Sudah Usang dan Memecah Belah, Penyanyi Ini Minta Bendera AS Diganti
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Musisi Amerika Serikat (AS), Macy Gray, memicu kontroversi lewat artikel yang ditulisnya terkait dengan perayaan 19 Juni. Gray berpendapat AS membutuhkan bendera baru untuk menggantikan Old Glory, sebutan untuk bendera AS, yang dianggapnya telah sobek, usang dan memecah belah.
Artikel, yang diterbitkan pada Kamis lalu oleh MarketWatch, langsung menuai reaksi dari beberapa tokoh konservatif.
Artikel peraih nominasi Grammy lima kali itu muncul pada hari yang sama ketika Presiden Joe Biden menandatangani undang-undang yang menjadikan 19 Juli atau Juneteenth sebagai hari libur federal untuk memperingati berakhirnya perbudakan pada tahun 1860-an.
Dia berpendapat bahwa Old Glory telah "menggantikan" bendera Konfederasi, menyiratkan bahwa itu adalah simbol rasisme.
"Itu tidak lagi mewakili kita semua," tulis Gray. "Tidak adil dipaksa untuk menghormatinya. Sudah waktunya untuk bendera baru," sambungnya seperti dikutip dari Fox News, Sabtu (19/6/2021).
Dia melanjutkan dengan mengatakan bendera baru harus memiliki 52 bintang, dengan pasangan baru mewakili Puerto Rico dan Washington.
Dia mengklaim baik wilayah AS di Karibia dan Ibu Kota negara itu layak menjadi negara bagian dan kemurnian serta kepolosan yang diwakili oleh garis-garis putih di bendera adalah sebuah kekeliruan.
"Amerika hebat," tulisnya. "Ini indah. Murni, tidak. Itu rusak dan berkeping-keping," ia menambahkan.
Dia menyarankan garis-garisnya bisa putih pudar dan bintang-bintangnya adalah: "Warna kita semua — warna kulit Anda dan saya."
Penyanyi R&B kelahiranOhio 53 tahun lalu itu menambahkan bahwa dia percaya Amerika mewujudkan "kewaspadaan dan ketekunan" dalam warna biru dan "keberanian" di warna merah, yang akan dia pertahankan.
Pelantun "I Try" itu mencatat bahwa 50 bintang yang ada saat ini di bendera AS dirancang oleh seorang siswa sekolah menengah di akhir 1950-an, segera sebelum Hawaii dan Alaska menjadi negara bagian.
"Enam puluh dua tahun kemudian, pada tahun 2021, kami telah berubah dan saatnya untuk reset, transformasi," pungkasperempuan bernama asli Natalie Renee McIntyre itu. "Satu yang mewakili semua negara bagian dan kita semua," ia mengakhiri tulisannya.
Tidak butuh waktu lama bagi kaum konservatif untuk membalas tulisan Gray.
"Saya tidak suka membual, tapi kami agak bangga dengan bendera tua yang compang-camping itu," tweet Jenna Ellis, yang menjabat sebagai pengacara untuk mantan Presiden Donald Trump.
"@MacyGraysLife memiliki satu lagu hit sekitar 20 tahun yang lalu dan belum melakukan apa-apa sejak itu," tulis Lavern Spicer dari Partai Republik, yang mencalonkan diri untuk Kongres di Florida tahun lalu.
"Sekarang dia ingin keluar dari kegelapan dan mengatakan bahwa dia membenci bendera kita. Duniamu akan hancur jika kamu tidak berada di Amerika," sambungnya.
Gray telah menjadi pendukung aktif dalam gerakan progresif selama bertahun-tahun. Sebelum pemilu 2020, ia tampil dalam konser "I Will Vote" untuk mengumpulkan uang bagi Presiden AS saat ini Joe Biden.
Artikel, yang diterbitkan pada Kamis lalu oleh MarketWatch, langsung menuai reaksi dari beberapa tokoh konservatif.
Artikel peraih nominasi Grammy lima kali itu muncul pada hari yang sama ketika Presiden Joe Biden menandatangani undang-undang yang menjadikan 19 Juli atau Juneteenth sebagai hari libur federal untuk memperingati berakhirnya perbudakan pada tahun 1860-an.
Dia berpendapat bahwa Old Glory telah "menggantikan" bendera Konfederasi, menyiratkan bahwa itu adalah simbol rasisme.
"Itu tidak lagi mewakili kita semua," tulis Gray. "Tidak adil dipaksa untuk menghormatinya. Sudah waktunya untuk bendera baru," sambungnya seperti dikutip dari Fox News, Sabtu (19/6/2021).
Dia melanjutkan dengan mengatakan bendera baru harus memiliki 52 bintang, dengan pasangan baru mewakili Puerto Rico dan Washington.
Dia mengklaim baik wilayah AS di Karibia dan Ibu Kota negara itu layak menjadi negara bagian dan kemurnian serta kepolosan yang diwakili oleh garis-garis putih di bendera adalah sebuah kekeliruan.
"Amerika hebat," tulisnya. "Ini indah. Murni, tidak. Itu rusak dan berkeping-keping," ia menambahkan.
Dia menyarankan garis-garisnya bisa putih pudar dan bintang-bintangnya adalah: "Warna kita semua — warna kulit Anda dan saya."
Penyanyi R&B kelahiranOhio 53 tahun lalu itu menambahkan bahwa dia percaya Amerika mewujudkan "kewaspadaan dan ketekunan" dalam warna biru dan "keberanian" di warna merah, yang akan dia pertahankan.
Pelantun "I Try" itu mencatat bahwa 50 bintang yang ada saat ini di bendera AS dirancang oleh seorang siswa sekolah menengah di akhir 1950-an, segera sebelum Hawaii dan Alaska menjadi negara bagian.
"Enam puluh dua tahun kemudian, pada tahun 2021, kami telah berubah dan saatnya untuk reset, transformasi," pungkasperempuan bernama asli Natalie Renee McIntyre itu. "Satu yang mewakili semua negara bagian dan kita semua," ia mengakhiri tulisannya.
Tidak butuh waktu lama bagi kaum konservatif untuk membalas tulisan Gray.
"Saya tidak suka membual, tapi kami agak bangga dengan bendera tua yang compang-camping itu," tweet Jenna Ellis, yang menjabat sebagai pengacara untuk mantan Presiden Donald Trump.
"@MacyGraysLife memiliki satu lagu hit sekitar 20 tahun yang lalu dan belum melakukan apa-apa sejak itu," tulis Lavern Spicer dari Partai Republik, yang mencalonkan diri untuk Kongres di Florida tahun lalu.
"Sekarang dia ingin keluar dari kegelapan dan mengatakan bahwa dia membenci bendera kita. Duniamu akan hancur jika kamu tidak berada di Amerika," sambungnya.
Gray telah menjadi pendukung aktif dalam gerakan progresif selama bertahun-tahun. Sebelum pemilu 2020, ia tampil dalam konser "I Will Vote" untuk mengumpulkan uang bagi Presiden AS saat ini Joe Biden.
(ian)