Sayap Militer Hamas: Berkas Tahanan akan 'Mengejutkan' Otoritas Israel

Selasa, 15 Juni 2021 - 20:29 WIB
loading...
Sayap Militer Hamas: Berkas Tahanan akan Mengejutkan Otoritas Israel
Brigade Izzudin al Qassam berpatroli di Kota Gaza pada 23 April 2021. Foto/anadolu
A A A
JALUR GAZA - Wakil Komandan sayap militer Hamas Brigade Izzudin Al Qassam, Marwan Issa, mengatakan berkas tahanan Palestina akan "mengejutkan" otoritas pendudukan Israel .

Selain itu, Issa memperingatkan bahwa kelompok perlawanan akan mengejutkan "musuh" dan juga "teman".

Pejabat Brigade Al Qassam itu membuat komentarnya dalam satu film dokumenter yang ditayangkan pekan lalu di Al Jazeera.



“Banyak pihak meragukan kemampuan perlawanan Palestina,” ungkap Issa.



Dia menambahkan, "Saya tidak melebih-lebihkan jika saya mengatakan bahwa berkas para tahanan akan memicu beberapa kejutan bagi pendudukan Zionis."



Dia mengungkapkan bahwa pertukaran tahanan mungkin segera dilakukan. Ini, dia menunjukkan, masalah paling penting saat ini di atas meja perundingan.

"Kita tidak bisa membuang waktu lebih banyak saat kita melihat penderitaan dan rasa sakit para tahanan di dalam penjara Israel dan keluarga mereka," ungkap dia.

Pejuang perlawanan, menurut Issa, masih melindungi dan menjaga para tahanan Israel yang ditahan di Gaza.

Sementara itu, kelompok-kelompok di Palestina tidak banyak berharap terjadi perubahan besar dalam pemerintahan baru Israel setelah tergulingnya Benjamin Netanyahu.

Mereka mengatakan Perdana Menteri (PM) baru Israel Naftali Bennett kemungkinan akan menerapkan agenda sayap kanan yang sama seperti pendahulunya, Benjamin Netanyahu.

Kantor Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyebut pemungutan suara parlemen Israel pada Minggu sebagai "urusan internal Israel".

Adapun kelompok-kelompok di daerah Jalur Gaza berjanji terus memperjuangkan hak-hak Palestina. Gaza telah berada di bawah blokade udara, darat dan laut Israel sejak 2007.

Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Palestina mengeluarkan pernyataan yang mengatakan "tidak akurat" untuk menyebut pemerintah koalisi Bennett sebagai "pemerintah perubahan" kecuali ada perubahan signifikan dalam posisinya pada hak Palestina untuk menentukan nasib sendiri dan pembentukan negara merdeka yakni negara Palestina dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.
(sya)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2006 seconds (0.1#10.140)