Presiden Brasil Gabung 600 Demonstran Memprotes Karantina di Rumah
loading...
A
A
A
SAO PAULO - Presiden Brasil Jair Bolsonaro bergabung dengan ratusan demonstran di luar markas tentara di ibu kota negara, Brasilia. Mereka memprotes perintah tinggal di rumah atau karantina yang dikeluarkan oleh gubernur negara bagian untuk mencegah penyebaran virus corona baru, Covid-19.
Massa demonstran sekitar 600 orang meminta tentara untuk campur tangan dalam penanganan pandemi Covid-19 dan menuntut penutupan Kongres atau Parlemen.
Beberapa demonstran dalam aksinya, pada Minggu waktu setempat, mengangkat poster bertuliskan; "Intervensi militer dengan Bolsonaro".
"Saya di sini karena saya percaya pada Anda dan Anda di sini karena Anda percaya pada Brasil," kata Presiden Bolsonaro kepada massa di belakang truk pick-up, yang dilansir AFP, Senin (20/4/2020).
Bolsonaro, yang merupakan mantan kapten tentara, terus-menerus mengkritik tindakan karantina parsial yang diadopsi oleh gubernur setempat. Karantina parsial itu juga diadopsi wilayah Sao Paulo dan Rio de Janeiro dengan tujuan menghentikan penyebaran virus corona baru.
Pada hari Jumat, Presiden Bolsonaro memecat Menteri Kesehatan Luiz Henrique Mandetta yang mendukung pembatasan pergerakan publik. Pembatasan itu, menurut Bolsonaro, merusak perekonomian.
Brasil, negara dengan populasi lebih dari 200 juta, memiliki kasus infeksi Covid-19 terbanyak di Amerika Latin, yakni lebih dari 38.000 pada hari Minggu, dengan lebih dari 2.400 kematian.
Selama pidatonya, yang diselingi dengan batuk, Presiden Bolsonaro tidak menanggapi permintaan massa untuk intervensi militer atau permintaan untuk menutup Kongres.
"Anda harus berjuang untuk negara Anda. Andalkan presiden Anda untuk melakukan apa yang diperlukan sehingga kami dapat menjamin demokrasi dan apa yang paling kita sayangi, kebebasan kita," kata Bolsonaro.
Negara bagian yang paling padat penduduknya, Sao Paulo dan Rio de Janeiro pada hari Jumat memperpanjang tindakan karantina parsial.
Menurut sebuah jajak pendapat yang diterbitkan hari Sabtu, mayoritas warga Brazil menyetujui peraturan karantina oleh pemerintah meskipun dampaknya buruk terhadap ekonomi.
Massa demonstran sekitar 600 orang meminta tentara untuk campur tangan dalam penanganan pandemi Covid-19 dan menuntut penutupan Kongres atau Parlemen.
Beberapa demonstran dalam aksinya, pada Minggu waktu setempat, mengangkat poster bertuliskan; "Intervensi militer dengan Bolsonaro".
"Saya di sini karena saya percaya pada Anda dan Anda di sini karena Anda percaya pada Brasil," kata Presiden Bolsonaro kepada massa di belakang truk pick-up, yang dilansir AFP, Senin (20/4/2020).
Bolsonaro, yang merupakan mantan kapten tentara, terus-menerus mengkritik tindakan karantina parsial yang diadopsi oleh gubernur setempat. Karantina parsial itu juga diadopsi wilayah Sao Paulo dan Rio de Janeiro dengan tujuan menghentikan penyebaran virus corona baru.
Pada hari Jumat, Presiden Bolsonaro memecat Menteri Kesehatan Luiz Henrique Mandetta yang mendukung pembatasan pergerakan publik. Pembatasan itu, menurut Bolsonaro, merusak perekonomian.
Brasil, negara dengan populasi lebih dari 200 juta, memiliki kasus infeksi Covid-19 terbanyak di Amerika Latin, yakni lebih dari 38.000 pada hari Minggu, dengan lebih dari 2.400 kematian.
Selama pidatonya, yang diselingi dengan batuk, Presiden Bolsonaro tidak menanggapi permintaan massa untuk intervensi militer atau permintaan untuk menutup Kongres.
"Anda harus berjuang untuk negara Anda. Andalkan presiden Anda untuk melakukan apa yang diperlukan sehingga kami dapat menjamin demokrasi dan apa yang paling kita sayangi, kebebasan kita," kata Bolsonaro.
Negara bagian yang paling padat penduduknya, Sao Paulo dan Rio de Janeiro pada hari Jumat memperpanjang tindakan karantina parsial.
Menurut sebuah jajak pendapat yang diterbitkan hari Sabtu, mayoritas warga Brazil menyetujui peraturan karantina oleh pemerintah meskipun dampaknya buruk terhadap ekonomi.
(min)