingga menjadikannya anggota NATO pertama yang membeli sistem rudal pertahanan udara ini dari Rusia.
Keputusan Ankara untuk membeli sistem buatan Rusia membuat marah Amerika Serikat dan NATO. Sejauh ini, Washington tidak meninggalkan upayanya untuk membuat Turki menyingkirkan sistem pertahanan udara canggih tersebut.
Turki tidak menyerah pada tekanan AS dan mengatakan akan mempertahankan sistem S-400. Washington telah menanggapi dengan mengecualikan Ankara dari program AS untuk mengembangkan jet tempur siluman F-35.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bersumpah pada Oktober tahun lalu bahwa Ankara tidak akan menyingkirkan sistem S-400, terlepas dari tekanan Washington.
S-400 Triumf Rusia, yang oleh NATO dinamai SA-21 Growler, adalah sistem rudal permukaan ke udara jarak jauh dan menengah terbaru yang mulai beroperasi pada tahun 2007.
Sistem ini dirancang untuk menghancurkan pesawat, rudal jelajah dan rudal balistik serta juga dapat digunakan melawan instalasi darat. S-400 dapat menyerang target pada jarak hingga 400 km dan pada ketinggian hingga 30 km di bawah tembakan dan gangguan musuh yang intensif.
Lihat Juga: 7 Fakta Pemilu Presiden Amerika Serikat, Salah Satunya Trump Akan Mendeklarasikan Kemenangan Lebih Awal
(min)