Rusia Mengaku Khawatir dengan 'Perang' China dan AS
loading...
A
A
A
MOSKOW - Rusia menyatakan khawatir terhadap perang kata-kata yang dilakukan Amerika Serikat (AS) dan China. AS dan China telah saling melemparkan serangan, mulai dari masalah Covid-19, hingga yang terbaru masalah Hong Kong.
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov mengatakan, Moskow mendesak AS dan China untuk menghentikan perang kata-kata dan mulai bekerjasama menyelesaikan masalah yang ada, khususnya terkait pandemi. Peskov menyebut, apa yang terjadi saat ini antara kedua negara cukup mengerikan.
"Mengingat upaya bersama untuk memerangi pandemi Covid-19, itu terlihat tidak menyenangkan," ucap Peskov, ketika diminta untuk mengomentari situasi dalam hubungan Washington-Beijing.
"Secara alami, kami lebih suka melihat interaksi, kerja sama, dan bantuan timbal balik daripada saling melemparkan serangan. Rusia dipandu oleh prinsip-prinsip ini dalam hubungan bilateral dengan China dan AS," sambungnya dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir tass pada Selasa (26/5/2020).
Seperti diketahui, hubungan AS dan China terus memanas dalam beberapa bulan terakhir. Hubungan kedua negara memburuk setelah Washigton melemparkan tudingan bahwa asal Covid-19 adalah laboratorium di Wuhan, yang dibantah keras oleh China.
Pejabat dari kedua negara kemudian saling melemparkan serangan verbal mengenai hal tersebut. Hubungan kedua negara semakin bertambah buruk saat AS getol menyampaikan dukungan terhadap Taiwan, khususnya soal keanggotaan mereka di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Terbaru, hubungan keduanya semakin memenas setelah AS mengancam akan mempertimbangkan kembali status Hong Kong, setelah Beijing berencana menerapkan undang-undang keamanan kontroversial di Hong Kong.
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov mengatakan, Moskow mendesak AS dan China untuk menghentikan perang kata-kata dan mulai bekerjasama menyelesaikan masalah yang ada, khususnya terkait pandemi. Peskov menyebut, apa yang terjadi saat ini antara kedua negara cukup mengerikan.
"Mengingat upaya bersama untuk memerangi pandemi Covid-19, itu terlihat tidak menyenangkan," ucap Peskov, ketika diminta untuk mengomentari situasi dalam hubungan Washington-Beijing.
"Secara alami, kami lebih suka melihat interaksi, kerja sama, dan bantuan timbal balik daripada saling melemparkan serangan. Rusia dipandu oleh prinsip-prinsip ini dalam hubungan bilateral dengan China dan AS," sambungnya dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir tass pada Selasa (26/5/2020).
Seperti diketahui, hubungan AS dan China terus memanas dalam beberapa bulan terakhir. Hubungan kedua negara memburuk setelah Washigton melemparkan tudingan bahwa asal Covid-19 adalah laboratorium di Wuhan, yang dibantah keras oleh China.
Pejabat dari kedua negara kemudian saling melemparkan serangan verbal mengenai hal tersebut. Hubungan kedua negara semakin bertambah buruk saat AS getol menyampaikan dukungan terhadap Taiwan, khususnya soal keanggotaan mereka di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Terbaru, hubungan keduanya semakin memenas setelah AS mengancam akan mempertimbangkan kembali status Hong Kong, setelah Beijing berencana menerapkan undang-undang keamanan kontroversial di Hong Kong.
(esn)