AS Tekan UEA Depak Huawei China atau Kehilangan Jet Tempur Siluman F-35

Sabtu, 12 Juni 2021 - 07:44 WIB
loading...
A A A
Keputusan akhir pemerintahan Biden tentang F-35 tidak harus dibuat sebelum masa jabatannya saat ini berakhir pada 2024. Di antara pertimbangannya: meskipun jaringan komunikasi jet dianggap relatif aman dari penyadapan China, kehadiran Huawei di jaringan komersial Emirat berpotensi memungkinkan China untuk memata-matai pilot, kontraktor, dan lainnya di pangkalan tempat F-35 akan ditempatkan.

AS juga khawatir bahwa China dapat mencuri teknologi untuk drone AS yang akan menjadi bagian dari penjualan.

Tokoh-tokoh terkemuka di Emirat belum secara terbuka menentang AS atas tuntutannya untuk menghapus Huawei, tetapi mereka telah menjelaskan ketidakpuasan mereka dengan permintaan AS mengingat pejabat Amerika masih belum menawarkan alternatif yang layak.

China adalah mitra dagang utama UEA pada tahun 2020 dengan total perdagangan USD53,67 miliar, lebih dari dua kali lipat dibandingkan dengan AS.

Huawei adalah perusahaan mitra UEA untuk meluncurkan jaringan 5G dalam kesepakatan yang diumumkan pada 2019. Pada saat itu operator telekomunikasi UEA Etisalat mengatakan Huawei akan membangun 300 menara 5G dalam enam bulan, menjelang Dubai Expo 2020.

Tahun lalu Huawei mem-posting kepala petugas keamanan ke UEA, mengatakan akan bekerja dengan negara Teluk pada keamanan siber dan mendirikan kota pintar—daerah perkotaan yang mengumpulkan data menggunakan metode elektronik.

“Kami harus dapat menguji dan bereksperimen dengan teknologi dengan semua orang dan memutuskan apa yang benar-benar paling berguna dan aman serta komersial bagi kami,” kata Khaldoon Al Mubarak, kepala eksekutif dana kekayaan Abu Dhabi Mubadala Investment Co, yang juga utusan khusus UEA untuk China, kepada mantan Menteri Keuangan AS Hank Paulson di podcast-nya "Straight Talk" pada 28 Mei.

"Penggantian apa pun harus menjadi alternatif yang kompetitif, tidak hanya dari perspektif harga tetapi juga dari perspektif teknologi," katanya.

Sebelumnya, para pejabat pemerintahan Biden menunjukkan skeptisisme terhadap kemampuan UEA untuk melindungi teknologi AS dan terhadap janji apa pun yang mungkin dibuat untuk tidak menggunakan persenjataan Amerika dalam konflik yang ditentang AS, seperti di Libya atau Yaman.

Dana Stroul, yang sekarang menjadi wakil asisten menteri pertahanan untuk Timur Tengah, dan Barbara Leaf, mantan duta besar untuk UEA yang telah dinominasikan Biden sebagai asisten menteri luar negeri untuk Urusan Timur Dekat, menyoroti kekhawatiran tersebut dalam sebuah artikel di “War on the Rocks” tahun lalu.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2172 seconds (0.1#10.140)