AS Tekan UEA Depak Huawei China atau Kehilangan Jet Tempur Siluman F-35
loading...
A
A
A
Pejabat AS menolak untuk mengatakan secara terbuka jika mereka menuntut agar UEA menghapus dan mengganti Huawei.
“Pemerintahan Biden-Harris memandang keamanan 5G sebagai prioritas tinggi,” kata Stephen Anderson, pelaksana tugas (plt) wakil asisten menteri luar negeri untuk kebijakan komunikasi dan informasi internasional, dalam sebuah pernyataan.
"Amerika Serikat bekerja dengan sekutu dan mitra untuk mendukung beragam rantai pasokan peralatan dan layanan telekomunikasi yang dapat dipercaya," katanya.
Seseorang yang akrab dengan posisi negosiasi UEA, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena pertimbangan pribadi, mengatakan negara itu memahami pentingnya melindungi teknologi sensitif. Orang itu mengatakan pembicaraan telah membuat kemajuan yang baik dan ada banyak waktu untuk mengerjakan detail teknis.
Kementerian Luar Negeri China mengatakan dalam sebuah pernyataan; "Kami berbagi pandangan bahwa kerja sama China-UEA melayani kepentingan bersama kedua belah pihak dan menguntungkan kedua bangsa dan bahwa tidak ada hubungannya dengan dan tidak menoleransi campur tangan pihak ketiga.”
Situasi ini mengingatkan pada kebuntuan AS dengan Turki, yang terputus oleh Pentagon sebagai pembeli dan pemasok suku cadang untuk F-35 setelah Presiden Recep Tayyip Erdogan membeli sistem pertahanan rudal S-400 dari Rusia saat ia memperdalam hubungannya dengan musuh AS tersebut.
Demikian pula, UEA telah berusaha untuk memelihara aliansi lamanya dengan AS sementara juga memupuk hubungan ekonomi dan keamanan yang lebih dekat dengan China sebagai lindung nilai terhadap berkurangnya keterlibatan Amerika di wilayah tersebut. Para pemimpin Emirat juga terkesima oleh keinginan pemerintahan Biden untuk kembali ke perjanjian nuklir Iran yang ditinggalkan Trump pada 2018. China, bersama dengan kekuatan dunia lainnya, terlibat dalam negosiasi untuk memulihkan kesepakatan nuklir 2015 tersebut.
Bagi AS, keseimbangannya rumit: UEA memainkan peran penting di kawasan itu dan merupakan penggerak utama di balik Kesepakatan Abraham yang menormalkan hubungan dengan Israel. Tetapi terlalu banyak menekan para pemimpin Emirat atas Huawei berisiko mendorong UEA— dan negara-negara lain—lebih jauh ke dalam pelukan China.
"Hubungan yang berkembang dengan China membuat pemerintah AS gugup, tetapi sudah terlambat untuk membalikkannya,” kata Karen Young, seorang fellow senior di Middle East Institute, saat membicarakan tentang UEA.
"Saya tidak berpikir mereka akan pernah menjadi teman, dan China tidak akan pernah menjadi penjamin keamanan untuk Teluk, tetapi mereka berguna.”
“Pemerintahan Biden-Harris memandang keamanan 5G sebagai prioritas tinggi,” kata Stephen Anderson, pelaksana tugas (plt) wakil asisten menteri luar negeri untuk kebijakan komunikasi dan informasi internasional, dalam sebuah pernyataan.
"Amerika Serikat bekerja dengan sekutu dan mitra untuk mendukung beragam rantai pasokan peralatan dan layanan telekomunikasi yang dapat dipercaya," katanya.
Seseorang yang akrab dengan posisi negosiasi UEA, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena pertimbangan pribadi, mengatakan negara itu memahami pentingnya melindungi teknologi sensitif. Orang itu mengatakan pembicaraan telah membuat kemajuan yang baik dan ada banyak waktu untuk mengerjakan detail teknis.
Kementerian Luar Negeri China mengatakan dalam sebuah pernyataan; "Kami berbagi pandangan bahwa kerja sama China-UEA melayani kepentingan bersama kedua belah pihak dan menguntungkan kedua bangsa dan bahwa tidak ada hubungannya dengan dan tidak menoleransi campur tangan pihak ketiga.”
Situasi ini mengingatkan pada kebuntuan AS dengan Turki, yang terputus oleh Pentagon sebagai pembeli dan pemasok suku cadang untuk F-35 setelah Presiden Recep Tayyip Erdogan membeli sistem pertahanan rudal S-400 dari Rusia saat ia memperdalam hubungannya dengan musuh AS tersebut.
Demikian pula, UEA telah berusaha untuk memelihara aliansi lamanya dengan AS sementara juga memupuk hubungan ekonomi dan keamanan yang lebih dekat dengan China sebagai lindung nilai terhadap berkurangnya keterlibatan Amerika di wilayah tersebut. Para pemimpin Emirat juga terkesima oleh keinginan pemerintahan Biden untuk kembali ke perjanjian nuklir Iran yang ditinggalkan Trump pada 2018. China, bersama dengan kekuatan dunia lainnya, terlibat dalam negosiasi untuk memulihkan kesepakatan nuklir 2015 tersebut.
Bagi AS, keseimbangannya rumit: UEA memainkan peran penting di kawasan itu dan merupakan penggerak utama di balik Kesepakatan Abraham yang menormalkan hubungan dengan Israel. Tetapi terlalu banyak menekan para pemimpin Emirat atas Huawei berisiko mendorong UEA— dan negara-negara lain—lebih jauh ke dalam pelukan China.
"Hubungan yang berkembang dengan China membuat pemerintah AS gugup, tetapi sudah terlambat untuk membalikkannya,” kata Karen Young, seorang fellow senior di Middle East Institute, saat membicarakan tentang UEA.
"Saya tidak berpikir mereka akan pernah menjadi teman, dan China tidak akan pernah menjadi penjamin keamanan untuk Teluk, tetapi mereka berguna.”