Buat Provokasi, Pasukan Armenia Tembaki Tentara Azerbaijan Penjaga Perbatasan
loading...
A
A
A
BAKU - Pasukan Armenia pada Kamis malam (10/6) melepaskan tembakan ke arah tentara Azerbaijan yang menjaga wilayah Kalbajar di perbatasan antara kedua negara.
Kementerian Pertahanan Azerbaijan mengatakan, “Serangan itu membuktikan bahwa pihak Armenia dengan sengaja melanjutkan kebijakan memperburuk situasi dan melakukan provokasi militer di perbatasan negara kedua negara pada malam pemilu (di Armenia)."
Tidak ada korban atau cedera yang dilaporkan oleh Kementerian Pertahanan Azerbaijan.
"Pihak Armenia bertanggung jawab penuh atas insiden itu," papar Kementerian itu.
Pada 1991, militer Armenia menduduki Nagorno-Karabakh, atau Karabakh Atas, yang diakui secara internasional sebagai wilayah Azerbaijan, dan tujuh wilayah yang berdekatan.
Pada 27 September 2020, tentara Armenia melancarkan serangan terhadap warga sipil dan pasukan Azerbaijan serta melanggar beberapa perjanjian gencatan senjata kemanusiaan.
Selama konflik 44 hari berikutnya yang berakhir dengan kesepakatan yang ditandatangani pada 10 November, Azerbaijan membebaskan beberapa kota dan hampir 300 pemukiman serta desa dari pendudukan Armenia.
Kesepakatan damai itu dianggap banyak pihak di Armenia sebagai kekalahan negara itu. Azerbaijan menganggap kesepakatan itu sebagai kemenangannya dalam perang tersebut.
Kementerian Pertahanan Azerbaijan mengatakan, “Serangan itu membuktikan bahwa pihak Armenia dengan sengaja melanjutkan kebijakan memperburuk situasi dan melakukan provokasi militer di perbatasan negara kedua negara pada malam pemilu (di Armenia)."
Tidak ada korban atau cedera yang dilaporkan oleh Kementerian Pertahanan Azerbaijan.
"Pihak Armenia bertanggung jawab penuh atas insiden itu," papar Kementerian itu.
Pada 1991, militer Armenia menduduki Nagorno-Karabakh, atau Karabakh Atas, yang diakui secara internasional sebagai wilayah Azerbaijan, dan tujuh wilayah yang berdekatan.
Pada 27 September 2020, tentara Armenia melancarkan serangan terhadap warga sipil dan pasukan Azerbaijan serta melanggar beberapa perjanjian gencatan senjata kemanusiaan.
Selama konflik 44 hari berikutnya yang berakhir dengan kesepakatan yang ditandatangani pada 10 November, Azerbaijan membebaskan beberapa kota dan hampir 300 pemukiman serta desa dari pendudukan Armenia.
Kesepakatan damai itu dianggap banyak pihak di Armenia sebagai kekalahan negara itu. Azerbaijan menganggap kesepakatan itu sebagai kemenangannya dalam perang tersebut.
(sya)