Kanada Geger! 751 Kuburan Ditemukan di Dekat Bekas Sekolah Pribumi

Jum'at, 25 Juni 2021 - 04:38 WIB
loading...
Kanada Geger! 751 Kuburan Ditemukan di Dekat Bekas Sekolah Pribumi
File foto yang diambil 4 Juni 2021 dari peringatan darurat di bekas Sekolah Perumahan Indian Kamloops untuk menghormati 215 anak yang jenazahnya ditemukan terkubur di dekat fasilitas tersebut. Foto/France24
A A A
OTTAWA - Sebuah kelompok masyarakat adat di provinsi Saskatchewan Kanada telah menemukan 751 kuburan tak bertanda di dekat bekas sekolah asrama Katolik. Temuan ini hanya beberapa minggu setelah penemuan serupa di British Columbia, yang mengejutkan negara itu dan mendorong Perdana Menteri Justin Trudeau untuk menyerukan pengakuan sejarah "rasisme sistemik" Kanada.

Pengungkapan itu sekali lagi menyoroti bab gelap dalam sejarah Kanada, dan menghidupkan kembali seruan kepada Paus dan gereja untuk meminta maaf atas pelecehan serta kekerasan yang diderita di sekolah-sekolah, di mana siswa pribumi secara paksa berasimilasi ke dalam budaya dominan negara itu.

"Sampai kemarin, kami telah mencapai 751 kuburan tak bertanda di lokasi bekas sekolah asrama Marieval di provinsi Saskatchewan," kata Kepala Negara Pertama Cowessess Cadmus Delorme kepada wartawan seperti dikutip dari France24, Jumat (25/6/2021).

Dia mengatakan bahwa kuburan mungkin pada satu waktu telah ditandai, tetapi perwakilan Gereja Katolik menghapus batu nisan ini, menambahkan bahwa melakukan itu adalah kejahatan di Kanada dan mereka memperlakukan kuburan sebagai TKP.

Perdana Menteri Justin Trudeau mengatakan dia sangat sedih dengan penemuan baru di sekolah asrama Marieval.

Trudeau menyebut penemuan di provinsi British Columbia dan Saskatchewan sebagai pengingat yang memalukan akan rasisme sistemik, diskriminasi, dan ketidakadilan yang dihadapi dan terus dihadapi oleh masyarakat adat di Kanada.

“Bersama-sama, kita harus mengakui kebenaran ini, belajar dari masa lalu kita, dan berjalan di jalan rekonsiliasi bersama, sehingga kita dapat membangun masa depan yang lebih baik,” serunya.

Penggalian di sekolah Marieval, sekitar 150 kilometer sebelah timur Ibu Kota Provinsi Regina, dimulai pada akhir Mei, setelah ditemukannya sisa-sisa kerangka 215 anak sekolah di bekas sekolah asrama penduduk asli lainnya di British Columbia.



Setelah penemuan sisa-sisa kerangka di sekolah Kamloops, penggalian dilakukan di dekat beberapa bekas lembaga untuk anak-anak adat di seluruh Kanada, dengan bantuan otoritas pemerintah.

Sekitar 150.000 anak penduduk asli Amerika, Metis, dan Inuit direkrut secara paksa hingga tahun 1990-an di 139 sekolah asrama di seluruh Kanada, di mana mereka diisolasi dari keluarga, bahasa, dan budaya mereka.

Banyak dari mereka yang menjadi sasaran perlakuan buruk dan pelecehan seksual, dan lebih dari 4.000 meninggal di sekolah, menurut komisi penyelidikan yang menyimpulkan Kanada telah melakukan genosida budaya terhadap masyarakat adat.

Perry Bellegarde, ketua nasional the Assembly of First Nations, mengatakan penemuan situs Saskatchewan benar-benar tragis, tetapi tidak mengejutkan.

"Saya mendesak semua warga Kanada untuk berdiri bersama First Nations di masa yang sangat sulit dan emosional ini," imbau Bellegarde.

Sekolah asrama Marieval di Saskatchewan timur menampung anak-anak pribumi antara tahun 1899 dan 1997 sebelum dihancurkan dan diganti dengan sekolah harian.

Seorang mantan siswa, Barry Kennedy, mengatakan kepada penyiar CBC bahwa dia terkejut dengan berita itu tetapi tidak terkejut.

"Selama waktu saya di Marieval Indian Residential School, saya memiliki seorang teman muda yang diseret pada suatu malam sambil berteriak," ungkapnya, menambahkan bahwa dia tidak pernah melihat anak itu lagi.

"Namanya Bryan. Saya ingin tahu di mana Bryan berada," kata Kennedy.

Dia lantas menggambarkan sejarah kekerasan di sekolah itu.



"Kami diperkenalkan dengan pemerkosaan. Kami diperkenalkan dengan pemukulan dengan kekerasan. Kami diperkenalkan pada hal-hal yang tidak normal dengan keluarga kami," ungkapnya.

Dan dia berkata dia membayangkan bahwa kuburan yang ditemukan sejauh ini hanyalah puncak gunung es.

"Dengan cerita yang diceritakan oleh teman dan sesama siswa kami, ada beberapa lokasi, Anda tahu, per sekolah," ujarnya.

Banyak pemimpin komunitas pribumi mengharapkan penemuan yang lebih mengerikan dalam beberapa bulan mendatang. Pencarian telah menemukan kemungkinan situs pemakaman tak bertanda di provinsi Ontario dan Manitoba.

"Kami akan menemukan lebih banyak mayat dan kami tidak akan berhenti sampai kami menemukan semua anak kami," kata Cameron pada konferensi pers.

"Kita semua harus meletakkan ketidaktahuan dan rasisme yang tidak disengaja karena tidak membahas kebenaran yang dimiliki negara ini dengan penduduk asli," kata Delorme.

"Negara ini harus mendukung kita," sambungnya.

Pada awal Juni, beberapa hari setelah penemuan tulang di Kamloops, pakar hak asasi manusia PBB mendesak Ottawa dan Vatikan untuk melakukan penyelidikan penuh dan segera atas penemuan tersebut.
(ian)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1097 seconds (0.1#10.140)