Senator AS Blokir Bantuan untuk Palestina
loading...
A
A
A
“Sayangnya, tepat setelah pemerintahan Biden mengumumkan bantuan tambahan ke Tepi Barat dan Gaza, Presiden PA Abbas mengeluarkan kompensasi syahid senilai USD42.000 kepada seorang teroris Jihad Islam Palestina yang menikam dua orang Israel hingga tewas pada tahun 2015. Ini keterlaluan,” tulis Risch dalam sebuah Surat 15 Juni menjelaskan penahanannya.
“Praktik menjijikkan ini sangat mengkhawatirkan saya dan harus dibenci oleh semua anggota Kongres,” tulis Risch.
Pada tahun 2018, Kongres AS meloloskan undang-undang baru, yang disebut “Taylor Force Act”, dinamai seorang mahasiswa pascasarjana Amerika yang dibunuh oleh seorang Palestina saat dalam perjalanan pertukaran pelajar di Israel. Undang-undang tersebut memungkinkan legislator untuk memotong bantuan ke Palestina jika itu terkait dengan kemampuan PA untuk melakukan pembayaran “martir”.
Pendukung Palestina di AS mengatakan bahwa, sementara Kongres secara teknis memiliki wewenang untuk meninjau USD50 juta yang diblokir, uang tersebut ditujukan untuk proyek dan pembangunan yang ditangani oleh organisasi non-pemerintah, bukan PA.
“Mengesampingkan masalah dengan Taylor Force Act, bantuan kemanusiaan yang dipegang Senator Risch, tidak memicu dan tidak terpengaruh oleh Taylor Force Act,” kata Huwaida Arraf, pengacara hak asasi manusia Palestina-Amerika di Detroit.
“Ini memalukan, tetapi tidak mengejutkan, bahwa senator begitu kejam menahan bantuan yang sangat dibutuhkan ini,” kata Arraf kepada Al Jazeera.
Pada tahun 2018, mantan Presiden Donald Trump memotong USD200 juta dalam bantuan AS yang ditujukan untuk badan bantuan PBB bagi pengungsi Palestina. Pemerintahan Biden pada bulan April mengumumkan bahwa mereka memulihkan bantuan USD150 juta untuk badan PBB tersebut. Dana tersebut tidak terhalang oleh Taylor Force Act.
Bahkan dengan bantuan itu, cakupan kebutuhan di wilayah Palestina sangat besar.
“Gaza sedang mengalami bencana kemanusiaan,” tulis Raskin dalam suratnya yang ditandatangani oleh 145 politisi Partai Demokrat yang mendesak Risch untuk tidak menunda bantuan AS.
“Praktik menjijikkan ini sangat mengkhawatirkan saya dan harus dibenci oleh semua anggota Kongres,” tulis Risch.
Pada tahun 2018, Kongres AS meloloskan undang-undang baru, yang disebut “Taylor Force Act”, dinamai seorang mahasiswa pascasarjana Amerika yang dibunuh oleh seorang Palestina saat dalam perjalanan pertukaran pelajar di Israel. Undang-undang tersebut memungkinkan legislator untuk memotong bantuan ke Palestina jika itu terkait dengan kemampuan PA untuk melakukan pembayaran “martir”.
Pendukung Palestina di AS mengatakan bahwa, sementara Kongres secara teknis memiliki wewenang untuk meninjau USD50 juta yang diblokir, uang tersebut ditujukan untuk proyek dan pembangunan yang ditangani oleh organisasi non-pemerintah, bukan PA.
“Mengesampingkan masalah dengan Taylor Force Act, bantuan kemanusiaan yang dipegang Senator Risch, tidak memicu dan tidak terpengaruh oleh Taylor Force Act,” kata Huwaida Arraf, pengacara hak asasi manusia Palestina-Amerika di Detroit.
“Ini memalukan, tetapi tidak mengejutkan, bahwa senator begitu kejam menahan bantuan yang sangat dibutuhkan ini,” kata Arraf kepada Al Jazeera.
Pada tahun 2018, mantan Presiden Donald Trump memotong USD200 juta dalam bantuan AS yang ditujukan untuk badan bantuan PBB bagi pengungsi Palestina. Pemerintahan Biden pada bulan April mengumumkan bahwa mereka memulihkan bantuan USD150 juta untuk badan PBB tersebut. Dana tersebut tidak terhalang oleh Taylor Force Act.
Bahkan dengan bantuan itu, cakupan kebutuhan di wilayah Palestina sangat besar.
“Gaza sedang mengalami bencana kemanusiaan,” tulis Raskin dalam suratnya yang ditandatangani oleh 145 politisi Partai Demokrat yang mendesak Risch untuk tidak menunda bantuan AS.