Kanada Sebut Nama Anggota Keluarga Muslim Korban Aksi Teror Truk Terencana

Rabu, 09 Juni 2021 - 05:06 WIB
loading...
Kanada Sebut Nama Anggota Keluarga Muslim Korban Aksi Teror Truk Terencana
Warga meletakkan bunga di tempat kejadian serangan teror saat pengemudi truk menabrak mati empat orang keluarga Muslim di London, Kanada. Foto/REUTERS
A A A
LONDON - Perdana Menteri (PM) Kanada Justin Trudeau mengidentifikasi empat anggota keluarga Muslim yang tewas dalam serangan teror yang "direncanakan" pada Minggu (6/6).

Mereka adalah satu keluarga yang terdiri atas Madiha Salman, 44, suaminya Salman Afzaal, 46, putri mereka yang berusia 15 tahun Yumna Afzaal dan ibu Afzaal yang berusia 74 tahun. Keempat korban tewas itu ditabrak kendaraan truk saat berjalan-jalan sore di London, Ontario, Kanada.

PM Trudeau mengutuk serangan itu sebagai aksi teror. Putra pasangan itu yang berusia sembilan tahun selamat dan dirawat di rumah sakit karena cedera.



Serangan itu adalah yang terburuk terhadap Muslim Kanada sejak enam orang tewas di masjid Kota Quebec pada 2017.



Seorang pria Kanada berusia 20 tahun telah didakwa dengan empat tuduhan pembunuhan dan satu percobaan pembunuhan.



Polisi mengatakan keluarga itu diyakini menjadi sasaran serangan teror karena keyakinan Muslim mereka.

Pihak berwenang sedang mempertimbangkan kemungkinan tuduhan terorisme atas apa yang dianggap sebagai kejahatan kebencian itu.

Berbicara di parlemen House of Commons Kanada pada Selasa (8/6), Trudeau mengecam aksi teror itu. "Serangan teroris yang dimotivasi oleh kebencian, di jantung salah satu komunitas kami," papar dia.

"Jika ada yang berpikir rasisme dan kebencian tidak ada di negara ini, saya ingin mengatakan ini: bagaimana kita menjelaskan kekerasan seperti itu kepada seorang anak di rumah sakit? Bagaimana kita bisa menatap mata keluarganya dan berkata, 'Islamofobia tidak nyata'?" papar dia.

Renungan dan mengheningkan cipta akan digelar pada Kamis malam di masjid London yang dihadiri anggota keluarga.

Siapa saja korbannya? Tiga generasi keluarga Afzaal terbunuh pada Minggu saat keluar untuk jalan-jalan sore.

“Lima anggota keluarga sedang menunggu untuk menyeberangi persimpangan di sepanjang Hyde Park Road London ketika truk itu menaiki trotoar dan menabrak mereka,” papar polisi.

Keluarga dan teman-teman mengatakan kepada CBC News bahwa keluarga tersebut sering terlibat dalam kegiatan komunitas mereka dan berkomitmen pada keyakinan mereka.

Setelah lulus dari London Islamic School tahun lalu, Yumna yang berusia 15 tahun duduk di kelas sembilan di Sekolah Menengah Oakridge.

“Di Oakridge, Yumna dijadwalkan menjadi perwakilan Kelas 10 di Asosiasi Pelajar Muslim,” papar presiden organisasi itu kepada CBC.

Ibu Yumna, Salman, baru-baru ini menyelesaikan gelar pasca sarjana di bidang teknik sipil dan lingkungan di Western University di London, menurut halaman LinkedIn-nya.

Tujuannya adalah untuk bekerja memecahkan "masalah geo-lingkungan" dan "berkontribusi terhadap reklamasi lingkungan alam kita".

“Salman Afzaal rendah hati dan setia kepada komunitasnya,” tutur seorang teman kepada CBC.

Nama ibu Afzaal yang berusia 74 tahun belum dirilis.

Putra pasangan itu yang berusia sembilan tahun adalah satu-satunya anggota keluarga yang diperkirakan selamat. Dia masih mengalami luka parah di rumah sakit.

Ada apa di balik serangan itu? Polisi menyebut tersangka penyerang sebagai Nathanial Veltman, 20, dari London, Ontario.

Dia ditangkap tanpa insiden di satu pusat perbelanjaan sekitar 6 km dari tempat kejadian perkara (TKP).

“Belum diketahui apakah tersangka memiliki hubungan dengan kelompok kebencian,” ujar pernyataan Detektif Inspektur Waight.

"Tidak ada hubungan sebelumnya yang diketahui antara tersangka dan para korban," papar Waight, menambahkan tersangka mengenakan rompi yang tampaknya "seperti pelindung tubuh".

Polisi mengatakan Veltman tidak memiliki keyakinan sebelumnya.

Para pejabat menambahkan cuaca cerah dan kondisi visibilitas tinggi ketika truk hitam itu terlihat menaiki trotoar di Hyde Park Road sekitar pukul 20:40 waktu setempat pada Minggu.

Seorang saksi mengatakan kepada CTV News bahwa dia harus melindungi mata putrinya dari mayat-mayat yang bergelimangan di trotoar itu.

"Ada orang di mana-mana dan berlarian," papar saksi mata Paige Martin. "Warga berusaha mengarahkan kendaraan darurat ke mana harus pergi. Ada banyak yang menunjuk dan berteriak serta melambaikan tangan."

Sensus 2016 menemukan London, sekitar 200 km barat daya Toronto, tumbuh semakin beragam. Satu dari lima orang di sana lahir di luar Kanada, dengan orang Arab menjadi kelompok minoritas terbesar di wilayah itu, dan orang Asia Selatan berada di urutan kedua.

PM Trudeau berbicara kepada parlemen setelah serangan itu. Dia menggambarkan aksi itu sebagai "tindakan kekerasan yang brutal, pengecut, dan kurang ajar."

“Pelaku tidak mewakili kita sebagai orang Kanada," papar perdana menteri Kanada itu.

Namun dia menepis anggapan bahwa jenis kekerasan ini bukan asli "Kanada", sentimen yang digemakan oleh para pemimpin oposisi Kanada.

"Kita perlu melihat ini secara langsung, kebencian ini memang ada di negara kita," tutur Trudeau.
(sya)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2326 seconds (0.1#10.140)