Kremlin Mengaku Menyadari Rencana AS Jatuhkan Sanksi Baru pada Rusia
loading...
A
A
A
MOSKOW - Kremlin menyadari kemungkinan sanksi baru Amerika Serikat (AS) terhadap Rusia dan saat ini sedang mempertimbangkan berbagai opsi. Kremlin juga mencatat bahwa pengenalan pembatasan tidak tergantung pada kehendak Presiden AS, Joe Biden.
"Kami mengetahui sanksi yang akan datang, kemungkinan sanksi yang telah dikodifikasi. Intinya, beberapa sanksi telah dikodifikasi dan penerapannya bahkan tidak bergantung pada kehendak presiden AS," kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov.
Kremlin, jelasnya, juga telah mendengar klaim yang dibuat setelah pertemuan antara Joe Biden dan Vladimir Putin, bahwa AS akan tetap pada kebijakannya terhadap proyek Nord Stream 2.
"Kami berharap bahwa kami akan dapat melanjutkan dialog kami dengan Amerika, dan kami juga pasti akan terus bekerja dengan mitra Eropa kami untuk menyelesaikan proyek dan meluncurkannya sesegera mungkin," sambungnya, seperti dilansir Sputnik pada Selasa (22/6/2021).
Peskov kemudian mengatakan pernyataan Moskow tentang pendekatan konstruktif pada pertemuan puncak Biden dan Putin tidak berarti mengabaikan penilaian yang bijaksana tentang hubungan bilateral, karena pragmatisme tetap menjadi prioritas.
"Kata-kata Putin tentang sikap konstruktif di pertemuan Jenewa tidak menunjukkan bahwa kami telah meninggalkan penilaian yang bijaksana tentang hubungan kami dengan AS, di mana pragmatisme dan 'ketenangan' adalah prioritas kami," ucapnya.
"Hasil yang konstruktif dan positif dari pertemuan tersebut sama sekali tidak menunjukkan bahwa AS akan meninggalkan esensi dari kebijakannya untuk menahan Rusia. Kami sadar bahwa ini akan berlanjut," tukasnya.
"Kami mengetahui sanksi yang akan datang, kemungkinan sanksi yang telah dikodifikasi. Intinya, beberapa sanksi telah dikodifikasi dan penerapannya bahkan tidak bergantung pada kehendak presiden AS," kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov.
Kremlin, jelasnya, juga telah mendengar klaim yang dibuat setelah pertemuan antara Joe Biden dan Vladimir Putin, bahwa AS akan tetap pada kebijakannya terhadap proyek Nord Stream 2.
"Kami berharap bahwa kami akan dapat melanjutkan dialog kami dengan Amerika, dan kami juga pasti akan terus bekerja dengan mitra Eropa kami untuk menyelesaikan proyek dan meluncurkannya sesegera mungkin," sambungnya, seperti dilansir Sputnik pada Selasa (22/6/2021).
Peskov kemudian mengatakan pernyataan Moskow tentang pendekatan konstruktif pada pertemuan puncak Biden dan Putin tidak berarti mengabaikan penilaian yang bijaksana tentang hubungan bilateral, karena pragmatisme tetap menjadi prioritas.
"Kata-kata Putin tentang sikap konstruktif di pertemuan Jenewa tidak menunjukkan bahwa kami telah meninggalkan penilaian yang bijaksana tentang hubungan kami dengan AS, di mana pragmatisme dan 'ketenangan' adalah prioritas kami," ucapnya.
"Hasil yang konstruktif dan positif dari pertemuan tersebut sama sekali tidak menunjukkan bahwa AS akan meninggalkan esensi dari kebijakannya untuk menahan Rusia. Kami sadar bahwa ini akan berlanjut," tukasnya.
(ian)