Puluhan Situsnya Disita, Iran Peringatkan AS
loading...
A
A
A
Sebelumnya pada Oktober 2020, jaksa AS menyita jaringan domain web yang mereka klaim digunakan dalam kampanye oleh Korps Pengawal Revolusi Iran (IRGC) untuk menyebarkan "disinformasi politik" ke seluruh dunia.
Penyitaan itu terjadi ketika kekuatan dunia berusaha untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015 dan hanya beberapa hari setelah kemenangan Ebrahim Raisi dalam pemilihan presiden. Selama konferensi pers pertamanya pada hari Senin, Raisi mengatakan bahwa Iran akan terus terlibat dalam pembicaraan mengenai kebangkitan kembali perjanjian nuklir, tetapi menekankan bahwa diplomasi negara tidak akan terbatas pada kesepakatan.
"Kami tidak bermaksud untuk merundingkan kesepakatan nuklir jika mereka tidak menjamin kepentingan negara kami," tambah presiden terpilih itu.
Raisi kemudian mengecam keputusan pemerintahan Donald Trump untuk secara sepihak menarik diri dari perjanjian nuklir pada 2018 lalu dan menuduh AS "melanggarnya" dengan menjatuhkan sanksi pada Teheran. Dia menunjukkan bahwa sanksi harus dicabut, dan mengatakan dia tidak punya rencana untuk bertemu dengan PresidenAS, Joe Biden.
AS menarik diri dari kesepakatan pada 2018 dan menerapkan kembali sanksi terhadap Iran sejalan dengan "kebijakan tekanan maksimum" terhadap Teheran, dan sebagai tanggapan, Negeri Mullah itu mulai membatalkan komitmennya berdasarkan perjanjian tersebut.
Iran telah berulang kali menekankan bahwa program nuklirnya tetap damai tanpa niat untuk memproduksi senjata nuklir.
Penyitaan itu terjadi ketika kekuatan dunia berusaha untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015 dan hanya beberapa hari setelah kemenangan Ebrahim Raisi dalam pemilihan presiden. Selama konferensi pers pertamanya pada hari Senin, Raisi mengatakan bahwa Iran akan terus terlibat dalam pembicaraan mengenai kebangkitan kembali perjanjian nuklir, tetapi menekankan bahwa diplomasi negara tidak akan terbatas pada kesepakatan.
"Kami tidak bermaksud untuk merundingkan kesepakatan nuklir jika mereka tidak menjamin kepentingan negara kami," tambah presiden terpilih itu.
Raisi kemudian mengecam keputusan pemerintahan Donald Trump untuk secara sepihak menarik diri dari perjanjian nuklir pada 2018 lalu dan menuduh AS "melanggarnya" dengan menjatuhkan sanksi pada Teheran. Dia menunjukkan bahwa sanksi harus dicabut, dan mengatakan dia tidak punya rencana untuk bertemu dengan PresidenAS, Joe Biden.
AS menarik diri dari kesepakatan pada 2018 dan menerapkan kembali sanksi terhadap Iran sejalan dengan "kebijakan tekanan maksimum" terhadap Teheran, dan sebagai tanggapan, Negeri Mullah itu mulai membatalkan komitmennya berdasarkan perjanjian tersebut.
Iran telah berulang kali menekankan bahwa program nuklirnya tetap damai tanpa niat untuk memproduksi senjata nuklir.
(ian)