Bom Mobil Meledak di Pangkalan Militer Kolombia, 36 Orang Terluka

Rabu, 16 Juni 2021 - 12:33 WIB
loading...
Bom Mobil Meledak di Pangkalan Militer Kolombia, 36 Orang Terluka
Korban ledakan bom mobil dievakuasi dari pangkalana militer di Kolombia. Foto/westernadvocate
A A A
BOGOTA - Satu bom mobil meledak di dalam pangkalan militer di kota perbatasan Kolombia , Cucuta, menyebabkan 36 orang terluka, termasuk tiga orang dalam kondisi kritis.

Selama kunjungan darurat ke pangkalan itu, Menteri Pertahanan (Menhan) Kolombia Diego Molano menggambarkan ledakan itu sebagai “serangan teroris keji” yang menargetkan tentara Kolombia dan berusaha melukai sebanyak mungkin tentara.

Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Bogota menulis di akun Twitter-nya bahwa sekelompok kecil personel militer Amerika Serikat berada di pangkalan ketika ledakan terjadi tetapi tidak terluka.



“Tentara AS berada di sana untuk melakukan latihan,” ungkap Kedutaan Besar AS.



Molano mengatakan Tentara Pembebasan Nasional, kelompok pemberontak terbesar yang tersisa di Kolombia, kemungkinan berada di balik serangan itu, meskipun dia tidak memberikan bukti apa pun untuk mendukung klaim itu.



Dia juga mengatakan anggota pembangkang Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia, kelompok yang menandatangani kesepakatan damai dengan pemerintah pada 2016, mungkin terlibat.

Cucuta terletak di perbatasan dengan Venezuela dan merupakan ibu kota negara bagian Santander Utara, tempat beberapa kelompok kriminal memperebutkan rute perdagangan narkoba.

Kelompok kriminal menggunakan perbatasan yang dipatroli secara longgar oleh Venezuela untuk menyelundupkan bahan bakar dan senjata ilegal.

Tahun lalu sekelompok pelatih dan penasihat militer AS dari Brigade Bantuan Pasukan Keamanan Pertama menghabiskan waktu di pangkalan yang dibom pada Selasa (15/6).

AS membantu militer Kolombia untuk merencanakan operasi antinarkoba.

Video yang diposting di media sosial menunjukkan asap hitam membumbung dari pangkalan diikuti ledakan keras yang menghancurkan jendela dan menghancurkan kantor.

Ledakan itu terjadi ketika protes anti-pemerintah mereda di Kolombia. Para pemimpin protes mengumumkan pada Selasa bahwa mereka akan menangguhkan pawai yang telah berlangsung selama tujuh pekan.

Sebanyak 50 orang tewas dalam protes menyoroti kemiskinan dan ketimpangan yang meningkat, yang dimulai pada 28 April.

Molano mengatakan ledakan pada Selasa terjadi tak lama setelah pukul 3 sore, ketika pria yang menyamar sebagai tentara mengendarai truk pick up putih ke pangkalan.

Pada 2019, bom mobil yang diledakkan oleh kelompok pemberontak ELN di akademi kepolisian di Bogota, menewaskan 21 orang dan mendorong pemerintah mengakhiri pembicaraan damai dengan kelompok pemberontak itu.
(sya)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2446 seconds (0.1#10.140)