Biden Sebut Bantu Pertahanan NATO Adalah 'Kewajiban Suci' AS
loading...
A
A
A
BRUSSELS - Presiden Amerika Serikat (AS) , Joe Biden mengatakan bahwa pertahanan NATO adalah "kewajiban suci" bagi AS. Ini adalah sebuah perubahan yang nyata dari ancaman pendahulunya Donald Trump untuk menarik diri dari aliansi itu.
Tiba di Brussel untuk menghadiri KTT NATO, Biden kembali berusaha menggalang Barat untuk mendukung strategi AS untuk menahan kebangkitan militer China, serta menunjukkan persatuan dalam menghadapi agresi Rusia.
“Pasal Lima adalah kewajiban suci. Saya ingin seluruh Eropa tahu bahwa AS ada di sana. NATO sangat penting bagi kami," ucap Biden, mengacu pada janji pertahanan kolektif NATO.
Di kesempatan yang sama, Biden mengatakan, baik Rusia dan China tidak bertindak dengan cara yang konsisten dengan apa yang mereka harapkan. Dia mengacu pada upaya Barat sejak pertengahan 1990-an untuk membawa kedua negara ke dalam demokrasi liberal.
Para pemimpin NATO khawatir tentang pembangunan militer Rusia baru-baru ini di dekat Ukraina, serta serangan rahasia dan siberuntuk melemahkan negara-negara Barat, meskipun Moskow membantah melakukan kesalahan. Sedangkan China tidak lagi dilihat sebagai mitra dagang yang ramah.
Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg mengatakan kehadiran militer China yang berkembang dari Baltik ke Afrika berarti NATO harus bersiap diri.
"China semakin dekat dengan kami. Kami melihat mereka di ruang siber, kami melihat China di Afrika, tetapi kami juga melihat China berinvestasi besar-besaran dalam infrastruktur penting kami sendiri," katanya.
Tiba di Brussel untuk menghadiri KTT NATO, Biden kembali berusaha menggalang Barat untuk mendukung strategi AS untuk menahan kebangkitan militer China, serta menunjukkan persatuan dalam menghadapi agresi Rusia.
“Pasal Lima adalah kewajiban suci. Saya ingin seluruh Eropa tahu bahwa AS ada di sana. NATO sangat penting bagi kami," ucap Biden, mengacu pada janji pertahanan kolektif NATO.
Di kesempatan yang sama, Biden mengatakan, baik Rusia dan China tidak bertindak dengan cara yang konsisten dengan apa yang mereka harapkan. Dia mengacu pada upaya Barat sejak pertengahan 1990-an untuk membawa kedua negara ke dalam demokrasi liberal.
Para pemimpin NATO khawatir tentang pembangunan militer Rusia baru-baru ini di dekat Ukraina, serta serangan rahasia dan siberuntuk melemahkan negara-negara Barat, meskipun Moskow membantah melakukan kesalahan. Sedangkan China tidak lagi dilihat sebagai mitra dagang yang ramah.
Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg mengatakan kehadiran militer China yang berkembang dari Baltik ke Afrika berarti NATO harus bersiap diri.
"China semakin dekat dengan kami. Kami melihat mereka di ruang siber, kami melihat China di Afrika, tetapi kami juga melihat China berinvestasi besar-besaran dalam infrastruktur penting kami sendiri," katanya.
(ian)