Netanyahu: Koalisi Oposisi 'Buah' dari Kecurangan Pemilu Terbesar
loading...
A
A
A
TEL AVIV - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengatakan, koalisi oposisi adalah hasil dari "kecurangan pemilu terbesar" dalam sejarah demokrasi. Koalisi tersebut, yang dibentuk pekan lalu, siap menggulingkan Netanyahu .
Dia membuat tuduhan tersebut setelah Kepala Badan Keamanan Israel Shin Bet, Nadav Argaman memperingatkan tentang kerusuhan di Tel Aviv, sebagai dampak perpecahan politik.
Netanyahu memfokuskan tuduhannya pada janji kampanye yang dilanggar dari orang yang akan menggantikannya sebagai perdana menteri, yakni Naftali Bennett. Baca juga: Politik Internal Bergejolak, Kerusuhan Gaya Capitol Bayangi Israel
“Kami menyaksikan kecurangan pemilu terbesar dalam sejarah negara ini, menurut pendapat saya dalam sejarah demokrasi mana pun,” kata Netanyahu, seperti dilansir Al Arabiya pada Senin (7/6/2021).
“Itulah mengapa orang merasa ditipu dan mereka merespons, mereka tidak boleh diam,” sambungnya, merujuk secara tidak langsung pada janji kampanye Bennett untuk tidak bekerja sama dengan Lapid dan lainnya.
Bennett sempat berjanji untuk tidak bermitra dengan partai-partai sayap kiri, tengah dan Arab. Tetapi, pekan lalu dia mengumumkan dengan pemimpin oposisi Yair Lapid bahwa mereka telah membentuk koalisi pemerintahan dengan faksi-faksi dari seluruh spektrum politik.
Di bawah kesepakatan rotasi, Bennett akan menjabat sebagai Perdana Menteri Israel untuk dua tahun pertama, kemudian dua tahun berikutnya adalah Lapid.
Tidak ada tanggal yang ditetapkan untuk pemungutan suara di parlemen untuk menyetujui pemerintah baru, sebagai tindak lanjut dari pemilihan umum pada 23 Maret. Tetapi, pemerintahan baru itu diperkirakan akan dilantik pada 14 Juni.
Dia membuat tuduhan tersebut setelah Kepala Badan Keamanan Israel Shin Bet, Nadav Argaman memperingatkan tentang kerusuhan di Tel Aviv, sebagai dampak perpecahan politik.
Netanyahu memfokuskan tuduhannya pada janji kampanye yang dilanggar dari orang yang akan menggantikannya sebagai perdana menteri, yakni Naftali Bennett. Baca juga: Politik Internal Bergejolak, Kerusuhan Gaya Capitol Bayangi Israel
“Kami menyaksikan kecurangan pemilu terbesar dalam sejarah negara ini, menurut pendapat saya dalam sejarah demokrasi mana pun,” kata Netanyahu, seperti dilansir Al Arabiya pada Senin (7/6/2021).
“Itulah mengapa orang merasa ditipu dan mereka merespons, mereka tidak boleh diam,” sambungnya, merujuk secara tidak langsung pada janji kampanye Bennett untuk tidak bekerja sama dengan Lapid dan lainnya.
Bennett sempat berjanji untuk tidak bermitra dengan partai-partai sayap kiri, tengah dan Arab. Tetapi, pekan lalu dia mengumumkan dengan pemimpin oposisi Yair Lapid bahwa mereka telah membentuk koalisi pemerintahan dengan faksi-faksi dari seluruh spektrum politik.
Di bawah kesepakatan rotasi, Bennett akan menjabat sebagai Perdana Menteri Israel untuk dua tahun pertama, kemudian dua tahun berikutnya adalah Lapid.
Tidak ada tanggal yang ditetapkan untuk pemungutan suara di parlemen untuk menyetujui pemerintah baru, sebagai tindak lanjut dari pemilihan umum pada 23 Maret. Tetapi, pemerintahan baru itu diperkirakan akan dilantik pada 14 Juni.
(ian)